Mutual respect and caring saling menghormati dan peduli 3.
Excellence unggul Dicipline and continous Improvement kaizen
Disiplin dan perbaikan trus menerus
3.3. Sumber Daya Manusia
Usaha perkebunan merupakan jenis usaha yang sangat padat karya untuk panen yang Lonsum hasilkan. Mulai dari penelitian, perawatan, dan penanaman, panenan,
pengolahan, manajemen lingkungan, manajemen penjualan dan finansial, hingga kemampuan para karyawan berperan penting bagi keberhasilan perseroan dan manfaat
bagi seluruh pemangku kepentingan kami. Pengembangan karyawan kami seiring dengan struktur dan kultur dimana mereka beroperasi merupakan prioritas utama
Perseroan. Departemen Sumber Daya Manusia Lonsum melaksanakan fungsi-fungsi
standar yang mencakup administrasi, penggajian, hubungan industrial, manajemen pelatihan dan kinerja karyawan. Namun demikian, selama tahun 2008 Perseroan
menunjukkan komitmennya terhadap pelatihan dan pengambangan karyawan melalui pembentukan fungsi utama Human Capital Development HCD. HCD telah mengambil
alih tanggung jawab untuk pengembangan dan implementasi pelatihan atau pengambangan organisasi dan program pengembangan budaya di dalam perseroan.
HCD bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan bidang keterampilan dasar, manajemen fungsional dan kepemimpinan bagi para
Universitas Sumatera Utara
karyawan untuk memastikan bahwa kegiatan perkebunan sehari-hari dilandasi oleh pengalaman dan budaya Lonsum.
Perseroan menyelenggarakan berbagai macam program pelatihan yang mencakup program teknis, kepemimpinan, dan motivasional. Program pelatihan
menggunakan pendekatan berbagai pengalaman yang mensyaratkan para pesrta untuk mempelajari keterampilan baru di lapangan dan menyelesaikan proyek-proyek
pascapelatihan. Para manajer lini terlibat dalam pelatihan sebagai fasilitator, sedangkan para instruktur berpengalaman dari lembaga ekternal diundang untuk berpartisipasi.
3.4. Tata Kelola Perusahaan
Lonsum menjunjung tinggi standar tata kelola perusahaan yang baik dan mewujudkan komitmennya selama beberapa tahun terakhir melalui kepatuhannya
dengan kerangka peraturan internal dan eksternal yang bertujuan untuk memperkuat keterbukaan, akuntabilitas, pertanggungjawaban, pelajaran dan kemandirian.
Titik awal lonsum adalah kepatuhannya terhadap seluruh perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di Indonesia. Bagaimanapun juga, Perseroan telah
menetapkan tolak ukur yang nyata-nyata lebih tinggi di bagian tertentu untuk mencapai standar internal yang menjadi aspirasi Perseroan. Sebagai contoh yaitu penggunaan
Principles dan Criteria PC dari RSPU yang mencakup berbagai aspek operasional, yang terkait langsung dengan tata kelola yang baik, seperti keterbukaan, kepatuhan
terhadap hukum, tanggung jawab lingkungan, tanggung jawab terhadap karyawan dan masyarakat.
Pada januari 2006, Perseroan menerapkan Code off Conduct pedoman perilaku baru yang memberi panduan tentang etika dan perilaku di lingkungan kerja bagi
Universitas Sumatera Utara
seluruh karyawan dan direksi. Seiring dengan implementasi P dan C dari RSPU Perseroan juga mengembangkan pedoman kebijakan yang komprehesif, SOP dan
pedoman pelaksanaan yang mencakup seluruh bidang operasionalnya. Pedoman tersebut berisi uraian prosedur yang terkait dengan audit internal, menejemen resiko,
SDM, akuntansi dan keuangan, penjualan, pengadaan, keamaa dan menejemn lingkungan.
Pedoman tersebut disertai dengan kewajiban-kewajiban bagi karyawan dan direksi untuk menyerahkan pernyataan pengungkapan infarmasi tentang benturan
kepentingan yang bersifat konfidensial kepada Perseroan. Pada januari 2009, Direksi menerbitkan serangkaian ketentuan tentang Peraturan Benturan kepentingan sebagai
pedoman untuk mengenali terjadinya benturan kepentingan. Pedoman tersebut mengatur perinsip-prinsip keterbukaan informasi tentang peristiwa benturan dan yang di anggap
sebagai benturan kepentingan, serta mengatur kegiatan seperti transaksi dengan pelanggan dan pemasok, pemegang posisi menejemen atau kepentingan ekonomi dalam
bisnis yang terkait, rekrutmen, dan perdagangan sekuritas. Pedoman prilaku dan ketentuan benturan-benturan kepentingan the Code of
Conduct dan Conflict of Interest Rules bertujuan dan memastikan bahwa perseroan dan seluruh karyawan menjalankan prilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Lonsum.
Pada awal 2007, Lonsum membangun sebuah sistem hotline internal whistle blower konsisten dengan komitmen Perseroan dan mempertahankan standar etika dalam prilaku
bisnis. Hotline tersebut menyediakan mekanisme bagi seluruh karyawan, termasuk pihak luar seperti vendor, untuk melaporkan setiap aktivitas yang dianggap ilegal atau
menyimpang dari etika. Unit audit internal melakukan penyelidikan yang perlu dan
Universitas Sumatera Utara
kemudian melaporkannya kepada direksi, komite audit dan komite manajemen resiko untuk menetapkan tindakan yang sesuai.
a. Audit Internal dan Manajemen Resiko
Tanggung jawab penuh untuk koordinasi fungsi kontrol dan pemantauan terhadap Perseroan berada di tangan Dewan Komisaris, yang harus
dipertanggung jawabkan kepada para pemegang saham. Fungsi kontrol dan pemantauan meliputi SOP yang berlaku di setiap departemen dan unit bisnis,
fungsi audit internal dan audit eksternal. Departemen Audit Internal secara fungsional melapor kepada komite audit dan
secara administratif kepada presiden direktur. Audit internal menyiapkan rencana audit tahunan berdasarkan pada penilaian resiko yang dilakukan oleh
unit manajemen. Resiko RM serta indikator-indikator resiko yang disusun oleh audit internal.
Rancangan audit internal menargetkan bidang-bidang resiko atau proses operasional yang paling rawan untuk ditinjau, pengujian sistem kontrol untuk
memastikan bahwa resiko-resiko utama telah dimitigasikan secara tepat dan rekomendasi tindak perbaikan bila diperlukan. Audit Internal juga menelusuri
tindakan-tindakan perbaikan yang telah disetujui untuk memastikan bahwa hal- hal tersebut telah dilakukan dengan baik.
b. Komite di bawah Dewan Komisaris
Struktur yang mengatur Perseroan ditandai dengan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab yang jelas antara Dewan Komisaris dan Direksi. Hal ini telah
Universitas Sumatera Utara
diperkuat sejak tahun yang lalu dengan pelaksanaan sejumlah perubahan pada anggaran dasar perseroan, yang telah meningkatkan mekanisme Cheeck and
Balanced pada Direksi dengan memperluas keputusan-keputusan yang harus memperoleh persetujuan dari dewan komisaris. Dewan komisaris dalam
melaksanakan tugasnya dibantu oleh tiga komite. 1.
Komite Audit Komite Audit memiliki mandat yang luas untuk:
a. Meninjau laporan keuangan interim bersama manajemen dan auditor
eksternal sebelum menyampaikan kepada regulator dan mempertimbangkan aspek kelengkapan dan konsistensinya dengan
informasi yang diketahui oleh para anggota komite. b.
Meninjau persoalan akuntansi dan laporan yang penting untuk mengetahui pengaruhnya terhadap aparat keuangan.
c. Meninjau kinerja auditor eksternal dan mengupayakan persetujuan akhir
terhadap penunjukkan atau pembebasan tugas auditor. d.
Menilai independensi dan objektivitas dari auditor eksternal Perseroan. e.
Melakukan pertemuan khusus dengan auditor ekternal untuk membahas masalah-masalah yang mungkin timbul dari laporan keuangan Perseroan,
tinjauan terhadap kontrol internal oleh auditor ekternal.
Universitas Sumatera Utara
f. Melakukan pertemuan khusus dengan unit audit internal Perseroan untuk
membahas berbagai masalah pengendalian dari waktu ke waktu. g.
Meninjau fungsi kontrol dan pemantauan yang dilaksanakan oleh departemen audit internal, pelaporan keuangan, manajemen resiko dan
proses bisnis serta kontrol internal dan sistem tata kelola Perseroan. 2.
Komite Manajemen Resiko Komite Manajemen memiliki mandat untuk memastikan bahwa:
a. Perseroan telah merancang dan mengimplementasikan kebijakan
manajemen resiko secara cermat sepanjang waktu. b.
Sumber-sumber daya dan struktur yang memadai tersedia untuk mendukung program manajamen resiko.
c. Perhatian yang layak dari direksi dan manajemen terhadap bidang-bidang
resiko yang relevan dan setiap strategi metigasi yang diidentifikasi. d.
Prioritas dan strategi manajamen resiko dilaporkan secara tepat kepada dewan komisaris.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PENYAJIAN DATA
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka hasil-hasil penelitian akan diuraikan dalam bentuk kuesioner. Kuesioner disebarkan kepada responden sebanyak 50
orang karyawan yang bekerja di PT.PP Lonsum, Tbk Medan. Adapun kuesioner ini merupakan daftar pertanyaan dimana terdiri 34 pertanyaan yang dibagi ke dalam dua
kategori, diantaranya adalah sebagai berikut: 1.
Bagian pertama berisikan pertanyaan mengenai identitas responden yang terdiri dari empat pertanyaan.
2. Bagian kedua berisikan pertanyaan dari masing-masing variabel, yaitu variabel
kompetensi sumber daya manusia yang terdiri dari 15 pertanyaan dan variabel kinerja karyawan yang terdiri dari 19 pertanyaan.
Untuk mengetahui gambaran yang jelas dari kuesioner tersebut, maka di bawah ini disajikan tabel-tabel distribusi kemudian diinterpretasikan.
4.1. Deskripsi Data Identitas Responden
Berikut jawaban responden berdasarkan identitas, antara lain sebagai berikut: Tabel 2. Distribusi Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin
Jumlah Persentase
1. Pria
36 72
2. Wanita
14 28
Jumlah 50
100 Sumber: Hasil Penelitian 2010
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dilihat bahwa seluruh responden berjumlah 50 orang, mayoritas responden yang ada di PT.PP London Sumatra, Tbk adalah pria
yaitu sebanyak 36 orang 72 se dangkan wanita sebesar 14 orang 28. Dari data
Universitas Sumatera Utara