dan kamar mandi. Hal tersebut disebabkan kedua kuadran tersebut di posisi tingkat kepentingan konsumen yang tinggi, hanya saja pada kuadran A tingkat
kinerja pedagang Pujaseri tidak bisa memenuhi harapan konsumen. Atribut tersebut adalah toilet, kebersihan tempat, tempat ibadah, kecepatan pelayanan, dan
areal parkir. Untuk kuadran B, atribut yang tingkat kinerjanya tinggi diantara atribut-atribut lainnya, antara lain: rasa masakan, kondisi kesegaran, responden
pedagang atau pelayanan dalam menanggapi keluhan, serta keramahan pedagang atau pelayan.
Faktor atau atribut yang tingkat kinerja cukup tinggi dan hampir mendekati harapan atau tingkat konsumen adalah rasa masakan, aneka menu yang
ditawarkan, dan respon pedagang dalam menangani keluhan. Akan tetapi secara umum dari semua faktor tersebut ternyata memiliki tingkat kinerja yang belum
sepenuhnya dapat menyamai tingkat kepentingan atau harapan konsumen. Melalui analisis Gap yang telah dilakukan maka semua atribut yang dinilai
konsumen, yaitu kinerja Pujaseri maupun kepentingan konsumen, masih terdapat gap yakni tingkat kinerja lebih rendah dibanding tingkat kepentingan. Bahkan
beberapa atribut memiliki gap yang tinggi terutama kamar mandi atau toilet sebesar -1,46. Maka kesimpulan yang dapat ditarik yaitu tingkat kepuasan
konsumen dari faktor keseluruhan faktor atau atribut belum sepenuhnya tercapai.
2.3. Kerangka pemikiran
Dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah tingkat motivasi kunjungan wisatawan dan tingkat kepuasan wisatawan. Ada empat atribut motivasi dan
empat atribut pelayanan. Atribut motivasi diantaranya adalah pendidikan, hiburan,
kesehatan, dan bisnis. Sedangkan untuk atribut pelayanan adalah aksesibilitas, variasi obyek wisata, infrastruktur, dan ekonomis. Atribut-atribut tersebut
nantinya akan dinilai oleh wisatawan dengan menilai kinerjanya dalam memenuhi harapan wisatawan terhadap atribut tersebut.
Kepuasan wisatawan menjadi prioritas utama dimana tingkat kepentingan dan harapan wisatawan serta pelaksanaan atau kinerja yang dilakukan suatu
perusahaan harus sesuai. Untuk mengetahui kualitas pelayanan pada suatu perusahaan, apakah kinerjanya telah sesuai dengan tingkat kepentingan dan
harapan wisatawan, bisa menggunakan metode importance performance. Bagan Kerangka pemikiran di lampiran berikutnya.
Error
Kunjungan Wisatawan ke Taman Nasional Gunung
Gede Pangrango
Atribut Motivasi 1. Pendidikan
2. Hiburan 3. Kesehatan
4. Bisnis Atribut Pelayanan
1. Aksesibilitas 2. Variasi Obyek Wisata
3. Infrastruktur 4. Ekonomis
Tingkat kepentingan harapan konsumen
importance Importance performance
Tingkat kinerja pelaksanaan Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango Performance f
Kepentingan Motivasi Kunjungan Wisatawan
Gambar 1. Bagan Alur Kerangka Pemikiran Konseptual
Analisis Gap
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan waktu penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, yang beralamat di Cibodas kabupaten Cianjur Jawa Barat. Lokasi ini dipilih
karena Taman Nasional Gunung Gede Pangrango merupakan tempat wisata alam yang sangat menarik bagi wisatawan. Selain udara yang sejuk, Taman Nasional
Gunung Gede Pangrango ini juga salah satu tempat untuk menjernihkan fikiran dari aktivitas-aktivitas rutin yang dijalankan dalam kegiatan sehari-hari yang
membuat jenuh, stress. Penelitian ini dilakukan dalam waktu tiga bulan, yaitu berkisar antara Bulan Oktober, November, Desember 2006.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Data primer diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada responden, sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai sumber seperti literatur yang
terkait dengan penelitian ini, dokumen yang relevan dan tertulis dipadukan sehubungan dengan penelitian ini.
Adapun data primer yang dibutuhkan antara lain adalah:
1. Karakteristik responden
a. Jenis kelamin
b. Umur c.
Pendidikan d. Pekerjaan
e. Asal wisatawan