Pengertian Motivasi Motivasi Pengunjung Kepuasan Konsumen

Produk adalah sesuatu yang dihasilkan melalui proses produksi. Sedangkan produk dari usaha pariwisata adalah segala barang dan layanan jasa yang dibutuhkan oleh wisatawan sejak berangkat meninggalkan tempat kediamannya, sampai ia kembali ketempat tinggalnya. Secara garis besar cirri-ciri produk usaha pariwisata yaitu : 1. Tidak dapat dipindah tangankan dari konsumen satu ke konsumen yang lain. 2. Proses produksi dan konsumsi terjadi pada saat yang bersamaan. 3. Tidak dapat ditimbun seperti pada usaha yang menghasilkan barang. 4. Tidak mempunyai standard atau ukuran yang baku dan obyektif seperti pada industri barang. 5. Permintaan terhadap produk sangat tidak tetap dan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomis. 6. Calon konsumen tidak dapat mencoba atau mencicipi produk yang akan dibeli 7. Kualitas produk sangat tergantung pada tenaga manusia yang tidak dapat digantikan dengan mesin. Penyediaan produk usaha pariwisata memerlukan biaya yang sangat besar, dengan tingkat resiko yang tinggi karena perubahan elastisitas permintaan.

2.1.5. Pengertian Motivasi

Istilah motivasi motivation berasal dari bahasa latin, yakni movere, yang berarti “menggerakkan” to move. Handoko 1984: 252, motivasi diartikan sebagai keadaan dalam diri pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Mitchell dalam Winardi 2001: 1, motivasi mewakili proses-proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela yang diarahkan ke arah tujuan tertentu. Barata 2003: 182 mengatakan bahwa motivasi adalah keadaan dalam diri seseorang yang menyebabkan mereka berprilaku atau mau melakukan sesuatu dengan cara yang menjamin tercapainya suatu tujuan. Secara singkat motivasi dapat diartikan sebagai kemauan untuk melakukan sesuatu. Menurut Cascio dalam Hasibuan 1996:95, motivasi adalah suatu kekuatan yang dihasilkan dari keinginan seseorang untuk memuaskan kebutuhannya.

2.1.6. Motivasi Pengunjung

Kegiatan pariwisata sangat erat hubungannya dengan motivasi pengunjung. Motivasi untuk berwisata Anonimous, 1984 , meliputi: 1. Berwisata untuk memperoleh kehidupan sementara dalam tata lingkungan alam. 2. Orientasi ke lingkungan alam. 3. Pendidikan dalam laboratorium alam. 4. Penelitian dalam mengkaji alam lingkungan. 5. Aspirasi gejala dan keunikan alam. 6. Olahraga dengan berbagi jenisnya, yang merupakan hobby dalam rangka mendapatkan kesegaran jasmani dan rohani. 7. Ziarah dan pengobatan. Motivasi para wisatawan dalam menguji obyek-obyek pariwisata tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh berbagai faktor. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi para wisatawan untuk mendatangi suatu objek pariwisata adalah: 1 Faktor pendidikan, 2 Faktor pendapatan, 3 Faktor pengeluaran di lokasi wisata, 4 alasan berwisata, 5 Preferensi para wisatawan pada obyek wista tersebut dan 6 Kesiapan untuk berwisata Tim LPPM-IPB,1991.

2.1.7. Motivasi Pariwisata

Purwanto dan Hilmi 1994:30, motivasi pariwisata adalah keinginan seseorang untuk melakukan perjalan wisata. Mayo dan Jarvis dalam Gleen F Ross, 1998:33, mengatakan bahwa motivasi untuk berpariwisata dapat dibagi ke dalam empat kategori : 1. Motivasi fisik: istirahat fisik, ikut berolah raga, rekreasi pantai, hiburan yang membuat tubuh tidak tegang, dan pertimbangan kesehatan. 2. Motivasi Budaya: keinginan mengetahui negara lain, misalnya seni, adat istiadat, tari, lukisan, dan agama. 3. Motivasi Antar pribadi: keinginan bertemu muka-muka baru, mengunjungi teman atau sanak saudara, melarikan diri dari kegiatan sehari-hari, atau menciptakan sahabat baru. 4. Motivasi Status dan Martabat: kebutuhan akan pengakuan, perhatian, penghargaan dan reputasi. Motivasi seseorang untuk berwisata timbul oleh beberapa keinginan yang sudah menjadi sifat manusia seperti menyelidiki atau mengenal hal-hal yang belum dikenal. Perjalanan wisata yang dilakukan dewasa ini memiliki motivasi yang bervariasi dan setiap orang belum tentu sama motivasinya dalam melakukan perjalanan wisata. Dalam buku berjudul Pengantar Ilmu Pariwisata, Oka Yoeti dalam Purwanto dan Hilmi 1994:30, menyebutkan bahwa motivasi orang melakukan perjalanan wisata dapat dikelompokkan menjadi :

1. Alasan pendidikan:

a. Ingin melihat bagaimana rakyat negara lain bekerja dan bagaimana cara hidupnya. b. Ingin melihat kemajuan-kemajuan yang telah dicapai negara lain. c. Ingin menyaksikan tempat-tempat bersejarah, peninggalan- peninggalan zaman kuno, monumen-monumen, kesenian rakyat, industri kerajinan, festival, keindahan alam dan sebagainya. d. Untuk mendapatkan saling pengertian dan ide-ide baru ataupun penemuan-penemuan baru. e. Untuk berpartisipasi dalam suatu festival kebudayaan, kesenian dan sebagainya.

2. Alasan hiburan

a. Menghindarkan diri dari kesibukan sehari-hari dan kewajiban rutin. b. Untuk melihat daerah-daerah baru, masyarakat asing, dan untuk mendapatkan pengalaman. c. Untuk mendapatkan atau menggunakan kesempatan yang ada atau untuk memperoleh kegembiraan. d. Untuk mendapatkan suasana romantisme yang berkesan, terutama untuk pasangan yang sedang berbulan madu.

3. Alasan kesehatan

a. Untuk beristirahat dan mengembalikan kekuatan setelah bekerja keras dan menghilangkan ketegangan pikiran. b. Untuk melatih diri dan ikut dalam pertandingan olah raga tertentu, seperti olimpiade c. Untuk menyembuhkan diri dari suatu penyakit tertentu. d. Melakukan rekreasi dalam menghabiskan masa liburan.

4. Alasan bisnis

a. Untuk menyaksikan suatu pameran, kamar dagang, karya wisata, atau meninjau suatu proyek dan lain-lain. b. Menghadiri konferensi, seminar, simposium, dan pertemuan ilmiah lainnya. c. Mengikuti perjanjian kerjasama, pertemuan politik dan undangan negara lain yang berhubungan dengan kenegaraan. d. Untuk ikut kegiatan sosial.

2.1.8. Kepuasan Konsumen

Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapannya, Oliver dalam Supranto 1997:233. Sedangkan kepuasan konsumen adalah persepsi pelanggan mengenai kualitas pada dimensi jasa dan dimensi produk. Selain dimensi tersebut terdapat faktor lainnya seperti harga serta faktor-faktor yang bersifat pribadi serta yang bersifat situasi sesaat, Rangkuti 2003:30

2.2. Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian Riko Saputra, dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Kepuasan Wisatawan Hutan Kota Tanah Tinggal , dengan menggunakan metode Importance-Performance , menyimpulkan bahwa secara umum wisata hutan kota telah memberikan pelayanan yang baik kepada wisatawannya, hal ini bisa dilihat dari jumlah pengunjungnya yang semakin meningkat pada periode tertentu. Selain itu diketahui pula bahwa terdapat beberapa variabel yang memiliki tingkat kepentingan dan tingkat kinerja yang tinggi, yaitu: kemudahan dalam menjangkau lokasi, sarana parkir yang memadai, dimensi tanggapan terhadap keluhan, keamanan area, dan kenyamanan. Berdasarkan posisi masing-masing variabel pada setiap kuadran, strategi yang dapat dilakukan antara lain menambah keragaman obyek wisata, membuat inovasi-inovasi baru dari obyek-obyek wisata yang telah ada, memberikan pengarahan kepada karyawan untuk melayani wisatawan dengan sebaik-baiknya. Delvin Raya Siregar, 2006 dalam penelitiannya yang bejudul Analisis Faktor Kepuasan Konsumen Ikan Konsumsi Di Pujaseri Muara Angke Metode