Rekruitmen Ir. Nazlina, MT

demikian pada umumnya adalah responden pendatang dan bermukim di pinggiran Kota Medan. Pekerja yang enggan menggunakan alat pelindung diri pada umumnya adalah pekerja yang lama bekerja antara 2 – 3 tahun, sedangkan pekerja yang telah bekerja 3 tahun lebih menyadari perlunya menggunakan alat pelindung diri dalam bekerja. Menurut Dalyono yang dikutip Ikhwan 2004 menyatakan bahwa tenaga kerja yang bekerja 3 tahun diharapkan telah memiliki pengalaman dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan yang optimal dengan keamanan yang lebih baik. Demikian halnya hasil penelitian Pandji 2001 dalam Ravianto 1990 mengatakan bahwa tenaga kerja yang mempunyai masa kerja yang lama akan lebih terampil dan berpengalaman di dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil dan keamanan bekerja lebih baik.

5.2. Rekruitmen

Sistem rekruitmen dari pekerja yang melamar sebagai pekerja bangunan pada umumnya adalah melalui informasi lisan dari satu pekerja ke pekerja lain, sehingga kualitas dan pengalaan dari pekerja tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan, namun kualitas dan kemampuan kerjanya akan dibuktikan pada saat ianya melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008 USU Repository © 2008 Namun bagi pekerja yang bertugas sebagai mandor, pengawas dan site manajer secara umum memiliki latar belakang pendidikan teknik, baik yang diperolehnya dari bangku sekolah maupun dari kursus-kursus singkat yang diikuti. Untuk pekerjaan untuk tugas yang demikian secara umum rekruitmen dilakukan dengan melakukan test kemampuan lapangan seperti pengenalan peralatan teknik, penentuan campuran, teknik pemasangan cetakan beton dan sebagainya. Para pekerja yang direkrut yang secara menjadi tanggung jawab dari pekerja yang membawahinya, sehingga rekruitmen pekerja lebih banyak didasarkan pada siapa yang membawa dan menjamin kemampuan pekerja tersebut. Pekerja yang dijamini oleh pekerja yang senior akan lebih mudah menduduki posisi pekerja sebagai tukang atau bahkan kedudukan yang lebih tinggi seperti kepala tukang atau mandor. Pekerja yang direkrut secara rekomendasi dari pekerja bangunan lainnya sering membawa ekses pada pekerja yang membawanya. Setiap kesalahan dari pekerja yang direkomendasikan akan memberikan penilaian tersendiri bagi pekerja yang membawanya, sanksi yang diterima hanya berupa saksi moral berupa di lain waktu tidak akan diizinkan lagi membawa teman atau keluarganya untuk bekerja di proyek yang dikelola kontraktor dan konsultan pengawas tersebut. Hasil penelitian terhadap kuesioner responden bahwa sistem perekrutan pekerja secara umum adalah dengan merekrut pekerja yang telah memiliki pengalaman sebanyak 64 responden 64. Hal ini disebabkan sistem perekrutan Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008 USU Repository © 2008 yang mengandalkan kemampuan pekerja pengalaman dipandang lebih menguntungkan untuk dipekerjakan sebagai tukang dan kepala tukang. Sehingga jika yang direkrut itu adalah pekerja yang berpengalaman maka proses pembangunan bangunan tersebut akan lebih lancar serta diharapkan sesuai dengan bestek dan akan selesai tepat pada waktunya. Namun diperoleh juga pendapat responden yang berpendapat bahwa sistem perekrutan tersebut berasal dari pekerja yang tidak berpengalaman, yaitu pendapat dari 36 responden 36 , hal ini disebabkan pekerja tersebut masuk bekerja hanya bekerja sebagai kenek pembantu kenek.

5.3. Pelatihan