BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kecelakaan dan Kesehatan Kerja K3
Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992, Pasal 23 tentang Kesehatan disebutkan bahwa Kesehatan Kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas
kerja secara optimal yang meliputi pelayanan kesehatan pencegahan penyakit akibat kerja.
Menurut Suma’nur 1987 kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan hubungan kerja pada perusahaan. Hubungan kerja di sini dapat
berarti, bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Maka dalam hal ini, terdapat dua permasalahan penting
yaitu: 1 Kecelakaan akibat langsung pekerjaan, 2 Kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan.
Ditinjau dari aspek yuridis K3 adalah upaya perlindungan bagi keselamatan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan di tempat kerja dan melindungi keselamatan
setiap orang yang memasuki tempat kerja, serta agar sumber produksi dapat dipergunakan secara aman dan efisien, jika ditinjau dari efek teknis K3 adalah ilmu
pengetahuan dan penerapan mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Penerapan K3 dijabarkan kedalam sistem manajemen yang disebut SMK3
Somaryanto, 2002.
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008 USU Repository © 2008
Tujuan dari upaya kesehatan kerja adalah untuk: 1.
Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktivitas.
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.
3. Memelihara dan mempergunakan sumber produksi secara aman dan efisien
Sama’nur, 1992. Menurut Dewi 2006, dalam hubungan kondisi-kondisi dan situasi
di Indonesia, keselamatan kerja adalah sarana utama dalam pencegahan penyakit, cacat kematian yang disebabkan oleh penyakit akibat hubungan kerja. Kesehatan
kerja yang baik adalah pintu gerbang bagi keamanan tenaga kerja. Secara filosofi keselamatan dan kesehatan kerja K3 adalah suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan
budayanya menuju masyarakat adil dan makmur Depnaker RI, 1993. Menurut Suma’nur 1987 keselamatan kerja adalah keselamatan yang
bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan.
Di mana sasaran keselamatan kerja adalah segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air, maupun di udara.
Keselamatan dan kesehatan kerja ditinjau berdasarkan aspek secara yuridis adalah upaya perlindungan bagi keselamatan tenaga kerja dalam melakukan
pekerjaan di tempat kerja dan melindungi keselamatan setiap orang yang memasuki
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008 USU Repository © 2008
tempat kerja, serta agar sumber produksi dapat dipergunakan secara aman dan efisien. Peninjauan dari aspek teknis keselamatan dan kesehatan kerja K3 adalah ilmu
pengetahuan dan penerapan mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Penerapan K3 dijabarkan ke dalam sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja yang disebut SMK 3 Soemaryanto, 2002. Dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja dibutuhkan kebijakan
dari manajemen perusahaan, sehingga sekali kebijakan telah ditetapkan akan menjadi pedoman pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja dalam lingkungan perusahaan
sampai diterbitkannya kebijakan lain yang menggantikan kebijakan terdahulu. Menurut Muhammad 2005 kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
merupakan komponen dasar kebijakan manajemen yang akan memberi arah bagi setiap pertimbangan yang menyangkut aspek operasional dari kualitas, volume dan
hubungan kerja. Sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.05MEN1996
disebutkan bahwa: kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja K3 adalah suatu pernyataan tertulis yang dibuat melalui proses konsultasi antara pengurus dan wakil
tenaga kerja yang memuat keseluruhan tujuan perusahaan, komitmen dan tekad melaksanakan K3, kerangka dan program kerja perusahaan yang bersifat umum dan
operasional. Kebijakan ini ditanda tangani oleh pengusaha dan atau pengurus. Menurut Tunggal S. W 1996 tahapan keselamatan dan kesehatan kerja memiliki
beberapa tahapan antara lain:
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008 USU Repository © 2008
1. Perencanaan Identifikasi Bahaya, Penilaian, dan Pengendalian Resiko.
Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko dari kegiatan produk barang dan tanda jasa harus dipertimbangkan pada saat merumuskan rencana
untuk memenuhi kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja, karenanya harus dipelihara dan ditetapkan prosedurnya.
2. Peraturan Perundangan dan Peraturan Lainnya
Organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk inventarisasi dan pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan kegiatan organisasi
yang bersangkutan manajemen organisasi juga harus menjelaskan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya kepada setiap tenaga kerja.
3. Tujuan dan Sasaran Manajemen
Tujuan dan sasaran kebijakan keselamatan dan kesehatan ditetapkan oleh organisasi sekurang-kurangnya harus memenuhi kualifikasi sebagai berikut:
a. Dapat diukur,
b. Satuanindikator pengukuran,
c. Sasaran pencapaian,
d. Jangka waktu pencapaian.
4. Indikator Kerja
Dalam menetapkan tujuan dan sasaran kebijakan keselamatan dan kesehatan dan kesehatan kerja organisasi harus menggunakan indikator yang dapat diukur
sebagai penilaian kinerja keselamatan dan kesehatan kerja yang sekaligus merupakan informasi mengenai keberhasilan pencapaian sistem manajemen K3.
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008 USU Repository © 2008
Kecelakaan yang didefinisikan sebagai kejadian yang tidak diinginkan yang mengakibatkan kerugian fisik Physical harm atas orang atau kerusakan atas milik
atau harta benda property. Kecelakaan terjadi adalah sebagai akibat dari kontak dengan sumber energi kinetik, kimia, dan panas yang melebihi nilai ambang batas.
Sedangkan kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan akibat dari kerja Notoatmodjo S, 1996.
Terjadinya kecelakaan kerja merupakan rangkaian yang berkaitan satu dengan yang lainnya, faktor penyebab kecelakaan kerja antara lain H.W. Heinrich, 1980:
1. Ancestry dan Social Environment, yaitu faktor keturunan, keras kepala, gugup,
penakut, iri hati, sembrono, tidak sabar, pemarah, tidak mau bekerjasama, tidak mau menerima pendapat orang lain, dan lain-lain.
2. Fault of person, yaitu merupakan rangkaian dari faktor keturunan dan lingkungan
yang menjurus pada tindakan yang salah dalam melakukan pekerjaan. Ada beberapa keadaan yang menyebabkan seseorang melakukan kesalahan-kesalahan:
a. Pendidikan, pengetahuan dan keterampilan rendah,
b. Karena seseorang tidak memenuhi syarat secara fisik,
c. Keadaan mesin atau lingkungan fisik yang tidak memenuhi syarat.
3. Unsafe actions anda unsafe conditions, yaitu tindakan berbahaya disertai bahaya
mekanik dan fisik memudahkan terjadinya kecelakaan. Contoh tindakan tidak aman unsafe actions, yaitu:
a. Mengerjakan pekerjaan yang bukan tugasnyatanpa perintah,
b. Membuat alat pengaman yang bukan tugasnya,
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008 USU Repository © 2008
c. Menjalankan mesin dengan kecepatan yang membahayakan,
d. Kurang pengetahuan dan keterampilan,
e. Tidak memakai salah satu alat pelindung diri,
f. Kesalahan memberikan peringatan atau keamanan,
g. Memakai peralatan yang rusak,
h. Menggunakan peralatan yang sesuai,
i. Mengangkat dengan cara yang salah,
j. Posisi kerja yang tidak sesuai,
k. Memperbaiki peralatan yang sedang bergerak,
l. Bekerja sambil bercanda,
m. Bekerja tidak konsentrasi,
n. Bekerja sambil merokokmakan,
o. Meminum minuman keras dan obat-obatan terlarang,
p. Cacat tubuh yang tidak jelas kelihatan,
q. Kelelahan dan kelesuan.
Kondisi tidak aman sangat berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan antara lain:
a. Mesin tidak diberi pagar pengaman,
b. Pagar pengaman tidak berfungsi,
c. Kerusakan alat, peralatan dan substansibahan baku yang digunakan,
d. Disain dan konstruksi bangunantempat bekerja yang tidak benar,
e. Ventilasi yang tidak memenuhi persyaratan,
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008 USU Repository © 2008
f. Tidak ada ada sistem peringatan keselamatan di tempat kerja,
g. Bahaya kebakaran dan ledakan,
h. Kemacetan alatperalatan yang digunakan,
i. Pemeliharaan kebersihan di bawah standar,
j. Kondisi lingkungan yang tidak kondusif panas, bising, cahaya, tidak
memadai, k.
Cara penyimpanan yang berbahaya, l.
Tidak ada prosedur kerja, m.
Adanya pemakaian bahan-bahan yang mudah terbakar, n.
Tata letak area kerja yang tidak baik. 4.
Accident, yaitu peristiwa kecelakaan tertimpa benda, jatuh terpeleset, rambut tergulung mesin, dan lain-lain yang menimpa pekerja dan umumnya disertai oleh
berbagai kerugian. 5.
Injuri, yaitu kecelakaan yang mengakibatkan cedera luka ringan, luka berat parah, cacat dan bahkan kematian Allen and Friends, 1976.
Menurut Notoatmodjo 2003, terjadinya kecelakaan kerja disebabkan oleh dua faktor utama yaitu fisik dan faktor manusia. Perilaku pekerja itu sendiri faktor
manusia yang tidak memenuhi keselamatan misalnya karena kelengahan, kecerobohan, ngantuk, kelelahan dan sebagainya. Menurut hasil penelitian 85
kecelakaan kerja terjadi karena faktor-faktor manusia. Kondisi-kondisi lingkungan pekerjaan yang tidak aman misalnya lantai licin, pencahayaan yang kurang, silau,
mesin yang terbuka, dan sebagainya.
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008 USU Repository © 2008
2.2. Penyebab Kecelakaan