Alat Pelindung Diri Pengawasan

majalah dan dapat dilakukan baik di dalam maupun di luar perusahaan, bekerjasama dengan lembaga dan instansi terkait lainnya. Pelatihan yang diterima pekerja harus dapat diimplementasikan dalam sistem kerja, sehingga pekerjaan yang dilakukan dapat menghasilkan produk yang lebih baik dari sebelumnya, serta mampu lebih meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja para pekerja.

2.10. Alat Pelindung Diri

Menurut Suma’mur 1992 alat pelindung diri merupakan cara terakhir yang harus dilakukan untuk mencegah kecelakaan apabila program pengendalian lain tidak mungkin dilaksanakan, artinya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja hendaknya dianalisis sedemikian rupa sehingga sistem kerja tidak mendatangkan akibat negatif terhadap para pekerja. Namun jika pencegahan lainnya tidak dapat diefektifkan maka alat pelindung dirilah yang akan dilakukan. Alat pelindung diri yang sering digunakan antara lain: 1. Helmet, melindungi kepala terhadap kemungkinan tertimpa benda jatuh atau menghindari cedera kepala akibat benturan benda berat, 2. Earplugearmuff, sebagai alat pelindung telinga karena bekerja di daerah kebisingan akibat penggerindaan dan pemukulan, 3. Sarung tangan, melindungi jari dan tangan pekerja dari goresan, benturan dan pengaruh sinar las. Sarung tangan terbuat dari kain yang nyaman serta memungkinkan jari dan tangan bergerak bebas. Untuk melindungi dari pengaruh sinar las maka sarung tangan terbuat dari kulit, Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008 USU Repository © 2008 4. Masker, untuk melindungi wajah dari pengaruh sinar pada waktu bekerja, 5. Apron, baju panjang dari bahan karet timbal dengan daya serap radiasi. Menurut Sama’mur 1986 syarat-syarat alat pelindung diri yang dipergunakan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1. Enak dipakai pada kondisi pekerja yang sesuai dengan disain alat, 2. Tidak mengganggu kerja, dalam arti alat pelindung diri ini harus sesuai dengan tubuh pemakainya dan tidak menyulitkan gerak pengguna, 3. Memberikan perlindungan efektif terhadap bahaya yang khusus sebagaimana alat pelindung tersebut didesain, 4. Harus tahan lama, 5. Mudah dibersihkan dan dirawat pekerja, 6. Harus ada disain, konstruksi, pengujian dan penggunaan APD yang sesuai standar.

2.11. Pengawasan

Yang dimaksud dengan pengawasan pada hakekatnya adalah suatu pembinaan dengan kegiatan memeriksa, mengukur, mengevaluasi, dan menetapkan tindak lanjut dari hasil pelaksanaan suatu fungsi dan tugas yang telah ditetapkan. Pengawasan harus dilakukan oleh anggota P2K3 di unit kerja adalah melakukan pemeriksaan K3 untuk mengetahui sampai berapa jauh penerapan K3 di unit kerja dengan obyek pemeriksaan antara lain 1 kebersihan lingkungan kerja, 2 keadaan atau kondisi yang dapat membahayakan, 3 sikap yang dapat membahayakan. Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008 USU Repository © 2008 Secara umum pengawasan dapat dilakuakan oleh pihak internal perusahaan dan pengawasan yang dilakukan eksternal oleh pemerintah. Pengawasan internal perusahaan ditujukan sejauhmana program-program K3 yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan. Sedangkan pengawasan eksternal oleh pemerintah ditujukan kepada aturan perundang-undangan yang telah dilaksanakan perusahaan bersangkutan. Pengawasan dalam arti lain merupakan pembinaan menurut peraturan perundang-undangan yang perlu diketahui dan dilaksanakan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja, dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Pembinaan Operasional Agar semua program dapat dilaksanakan maka diperlukan berbagai kegiatan yang harus diikuti antara lain: a. Jadwal waktu pelaksanaan suatu program apakah harian, mingguan, bulanan atau tahunan, b. Urutan prioritas pencapaian sasaran program, c. Ukuran atau standar apa saja digunakan untuk mengukur dan menilai keberhasilan pelaksanaan program, d. Siapa penanggung jawab pelaksanaan program apakah perorangan anggota P2K3 atau unit kerja tertentu, e. Bahan, peralatan apa yang diperlukan dalam melaksanakan suatu program, f. Sumber dan besar biaya yang diperlukan. 2. Pembinaan Administratif Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008 USU Repository © 2008 Untuk memudahkan pelaksanaan program kerja P2K3 maka perlu dilengkapi dengan berbagai contoh bentuk blanko atau isian, antara lain: a. Jadwal pelaksanaan program tahunan yang dapat diperinci menjadi bulanan dan mingguan, b. Daftar akte izin dan pemeriksaan, c. Data proses produksi, d. Daftar alat-alat pelindung diri. Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008 USU Repository © 2008 BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian