Peralatan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Kesimpulan

5.11. Peralatan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan

Peralatan pertolongan pertama pada kecelakaan juga dilengkapi pada pembangunan bangunan, peralatan P3K tersebut secara umum ditempatkan di kantor kontraktor dan konsultan pengawas, pekerja yang mengalami kecelakaan kerja yang ringan akan ditangani terlebih dahulu dengan menggunakan peralatan P3K tersebut, pekerja yang mengalami kecelakaan yang lebih serius selanjutnya akan di bawa kepusat pelayanan kesehatan puskesmas, danatau rumah sakit. Penggunaan peralatan pertolongan pertama pada kecelakaan di lokasi bangunan secara umum ditangani pegawai administrasi dari proyek bangunan tersebut tidak ada pelayanan medis secara khusus yang menanganinya, selanjutnya akan menjadi tugas dari sistem manejer proyek bangunan untuk mengambil kebijakan, apakah pekerja yang mengalami kecelakaan akan dirawat ke rumah sakit atau pusat pelayanan kesehatan terdekat. Pada kantor administrasi juga dilengkapi dengan tempat tidur, obat-obatan umum seperti, alkohol, betadine, minyak angin, minyak kayu putih, balsem, perban, plester, thermos air panas, gula, obat merah, parasetamol, serta obat-obatan yang dijual secara bebas di pasaran. Pada proyek yang menjadi lokasi penelitian tidak dijumpai dipersiapkan para medis yang akan menolong pekerja bangunan yang mengalami kecelakaan pelayanan kesehatan hanya dilakukan secara sederhana untuk selanjutnya pekerja yang mengalami kecelakaan akan dirujuk dibawa ke pos kesehatan terdekat, baik Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008 USU Repository © 2008 berupa puskemas pemerintah, balai pengobatan, praktek dokter bahkan untuk kecelakaan yang lebih serius akan di bawah ke rumah sakit. Syamsi 1994 mengemukakan salah satu tugas pimpinan adalah mengukur pelaksanaan kegiatan mencapai tujuan. Sehingga dapat melakukan evaluasi terhadap seluruh program K3 yang telah dilakukan.

5.12. Pengaruh Kecelakaan Kerja dengan Pelatihan, Status Pekerja,

Rekruitmen, dan Penggunaan Alat Pelindung Diri Berdasarkan hasil statistik di atas maka diperoleh persamaan hubungan antara upaya terjadinya kecelakaan kerja dengan pelatihan, status kerja, rekruitmen, penggunaan alat pelindung diri.

5.12.1. Pengaruh Pelatihan terhadap Kecelakaan Kerja

Pelatihan K3 yang dilakukan pada perusahaan pembangun bangunan kepada pekerja ternyata membawa pengaruh terhadap tingkat kejadian kecelakaan kerja. Dari 100 pekerja yang telah dilatik K3 adalah sebanyak 38 responden 38 , dari ke 38 pekerja tersebut yang mengalami kecelakaan kerja selama bekerja sebanyak 6 responden 15,79, serta sebanyak 32 responden tidak pernah mengalami kecelakaan. Pekerja yang tidak pernah mengikuti pelatihan K3 sebanyak 62 responden dan yang mengalami kecelakaan sebanyak 37 responden 59,68 . Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008 USU Repository © 2008 Pekerja yang telah pernah dilatih K3 lebih mengetahui tata cara bekerja yang lebih sehat serta tidak membahayakan, sehingga dalam penelitian ini kecenderungan kecelakaan terjadi pada pekerja yang tidak pernah mengikuti pelatihan K3. Keadaan ini selaras dengan pendapat Hariandja 1993 yang mengemukakan bahwa perlunya peningkatan kemampuan kerja sebagai persyaratan dalam peningkatan produktivitas, maka perusahaan terus melakukan usaha-usaha peningkatan kemampuan, pengetahuan dan keterampilan karyawan melalui training atau diklat kerja sehingga memberikan hasil besar pada perilaku karyawan dalam bekerja.

5.12.2. Pengaruh Status Pekerja terhadap Kecelakaan Kerja

Status pekerja dari para pekerja yang bekerja membangun bangunan memberikan dampak terhadap terjadinya kecelakaan kerja. Dari 100 pekerja yang berstatus sebagai pekerja tetap adalah sebanyak 72 responden 72 , dari ke 72 pekerja tersebut yang mengalami kecelakaan kerja selama bekerja sebanyak 22 responden 30,56, serta sebanyak 50 responden tidak pernah mengalami kecelakaan. Pekerja yang berstatus sebagai pekerja tidak tetap adalah sebanyak 28 responden dan yang mengalami kecelakaan sebanyak 21 responden 75,00 .

5.12.3. Pengaruh Rekruitmen terhadap Kecelakaan Kerja

Rekruitmen terhadap pekerja bangunan ternyata berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan kerja di lingkungan pekerja bangunan. Dari 100 pekerja Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008 USU Repository © 2008 bangunan, yang direkrut bekerja setelah memiliki pengalaman adalah sebanyak 64 responden 64 , dari ke 64 pekerja bangunan tersebut yang pernah mengalami kecelakaan kerja selama bekerja adalah sebanyak 15 responden 23,44 , serta sebanyak 49 responden tidak pernah mengalami kecelakaan. Pekerja yang direkrut dan tidak memiliki pengalaman adalah sebanyak 36 responden dan yang mengalami kecelakaan sebanyak 28 responden 77,78 . Pengalaman dan pengetahuan tentang teknik bangunan merupakan modal utama dalam bekerja sebagai pekerja bangunan, sehingga pekerja yang direkrut setelah memiliki pengalaman akan lebih mudah dalam melaksanakan pekerjaannya serta terhindar dari kecelakaan yang diakibatkan kerja. Hal ini selaras dengan pendapat Notoatmodjo 2003 yang mengatakan pengetahuan merupakan hasil ”tau” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui penglihatan dan pendengaran mata dan telinga. Beberapa pengalaman akan sangat menolong seseorang dalam melakukan aktivitasnya. Demikian halnya Pandji 2001 mengatakan bahwa tenaga kerja yang mempunyai masa kerja yang lama akan lebih terampil dan berpengalaman di dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga hasilnya akan lebih baik dan terhindar dari kecelakaan kerja.

5.12.4. Pengaruh Penggunaan Alat Pelindung Diri terhadap Kecelakaan Kerja

Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008 USU Repository © 2008 Penggunaan alat pelindung diri pada saat bekerja berpengaruh terhadap terjaditidaknya kecelakaan kerja. Dari 100 pekerja bangunan yang sedang membangun bangunan, pekerja yang menggunakan alat pelindung diri secara lengkap adalah sebanyak 67 responden 67 , dari ke 67 pekerja tersebut yang mengalami kecelakaan kerja selama bekerja sebanyak 22 responden 32,84 , serta sebanyak 45 responden tidak pernah mengalami kecelakaan. Pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung diri adalah sebanyak 33 responden dan yang mengalami kecelakaan sebanyak 21 responden 63,64 . Berdasarkan hasil penelitian diketahui beberapa alasan dari para pekerja sehingga tidak menggunakan alat pelindung diri, hal ini disebabkan bahwa para pekerja menganggap alat pelindung diri mengakibatkan mereka tidak leluasa bergerak pada saat melakukan aktivitasnya, sehingga alat pelindung diri tersebut seolah-olah tidak membantu mereka dalam menjalankan pekerjaannya bahkan terkesan menghambat. Menurut Notoatmodjo 2003 penggunaan alat pelindung diri akan mampu menghindarkan pekerja dari kecelakaan kerja, sehingga pemakaian alat pelindung diri merupakan kewajiban perusahaan untuk menerapkannya. Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008 USU Repository © 2008 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh beberapa kesimpulan antara lain: 1. Upaya-upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja pada Pekerja Bangunan di perusahaan X telah banyak dilakukan oleh pengusaha, kontraktor, serta pekerja, seperti rambu-rambu kecelakaan kerja, perlengkapan pemadam kebakaran, pemakaian alat pelindung diri, peralatan pertolongan pertama pada kecelakaan. 2. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pelatihan, penyuluhan yang dilaksanakan perusahaan berpengaruh terhadap kecilnya angka kecelakaan kerja, dari 38 pekerja yang mengikuti pelatihan hanya 6 15,79 yang pernah mengalami kecelakaan, dan dari 62 pekerja yang tidak mengikuti pelatihan, yang pernah kecelakaan 37 responden 59,68. 3. Rekruitmen pekerja berpengaruh terhadap kecelakaan kerja. Sebanyak 64 pekerja yang berpengalaman, yang mengalami kecelakaan 15 orang 23,44 . Pekerja yang direkrut tanpa berpengalaman sebanyak 36 responden, yang pernah mengalami kecelakaan sebanyak 28 orang 77,78. Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008 USU Repository © 2008 4. Penggunaan alat pelindung diri berpengaruh terhadap kecelakaan kerja. Sebanyak 67 pekerja yang menggunakan alat pelindung diri, yang mengalami kecelakaan 22 orang 32,84 , sedangkan pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung diri sebanyak 33 responden dan yang pernah mengalami kecelakaan sebanyak 21 orang 63,64, maka disimpulkan bahwa penggunaan alat pelindung diri berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan kerja.

6.2. Saran