Pandangan Politisi PPP tentang Presiden Perempuan

83 dalam sidang panitia kerja yang dihadiri oleh 40 orang dari 4 fraksi DPR RI dan 9 orang dari pemerintah. Selama proses persidangan berlangsung Khofifah dibantu oleh dua rekannya, yaitu Hadimulyo dan Oesman Sahidi selalu tampil memberikan saran dan pendapat serta tanggapan secara kritis baik kepada rekannya sesama fraksi maupun lain dan pemerintah. Selama menjadi kader PPP Khofifah telah menjadi kader perempuan muda yang dibanggakan oleh PPP karena kecerdasannya dalam menyampaikan pendapat dan lantang mengkritisi setiap poin-poin pembahasan sidang di DPR.

3. Pandangan Politisi PPP tentang Presiden Perempuan

Ada beberapa kondisi atau sifat perempuan yang dinilai sebagai kelemahan, misalnya bahwa perempuan mengalami menstruasi, nifas, mengandung, melahirkan, dan menyusukan yang dianggap sebagai kendala dalam melakukan aktivitas, apalagi yang menyangkut kemasyarakatan dan kenegaraan. Politisi PPP berpendapat, dalam hal ini tidak bisa dijadikan alasan yang membuat wanita tak bisa meminpin negara, sebab hal tersebut tidak akan dialami perempuan sepanjang tahun, dan kalaupun hal tersebut ternyata menghalangi sebagian mereka untuk melakukan aktifitas, ini jangan dijadikan dalih untuk mencabut hak itu bagi yang tidak mengalaminya, seperti ada juga laki-laki yang mengalami sakit, tetapi mereka tidak dihalangi untuk memilih dan dipilh atau melakukan aktifitas apa pun selama kondisinya tidak berdampak buruk pada 84 pilhan atau keputusannya. Di sisi lain, ada perempuan-perempuan yang tidak lagi mengalami haid dan nifas, tidak juga memiliki anak-anak yang masih memerlukan perhatian ibunya. Apakah mereka masih dihalangi juga dari hak-hak politiknya? Tentu seharusnya tidak jika dalihnya adalah yang dikemukakan di atas. 21 Bukankah Al-Qur’an meguraikan betapa bijaksananya Ratu Saba’ yang memimpin wilayah Yaman?. Kemudian, bukankah dalam kenyataan dahulu dan dewasa ini, sekian banyak perempuan yang memimpin di berbagai negara berhasil dalam kepemimpinannya, melebihi keberhasilan dari sekian banyak kepala negara lelaki. Kemudian sejarah juga mencatat bahwa PPP pernah mencalonkan Presiden Megawati Soekarno Putri sebagai Presiden dan sebagai Wakil Presidennya Hamzah Haz pada proses pengangkatan Presiden di Indonesia. Sejarah memang mencatat bahwa pada saat presiden Megawati Soekarno Putri diangkat menjadi presiden Republik Indonesia Hamzah Haz menjadi wakilnya, bila ditelaah lebih jauh bukankah pada saat itu memang mau tidak mau Megawati Soekarno Putri menjadi presiden pada waktu itu karena pada sebelumnya Abdurrahman Wahid diturunkan dari kursi kepresidenan oleh MPR dan Megawati Soekarno Putri yang kebetulan Hamzah Haz menjadi pasangannya pada waktu itu maju menggantikan Abdurrahman Wahid. Jadi faktor ini juga bisa 21 M. Quraish Shihab, Perempuan Dari Nikah Sampai Sex Dari Nikah Mut’ah Sampai Nikah Sunnah Dari Bias Lama Sampai bias Baru, h.345-346 85 menjadi pertimbangan bahwa apakah PPP sepenuhnya mendukung Wanita menjadi pemimpin dalam sebuah negara.

C. Peran Politisi PPP dalam terhadap Pengarusutamaan Kesetaraan Gender di