pandai saja. Maka untuk mengetahui daya pembeda setiap soal digunakan rumus sebagai berikut:
14
Keterangan :
D : Daya pembeda
B
A
: Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
J
A
: Banyaknya peserta kelompok atas B
B :
Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
J
B
: Banyaknya peserta kelompok bawah
Tabel 3.6. Klasifikasi Daya Pembeda
15
e Revisi hasil uji coba instrumen.
f Instrumen penelitian.
3. Tahap Pelaksanaan
a. Observasi kelas, tujuannya yaitu agar peneliti menyaksikan langsung
selama proses pembelajaran konsep pencernaan dan pernapasan di dalam kelas. Peneliti juga mencatat kegiatan belajar di dalam kelas.
b. Memberikan tes objektif yang disertai dengan kriteria CRI kepada siswa
kelas VIII setelah mempelajari konsep pencernaan dan pernapasan.
14
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, h. 213.
15
Ibid., h. 218.
Daya pembeda Kriteria
0,00 – 0,20
Jelek poor 0,20
– 0, 40 Cukup satisfactory
0,40 – 0,70
Baik good 0,70
– 1,00 Baik sekali excellent
c. Wawancara kepada siswa yang mengalami miskonsepsi saja.
F. Teknik Analisis Data
1. Menilai
Pada riset deskriptif data yang terkumpul lalu diklasifikasikan ke dalam dua kelompok yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka-angka
dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata atau simbol
16
. Data kuantitatif yaitu berupa hasil tes objektif siswa yang di sertai CRI
Certainty of Response Index dan hasil kualitatif yang dimaksud yaitu observasi dan wawancara. Berikut cara penilaian untuk soal pilihan ganda.
Tabel 3.7. Kriteria Penilaian Soal
17
Bentuk Soal Nilai
Keterangan Pilihan Ganda
1 Jawaban Benar
Jawaban Salah Pada tes objektif disertai juga dengan kriteria nilai CRI Certainty of
Response Index. Adapun kriteria penilaian untuk CRI ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.8. Kriteria Penilaian CRI
18
Kriteria Skor
Jawaban menebak Jawaban hampir menebak
1 Jawaban tidak yakin
2 Jawaban yakin
3 Jawaban hampir benar
4 Jawaban pasti benar
5
16
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta.2006, h. 239.
17
Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 208.
18
Saleem Hasan, et.al, Misconceptions and the Certainty of Response Index CRI, Journal of Phys. Educ. 345 September 1999, p. 296.
Berdasarkan jawaban pada setiap pertanyaan tes objektif, terdapat siswa yang menjawab benar dan salah yang disertai dengan menjawab CRI
Certainty of Response Index dengan kriteria CRI tinggi dan rendah. Dengan menggunakan CRI maka dapat terungkap kelompok siswa yang
miskonsepsi, tidak tahu konsep dan paham konsep.
Tabel 3.9. Ketentuan dari setiap pertanyaan jawaban yang diberikan yang dikombinasikan dengan kriteria CRI tinggi dan CRI rendah
19
. Kriteria Jawaban
CRI rendah 2,5 CRI tinggi 2,5
Jawaban Benar Jawaban benar dan CRI
rendah berarti tidak tahu konsep kategori lucky
guess. Jawaban benar dan CRI
tinggi berarti tahu konsep kategori pemahaman
konsep benar.
Jawaban Salah Jawaban salah dan CRI
rendah berarti tidak tahu konsep kategori lack of
knowledge. Jawaban salah dan CRI
tinggi berarti miskonsepsi kategori misconception.
Penghitungan persentase dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut yaitu:
20
Keterangan :
P = Persentase f = Frekuensi jumlah jawaban benar
N = Jumlah soal
19
Ibid., h.296.
20
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008, h.43.
Hasil perhitungan persentase ini kemudian dikualifikasikan sebagai berikut:
21
Tabel 3.10. Kriteria Penilaian Persentase Kriteria
Persentase Tinggi
61-100 Sedang
31-60 Rendah
0-30
2. Pembahasan
Pembahasan ini dilakukan berdasarkan hasil tes objektif, wawancara dan observasi yang telah dilakukan.
21
Mimi Suhaemi, “Analisis Hasil Belajar Kimia Siswa Berdasarkan Aspek Kognitif, Afektif dan Psikomotor,” Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2006, h. 43, tidak
dipublikasikan.