Sifat- Sifat Miskonsepsi Miskonsepsi
Kedua, masyarakat dan budaya juga dapat memperkuat miskonsepsi. Seperti ungkapan-ungkapan yang umum dalam bahasa salah merepresentasikan
hakikat yang sesungguhnya
21
. Sedangkan menurut Paul Suparno, penyebab miskonsepsi adalah sebagai
berikut
22
: Tabel 2.2. Penyebab Miskonsepsi
Sebab Utama Sebab Khusus
Siswa 1
Prakonsepsi. 2
Reasoning yang tidak lengkapsalah. 3
Tahap perkembangan kognitif siswa. 4
Kemampuan siswa. GuruPengajar
1 Tidak menguasai bahan, tidak
kompeten. 2
Bukan lulusan dari bidangnya. 3
Tidak membiarkan siswa mengungkapkan gagasanide.
Buku teks 1
Penjelasan keliru. 2
Salah tulis, terutama rumus. 3
Tingkat kesulitan penulisan buku terlalu tinggi bagi siswa.
Konteks 1
Pengalaman siswa. 2
Bahasa sehari-hari berbeda. 3
Teman diskusi yang salah.
disampaikan pada
Seminar Nasional
Kimia, 2009,
http:staff.uny.ac.idsitesdefaultfilesMakalah20Semnas20Kimia2020092020Penilaia n20Berkarakter20Kimia20Berbasis20Demonstrasi20untuk20Mengungkap20Pemah
aman20Konsep20dan20Miskonsepsi20Kimia20pada20Siswa20SMA.pdf.
21
Jeanne Ellis Omrod, Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang, Jakarta: Erlangga, 2009, h. 339.
22
Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana, 2005, h. 53.
Sebab Utama Sebab Khusus
Cara mengajar 1
Hanya berisi ceramah dan menulis. 2
Tidak mengungkapkan miskonsepsi siswa.
3 Tidak mengoreksi PR yang salah.
Penyebab miskonsepsi yang berasal dari siswa yaitu karena adanya prakonsepsi yang salah. Prakonsepsi yang salah ini jika dibiarkan akan menjadi
miskonsepsi yang terus menumpuk hingga dewasa. Terkadang pemikiran asosiatif siswa juga memainkan peranan penting dalam miskonsepsi karena
bahasa atau istilah siswa sehari-hari akan menimbulkan miskonsepsi didalam benaknya. Reasoning atau penalaran yang tidak lengkap atau salah juga
menjadi penyebab miskonsepsi. Penalaran yang salah terjadi karena logika yang salah dalam mengambil kesimpulan. Sedangkan pengamatan yang tidak
lengkap dapat menyebabkan kesimpulan yang salah. Intuisi yang salah juga merupakan salah satu penyebab miskonsepsi. Arti intuisi itu sendiri adalah
suatu perasaan dalam diri seseorang yang secara spontan mengungkapkan sikap atau gagasannya tentang sesuatu sebelum secara obyektif dan rasional
diteliti. Kemampuan siswa dalam memahami konsep juga berkaitan dengan tahap perkembangan kognitif siswa karena jika siswa yang masih berada pada
tahap operasional konkret jika diajarkan konsep yang abstrak tentu siswa akan mengalami kesulitan dalam memahaminya hal ini akan menyebabkan
miskonsepsi pada siswa itu sendiri. Kemampuan siswa dalam mempelajari suatu konsep juga akan berpengaruh. Ketika ada siswa yang kurang suka dalam
pelajaran biologi tentu itu akan menyebabkan siswa itu sendiri menjadi malas atau berasal dari tingkat IQ yang rendah sehingga dalam memahami konsep
siswa cenderung sangat lama dan tertinggal sehingga menyebabkan miskonsepsi.
Miskonsepsi yang kedua dapat berasal dari pengajar atau guru. Untuk mata pelajaran biologi konsep yang diajarkan memang lebih banyak hafalan.
Terkadang untuk beberapa instansi pendidikan menganggap mudah dalam menentukan guru biologi sehingga mereka menganggap yang penting ada buku
sudah bisa jadi guru biologi meskipun bukan jurusan biologi. Hal inilah yang menyebabkan miskonsepsi pada siswa karena guru yang mengajarnya saja
tidak paham konsep atau tidak kompeten dibidangnya apalagi mengajarkan konsep tersebut kepada siswanya. Pengajar yang kurang kompeten
menyebabkan sistem pembelajaran teacher center sehingga siswa tidak dapat mengungkapkan gagasan atau pemahamannya. Hal seperti inilah yang
menyebabkan miskonsepsi pada siswa semakin bertambah. Buku teks merupakan salah satu sumber miskonsepsi. Pada dasarnya buku
teks merupakan tulisan yang menyajikan materi dari konsep yang akan dipelajari baik oleh siswa atau guru. Ketika sumber materi ini memiliki
penjelasan yang keliru tentu akan mempengaruhi pemahaman orang yang membacanya karena buku teks merupakan sumber belajar yang utama. Buku
teks yang didalamnya terdapat kesalahan baik penjelasan maupun penulisan serta bahasa yang disampaikan terlalu tinggi dari kelas untuk jenjang buku
tersebut tentu hal ini akan menyebabkan miskonsepsi. Dalam buku teks juga sering terlihat adanya kartun atau konsep yang menyimpang demi menarik
pembaca. Konteks juga dapat menyebabkan miskonsepsi. Konteks disini meliputi
pengalaman, bahasa sehari-hari serta teman diskusi yang salah. Pengalaman seseorang memang tidak ada yang sama meskipun mereka kembar. Seorang
yang senang belajar kelompok tentu ia akan sering berdiskusi tentang konsep yang dipelajari. Ketika ada siswa yang lebih dominan di kelompok tersebut dan
menyampaikan konsep yang salah kepada temannya tentu miskonsepsi tersebut juga akan berpindah dengan teman diskusinya.
Cara mengajar seorang guru juga menjadi penyebab miskonsepsi untuk siswanya. Terutama ketika seorang guru dalam menjelaskan konsep yang
hanya dengan menggunakan metode ceramah dan tulis terus menerus tanpa