d. Collaboration yaitu guru melakukan kolaborasi dan memberikan respons terhadap tugas yang dikerjakan siswa. Peran guru di sini
bukan sebagai evaluator, tetapi sebagai kolaborator. e. Internalization yaitu pemantapan pemilikan pengetahuan yang
dimiliki siswa agar benar-benar dikuasainya dengan baik. Berdasarkan uraian di atas definisi teknik scaffolding pada
penelitian ini adalah bantuan sementara yang diberikan oleh guru kepada siswa yang terstruktur pada awal pembelajaran dan secara bertahap
melepas siswa untuk dapat bertanggung jawab dalam belajar agar dapat bekerja menyelesaikan tugas berdasarkan kemampuannya sendiri. Teknik
scaffolding yang digunakan adalah semua jenis teknik scaffolding didalamnya terdapat peran dan pertanyaan Clarifying, inviting, focusing,
reinforcing dan evaluating yang diberikan kepada siswa berbeda tiap pertemuan disesuaikan dengan materi pembelajaran matematika untuk
memaksimalkan ZPD Zone of Proximal Development.
e. Pembelajaran matematika
Terdapat beberapa pengertian matematika menurut para ahli, diantaranya seperti yang diungkapkan Abdurrahman yaitu
“matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang
dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan
tentang menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-
hubungan ”.
54
Sedangkan james dan james mengatakan bahwa “matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan,
besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya
54
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar, jakarta:PT Rineka Cipta, 2002, cet.1,h.252
dengan jumlah yang banyak yang terbagi kedalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri
”.
55
Berdasarkan pendapat diatas matematika adalah ilmu yang berisi struktur-struktur, konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya.
Agar siswa mengetahui dan memahamai konsep-konsep serta struktur- struktur yang ada di matematika, maka diperlukan belajar matematika.
Menurut Skempt inti belajar matematika adalah “agar siswa memiliki pemahaman relasional dimana para siswa dapat melakukan sesuatu
namun ia juga harus d apat menjelaskan mengapa ia harus melakukan”.
56
Cornelius mengemukakan lima alasan perlunya belajar matematika, yaitu:
57
a. Sarana berpikir yang jelas dan logis b. Sarana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari
c. Sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman d. Sarana untuk mengembangkan kreativitas
e. Sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya
Pada proses pembelajaran matematika, para guru matematika harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir sesuai
dengan kreativitasnya, karena pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak guru ke otak siswanya. Setiap siswa harus
membangun pengetahuan itu didalam otaknya sendiri-sendiri berdasar pada pengetahuan atau pengalaman yang sudah dimiliki atau pernah
dialami siswa. Menurut Gagne mengatakan bahwa dalam belajar matematika
yang diperoleh siswa, yaitu objek langsung dan objek tak langsung.
58
Objek langsung adalah objek yang diterima secara langsung oleh siswa
55
Erman Suherman, op.cit,.16.
56
Fadjar Shadiq, “ Apa Implikasi dari inti psikologi kognitif terhadap pembelajaran matematika?” dari : Limas, No.22
57
Mulyono Abdurrahman, op.cit.,h.253.
58
Erman Suherman,op.cit.,h.33.
melalui penjelasan guru atau diskusi, seperti fakta, konsep, definisi dan lain-lain. Jadi, secara langsung siswa mendapatkan pemahaman tentang
konsep-konsep, aturan-aturan yang ada didalam matematika. Sedangkan objek tidak langsung adalah ketika siswa mempunyai pengetahuan dan
pemahaman tentang matematika secara tidak langsung siswa mampu memecahkan masalah, dapat belajar mandiri dengan menggunakan
proses berpikir dan kreativitas-kreativitas yang mereka miliki untuk memecahkan masalah.
Belajar matematika merupakan belajar konsep-konsep dan struktur-struktur yang ada di matematika. Hendaknya seorang guru
sebelum memulai materi, siswa diberikan motivasi terlebih dahulu, seperti menceritakan mengapa konsep itu dimunculkan, manfaat konsep
itu di dalam atau di luar matematika. Tujuannya agar siswa tertarik untuk belajar matematika. Pada saat pembelajaran matematika diperlukan
keterampilan untuk dapat mewujudkan objek-objek yang abstrak menjadi lebih konkret, sehingga siswa dapat lebih mudah memahaminya.
Menurut Kilpatrick, Swatford, dan Findell terdapat lima kompetensi dalam matematika, yaitu : pemahaman konsep, pemahaman
prosedur, kemampuan strategis, bernalar secara adaptif, dan disposisi yang produktif.
59
Pemahaman konsep adalah kompetensi awal yang diperlukan dalam belajar matematika. Pahamnya siswa terhadap suatu
konsep siswa akan mampu menerapkan suatu konsep dalam suatu masalah. Selanjutnya adalah pemahaman prosedur, kemampuan siswa
menerapkan konsep dengan urutan atau langkah-langkah kerja secara logis dan sistematis serta memecahkan masalah. Kemampuan strategis
adalah kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dengan memilih strategi yang tepat untuk masalah tersebut. Bernalar secara adaptif adalah
kemampuan siswa untuk berpikir secara logis, kreatif, serta dapat menjelaskan hasil pekerjaannya dengan argumen-argumen yang logis.
Disposisi produktif adalah kemampuan siswa untuk menilai bahwa
59
Suhenda, Perkembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, jakarta:UT,2007,h.8.13
matematika itu adalah pelajaran yang bermanfaat, bermakna, dan selalu bersikap positif untuk memahamami dan menguasai matematika.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
1. Joudy Mousley 2004 dalam penelitiannya yang berjudul “Developing
Mathematical Understanding ” Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa
scaffolding dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika.
60
2. Damayanti dalam skripsinya yang berjudul “Upaya Meningkatkan
Pemahaman Konsep Matematika Siswa melalui Teknik Scaffolding ”
berkesimpulan bahwa pemahaman konsep siswa dapat meningkat dengan
menggunakan teknik scaffolding.
3. Ita Falina Hapsari dalam skripsinya yang berjudul “ Pengaruh teknik
Scaffolding Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa”
berkesimpulan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan teknik scaffolding lebih tinggi secara signifikan
daripada menggunakan teknik latihandrill. C.
Kerangka Berpikir
Pemahaman konsep matematika adalah salah satu tujuan pembelajaran matematika. Landasan dasar dalam belajar matematika
adalah dengan adanya pemahaman konsep matematika, maka dari itu yang teramat ditekankan dalam belajar matematika adalah pemahaman konsep
yang baik dan benar, untuk itulah yang perlu dilakukan guru adalah berusaha mewujudkan keabstrakan konsep menjadi lebih konkret sehingga
siswa paham dengan konsepnya. Pemahaman konsep adalah kemampuan siswa dalam
mengklasifikasikan konsep dan mengimplementasikan konsep berdasarkan contoh dan bukan contoh, dan siswa dapat mengungkapkan suatu konsep
dengan menggunakan kata-kata sendiri disertai alasannya. Siswa mampu atau sanggup menangkap makna, menyatakan suatu definisi dengan
60
Joudy Mousley, “ Developing mathematical understanding, www.icme10.dkproceedingspagesregular_pdfRL_Judy_Mousley.pdf, diakses pada tanggal 12
mei 2013 pukul 12.00.