Teori Vygotsky Teknik Scaffolding dalam Pembelajaran Matematika
kerja keras untuk menyelesaikan masalah tersebut ”.
34
Selanjutnya penyelesaian masalah dapat diartikan sebagai penggunaan matematika
baik untuk matematika itu sendiri maupun aplikasi matematika dalam sehari-hari dan ilmu pengetahuan yang lain secara kreatif untuk
menyelesaikan masalah-masalah
yang belum
kita ketahui
penyelesaiannya ataupun masalah-masalah yang belum kita kenal. Tujuannya ialah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif
untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas. Menurut Erna pendekatan pembelajaran merupakan suatu
konsep atau prosedur yang digunakan dalam membahas suatu bahan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
35
Pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk menemukan kombinasi
dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi situasi baru. “ Pemecahan masalah juga tidak sekedar sebagai bentuk
kemampuan menerapkan aturan-aturan yang telah dikuasai melalui kegiatan-kegiatan belajar terdahulu, melainkan lebih dari itu,merupakan
proses untuk mendapatkan seperangkat aturan pada tingkat yang lebih tinggi
“.
36
Apabila sesorang telah mendapatkan kombinasi perangkat aturan yang terbukti dapat dioperasikan sesuai situasi yang sedang
dihadapi maka ia tidak saja dapat memecahkan masalah, melainkan juga telah berhasil menemukan sesuatu yang baru.
pembelajaran pemecahan masalah adalah interaksi antara stimulus dan respon yang merupakan hubungan dua arah belajar dan
lingkungannya. Hubungan dua arah itu terjadi antara siswa dan guru, antara pendidik dan peserta didik. Lingkungan memberikan pengaruh dan
masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah. Rangsangan masalah membuat otak memberikan bantuan secara efektif sehingga
masalah yang dihadapi diselidiki, dianalisis, serta dicari jalan penyelesaiannya.
34
Erna Suwangsih dan Tiurlina, op.cit.,h.126.
35
Ibid, h.107
36
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Bumi Aksara, 2009, h.52
Pembelajaran yang diawali masalah matematika dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah akan memungkinkan
siswa lebih kritis dan analitis, yang aplikasinya menjadi lebih baik dalam menanggapi suatu permasalahan yang muncul baik dalam permasalahan
matematika, pelajaran lain atau pelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan
pemecahan masalah problem solving memiliki dua versi. Versi yang pertama siswa dapat menerima saran tentang prosedur yang digunakan,
cara mengumpulkan data, menyusun data, dan serangkaian pertanyaan yang mengarah ke pemecahan masalah. Versi kedua hanya masalah yang
dimunculkan, siswa merancang pemecahannya sendiri. Disini guru berperan hanya dalam menyediakan bahan dan membentu memberi
petunjuk. Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme berusaha melihat dan
memperhatikan konsepsi dan persepsi siswa dari kacamata siswa sendiri. Guru sebagai moderator dan fasilitator dalam hal ini. belajar matematika
bukanlah suatu proses pengetahuan secara hati-hati, melainkan hal mengorganisir aktivitas, dimana kegiatan ini diinterpretasikan secara luas
termasuk aktivitas dan berpikir konseptual. Menurut Cobb “belajar
matematika merupakan proses dimana siswa secara aktif mengkontruksi pengetahuan matematika
”.
37
Berdasarkan uraian teori diatas dapat disimpulkan bahwa masalah matematika adalah suatu persoalan yang harus dijawab ataupun
diselesaikan, sedangkan masalah dalam matematika terkait dengan soal- soal yang tidak bisa diselesaikan dengan cara rutin. Pendekatan
pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika adalah suatu proses atau prosedur yang digunakan dalam membahas suatu bahan
pembelajaran matematika dalam upaya untuk menemukan penyelesaian dari suatu masalah matematika dengan menerapkan pengetahuan,
37
Erna Suwangsih dan Tiurlina, op.cit,.h.113