Pengaruh Insentif dengan Motivasi Kerja Perawat

72 terhadap motivasi kerja karyawan, akan tetapi hasil uji statistik tidak menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara supervisi dengan motivasi kerja. Dalam teori tentang manusia Mc Gregor Siagian, 1989 yang mengemukakan teori X dan teori Y. Teori X mengatakan bahwa rata-rata karyawan malas bekerja, lebih suka dibimbing, diperintah dan diawasi, Sebaliknya teori Y lebih bersifat manusiawi karena tidak ada unsur paksaan atau supervisi yang ketat. Pendekatan manusiawi akan mendorong manusia menjadi manusia yang disiplin dan produktif serta memiliki motivasi kerja yang tinggi.

5.3.2. Pengaruh Insentif dengan Motivasi Kerja Perawat

Hasil penelitian menunjukkan dengan uji regresi linear berganda menunjukkan variabel insentif mempunyai pengaruh signifikan terhadap motivasi kerja perawat dalam menerapkan standar asuhan keperawatan di ruang rawat inap BPK-RSU Sigli. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian insentif bagi perawat dapat mendorong perawat untuk bekerja dengan baik. Bentuk insentif tersebut dapat berupa tunjangan gaji, tunjangan keluarga maupun promosi jabatan dan pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan perawat dengan motivasi kerja rendah mayoritas 37,0 terdapat pada perawat dengan insentif yang kurang baik. Sedangkan perawat dengan motivasi kerja yang tinggi, 53,3 terdapat pada perawat dengan insentif yang baik. Siagian 1995 berpendapat bahwa insentif erat kaitannya dengan prestasi kerja seorang karyawan. Insentif merupakan salah satu faktor eksternal yang 73 mempengaruhi motivasi seseorang, disamping faktor lainnya, seperti jenis dan sifat pekerjaan, kelompok kerja dimana seseorang bergabung dalam organisasi tempat bekerja dan situasi lingkungan pada umumnya. Hasil penelitian Wahyudin 2005 menunjukkan bahwa variabel kompensasi termasuk gaji dan insentif secara individual berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja dan produktivitas kerja pegawai di lingkungan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta. Hasil penelitian Sumantie, dkk 2005 di rumah sakit wilayah Klaten dan Yogyakarta menunjukkan bahwa pemberian insentif bagi perawat berpengaruh terhadap hasil kerja. Pemberian imbalan langsung ini merupakan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan petugas puskesmas selain dari gaji yang diperolehnya berdasarkan pangkatgolongan dalam sistem kepegawaian, karena mereka merupakan PNS, sedangkan tunjangan fungsional juga tergantung pada jenis kepangkatan dalam jabatan fungsional. Secara umum gaji sudah memenuhi standar peraturan kepegawaian, namun jumlahnya masih kecil sehingga perlu didukung dengan tambahan dalam bentuk insentif atau bentuk lainnya. Hasil penelitian Kristiani dan Salmon 2006 di Propinsi papua pada petugas dinas kesehatan, 66,7 menyatakan gaji mereka masih kurang dan berpengaruh terhadap kepuasan kerja mereka, sehingga berimpliakasi terhadap hasil kerjanya. Hal tersebut juga terjadi pada petugas puskesmas, meskipun dalam penelitian ini peneliti tidak meneliti tentang kepuasan terhadap imbalan langsung, namun secara umum mereka merasa kurang atau tidak puas terhadap gaji atau 74 tunjangan yang diberikan. Perawat merasa bahwa insentif dalam bentuk uang saat ini masih tergolong kecil dan belum mengimbangi kebutuhan hidup sehari-hari sehingga mereka mengharapkan kenaikan insentif dalam bentuk uang. Kejelasan insentif yang dapat diterima oleh petugas kesehatan dalam pelayanan yang bermutu akan memberikan motivasi dalam pelaksanaan pelayan bermutu. Individu akan bertindak dengan berdasarkan atas pengalaman, persepsi, pemahaman dan penafsiran atas suatu objek stimulus atau situasi tertentu Sarwono, 2004. Insentif dapat diartikan sebagai stimulan bagi para petugas kesehatan, sehingga memberikan persepsi, pemahaman, penafsiran dan pengalaman untuk melakukan tindakan pelayanan yang bermutu. Hasil penelitian Glorikus 2005, menunjukkan bahwa mengungkapkan ada hubungan antara besarnya insentif dan motivasi petugas dalam memberikan pelayanan bermutu. Informasi lain yang terungkap dari informan tersebut bahwa dengan adanya insentif akan menimbulkan minat dalam memberikan pelayanan bermutu. Dengan adanya insentif menurut informan memungkinkan akan terjadinya pemberian pelayanan yang bermutu disuatu tempat kerja.

5.2.1. Pengaruh Pelatihan dengan Motivasi Kerja Perawat