Analisis Multivariat HASIL PENELITIAN

59

4.4. Analisis Multivariat

Analisis multivariat merupakan analisis lanjutan dari analisis bivariat dengan criteria nilai signifikansi p variabel lebih dari 0,25 p0,25 dari hasil analisis bivariat. Berdasarkan Tabel 4.6,4.7, dan 4.8. di atas, diketahui variabel yang masuk dalam analisis multivarit adalah variabel 1 pendidikan; 2 masa kerja 3 tanggung jawab, 4 beban kerja, 4 supervisi 5 insentif, dan 6 pelatihan. Uji statistik yang digunakan dalam analisis multivariat ini adalah uji regresi linear berganda dengan pertimbangan hasil ukur variabel dependen terdiri dari tiga kategori bukan biner, dan skala ukurnya merupakan skala ordinal, serta variabel independen yang akan diuji lebih dari 2 variabel, seperti pada Tabel 4.9. Tabel 4.9. Hasil Uji Regresi Linear Berganda No Variabel Nilai B Nilai Sig. 1 Pendidikan 0,062 0,410 2 Masa Kerja 0,361 0,000 3 Tanggung Jawab 0,306 0,041 4 Beban Kerja 0,216 0,020 5 Insentif 0,435 0,000 6 Supervisi 0,207 0,142 7 Pelatihan 0,103 0,401 Nilai Adjusted R Square 0,491 Nilai Konstant 0,668 Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, dapat diketahui bahwa hasil uji regresi linear berganda menunjukkan variabel yang paling dominan mempunyai hubungan signifikan dengan motivasi kerja perawat di RSU Sigli adalah insentif, dengan nilai ß=0,435, dan nilai p=0,000. 60 Berdasarkan hasil pengujian tersebut dapat dibuat model regresi linear berganda variabel yang berhubungan dengan motivasi kerja perawat d RSU Sigli, yaitu sebagai berikut: ỷ= 0,668+0,435 insentif+0,361 masa kerja+ 0,306 tanggung jawab+0,216 beban kerja 61

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Karakteristik Individu dengan Motivasi Kerja Perawat

5.1.1. Pengaruh Umur dengan Motivasi Kerja Perawat

Berdasarkan analisa statistik dengan menggunakan uji chi square menunjukkan bahwa umur perawat tidak mempunyai hubungan dengan motivasi kerja perawat p=0,104. Umur dalam penelitian ini adalah jumlah tahun hidup perawat sejak lahir sampai ulang tahun terakhir. Berdasarkan hasil pengkategorian dengan perhitungan usia minimum dan maksimum, diketahui perawat di RSU Sigli yang bertugas di ruang rawat inap 37,1 berusia 26-31 tahun. Proporsi perawat dengan motivasi kerja yang rendah 78,8 juga terjadi pada kelompok umur 26-31 tahun. Keadaan ini dapat diterima mengingat jumlah perawat cendeurng lebih didominasi pada usia tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa umur bukan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja perawat di RSU Sigli dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien rawat inap. Hasil uji regresi linear berganda menunjukkan variabel umur juga tidak mempunyai pengaruh terhadap motivasi kerja perawat dalam menerapkan standar asuhan keperawatan di ruang rawat inap BPK-RSU Sigli. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Kusnanto dan Riyadi di RSU Semarang, bahwa umur perawat mempunyai hubungan signifikan dengan motivasi dan kinerja perawat.