dengan perbandingan syarat yang direkomendasikan oleh Departemen Kesehatan RI Kepmenkes RI No.416MenkesSK1990, yang dilihat dari:
1 Khlorida Cl yaitu keadaan unsur khorida yang terkandung dalam air sumur yang didasarkan pada mgl dan sesuai dengan yang
direkomendasikan Departemen Kesehatan RI yaitu 250 mgl. 2 Kesadahan adalah keadaan kesadahan air sumur yang didasarkan pada
mgl sesuai dengan baku mutu yang direkomendasikan Departemen Kesehatan RI, yaitu 500 mgl.
3 Derajat Keasaman pH adalah keadaan keasaman air sumur yang
digunakan sesuai dengan baku mutu yang direkomendasikan Departemen Kesehatan RI yaitu 6,5-85.
3.6. Metode Pengukuran
Pengukuran variabel penelitian terhadap limbah cair buangan PKS PTPN I Persero Cot Girek Aceh Utara mencakup variabel independen dan variabel
dependen:
3.6.1. Variabel Independen A. Limbah Cair Buangan PKS
1. BOD Biological Oxygen Demand.
Analisa BOD limbah cair buangan pabrik kelapa sawit atau disebut BOD
5
, yaitu BOD dan BOD
5
dengan serangkaian perlakuan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. Penentuan nilai BOD
5,
larutan pengencer 1
Pengambilan limbah cair dengan menggunakan botol steril yang dimasukkan kedalam air limbah dengan kedalaman lebih kurang 1
meter. 2
Kedalam botol dituang dengan hati-hati larutan pengencer sampai, kemudian ditutup lalu disimpan dalam inkubator suhu 20
C
+ 1
C selama kira-kira 1 jam.
3 Satu botol Winkler tersebut disimpan dalam inkubator 20
C
+ 1
C selama 5 hari. Botol satu lagi dikeluarkan untuk analisa DO.
4 Tutup botol Winkler untuk penentuan DO dibuka kembali, lalu
ditambahkan 1 ml MnSO
4
dan 1 ml alkali iod aniza, kemudian botol winkler ditutup dan dikocok dengan membolak-balik botol.
5 Dibiarkan selama 10 menit atau sampai terbentu endapan putih
kecoklatan. 6
Dipindahkan bagian larutan yang jernih dengan menggunakan pipet kedalam gelas Erlenmeyer 250 ml.
7 Pada botol Winkler yang berisikan endapan putih kecoklatan,
ditambahkan 1 ml asam sulfat pekat, kemudian botol winkler ditutup dan kocok kembali.
8 Larutan dalam botol Winkler dituang secara kuantitatif kedalam gelas
Erlenmeyer 250 ml, diaduk dan dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat 0,0250 N sehingga terjadi warna kuning pucat.
Universitas Sumatera Utara
9 Ditambah
+
1 ml indikator kanji sehingga akan timbul warna biru. 10
Dilanjutkan titrasi dengan natrium tiosulfat 0,0250 N, sehingga warna biru hilang pertama kali.
11 Untuk penentuan BOD
5
dilakukan pekerjaan 38 larutan pengencer yang telah diinkubasi selama 5 hari dalam inkubator.
12 Perlakuan ini dilakukan sebanyak 3 kali.
b. Penentuan nilai BOD
5
dari sampel. 1 Kedalam 2 botol botol winkler yang bersih, dituang dengan hati-hati
masing-masing sampelsampel yang telah di encerkan dengan larutan pengencer sampai penuh, kemudian ditutup dan lalu disimpan dalam
inkubator 20 C
+ 1
C. 2 Selanjutnya untuk penentuan DO
dan DO
5
dari sampel di lakukan prosedur yang sama seperti pada larutan pengencer diatas.
c. Alat dan bahan yang diperlukan. 1 Peralatan Gelas Pyrex
2 Botol Winkler Sibata 3 Buret Pyrex
4 Inkubator Sibata 5 Kotak Isotermis
6 Labu kjehdahl Sibata 7 Labu Refluks Pyrex
8 Pemanas Listrik Nuova
Universitas Sumatera Utara
9 Pendingin Pyrex 10 pH meter Hanna Instrument
11 Spektrofotometer Sinar Tampak Spek -300 12 Spektrometer Serapan Atom
13 Sampel limbah cair pabrik kelapa sawit 2. COD Chemical Oxygen Demand.
Penentuan kadar COD pada limbah cair buangan pabrik kelapa sawit PTPN I Persero Cot Girek Aceh Utara dilakukan dengan metode trimetri, dimana
campuran H
2
SO
4
p dengan k
2
Cr
2
O
7
dan zat organik direfluks selama 2 jam. Kelebihan kalium bichromat yang tidak tereduksi, tritrasi dengan larutan ferro
ammonium sulfat FAS. a. Prosedur analisa COD
Prosedur analida COD limbah cair pabrik kelapa sawit terlebih dahulu dilakukan persiapan pembuatan beberapa larutan yang berfungsi untuk
menganalisa COD, yaitu: 1 Pembuatan Larutan Indikator Ferroin.
a Terlebih dahulu di lakukan penimbangan 1,10 phenantholin monohidrat sebanyak 1,485 g.
b Kemudian dimasukkan kedalam labu ukut. c Ditambahkan FeSO
4
.
7
H
2
O sebanyak 0,695 g. d Kemudian di dapatkan volumenya sampai tanda garis dengan
aquades, kemudian dihomogenkan.
Universitas Sumatera Utara
2 Pembuatan larutan Kalium bichromat K
2
Cr
2
O
7
0,25 N. a K
2
Cr
2
O
7
ditambahkan sebanyak 6,1295 g dengan neraca analitik b Kemudian di larutkan dalam labu takar 500 ml dan di tambahkan
dengan aquades sampai garis tanda kemudian dihomogenkan. 3 Pembuatan larutan Asam Sulfat – Perak Sulfat Ag
2
SO
4
-H
2
SO
4
Ag
2
SO
4
-H
2
SO
4
ditimbang sebanyak 5 gram kemudian dilarutkan dalam labu takar 500 ml dengan H
2
SO
4
P 4 Pembuatan Ferro Ammonium Sulfat FAS 0,05 N.
a Ferro Ammonium Sulfat ditimbang ditimbang sebanyak 19,6 gram dan dimasukkan kedalam labu ukur 1000 ml.
b Kemudian dilarutkan dengan 300 ml aquades. c Selanjutnya ditambahkan 20 ml H
2
SO
4
P d Ditempatkan volumenya sampai tanda garis dengan aquades dan
kemudian dihomogenkan. e Setelah langkah di atas selesai di lakukan, maka selanjutnya adalah
melakukan standaraisasi Ferro Ammonium Sulfat FAS 0,05 N. f Kemudian dimasukkan kedalam labu Erlemeyer 300 ml.
g Kemudian ditambahkan 90 ml aquades. h Kemudian ditambahkan 20 ml H
2
SO
4
P dan didinginkan. i Ditambahkan 2 sampai dengan 3 tetes indikator Ferroin dan
dititrasi dengan Ferro Ammonium Sulfat yang telah di buat sampai berubah warna menjadi merah kecoklatan.
Universitas Sumatera Utara
j Dicatat hasil titrasinya dan dilakukan sebanyak 2 kali perulangan. Normalitas F.A.S = V
1
x V
2
V
2
Keterangan: V1 = Volume larutan K
2
Cr
2
O
7
yang digunakan, ml. V2 = Volume larutan FAS yang dibutuhkan, ml.
N1 = Normalitas larutan K
2
Cr
2
O
7
Maka : N.F.A.S = 10 x 0,25 50,4 = 0,0496 N.F.A.S = 10 x 0,25 50,3 = 0,0947
Jadi : N.F.A.S = 0,096 + 0,0497 2 = 0,0496 b. Analisa COD
1 Dipipet 10 ml sampel limbah cair buangan pabrik kelapa sawit, di masukkan kedalam tabung COD.
2 Ditambahkan 0,2 gram serbuk HgSO
4
dengan beberapa batu didih. 3 Dimasukka 5 ml larutan K
2
Cr
2
O
7
0,25N sambil di aduk hingga larutan homogen selanjutnya didinginkan tabung COD dalam pendingin es
dan tambahkan 15 ml larutan Ag
2
SO
4
– H2SO
4
, sedikit demi sedikit melalui dinding tabung, kemudian diaduk sampai homogen.
4 Di hubungkan dengan pendingin dan dididihkan diatas COD destruction Block selama 2 jam.
5 Didinginkan sampai temperatur kamar. 6 Di cuci bagian pendingin dengan air suling hingga volume sampel
sampel menjadi lebih kurang 70 ml.
Universitas Sumatera Utara
7 Di masukkan ke dalam Erlenmeyer 500 ml, di tambahkan indikator Ferroin 2 sampai dengan 3 tetes.
8 Dititrasi dengan larutan FAS 0,05N sampai berubah warna menjadi merah kecoklatan.
9 Dicatat larutan FAS yang terpakai. 10 Diulang titrasi sebanyak 2 kali perulangan, lakukan prosedur yang
sama untuk sampel karet dan domestik. 11 Dilakukan prosedur yang sama terhadap air suling sebagai blanko.
c. Alat dan bahan yang digunakan dalam analisa COD 1 Neraca analitik Metter AE 20.
2 Tabung COD Pyrex 3 Buret 50 ml Pyrex
4 Erlemeyer 500 ml pyrex 5 Pipet volume 10 ml Pyrex
6 Gelas ukur 25 ml Pyrex 7 COD Destruction Block Velf Scientifica Eco 6
8 Pipet tetes 9 Indikator Ferroin
10 Larutan Ferro Ammonium Sulfat FAS 0,05N 11 Serbuk Mercuri Sulfat HgSO
4
12 Batu didih 13 Larutan Kalium Bichromat K2Cr2O7 0,25N
Universitas Sumatera Utara
14 Larutan Asam Sulfat – Perak Sulfat Ag
2
SO
4
-H
2
SO
4
3. TSS Total Suspended Solid Analisa TSS Total Suspended Solid limbah cair buangan pabrik kelapa sawit
dapat dilakukan secara langsung dengan menggunakan Turbidity meter, artinya sampel limbah cair buangan pabrik kelapa sawit dapat langsung
dianalisa tanpa harus dilakukan perlakuan sebelumnya. 4. Kadar pH
Analisa pH limbah cair buangan pabrik kelapa sawit dapat dilakukan secara langsung dengan menggunakan alat yang namanya pH meter, artinya sampel
limbah cair buangan pabrik kelapa sawit dapat langsung dianalisa tanpa harus dilakukan perlakuan sebelumnya
2. Baku Mutu Limbah Cair Pengukuran efluen limbah cair buangan pabrik kelapa sawit didasarkan pada