Gambaran Umum Proses Pengolahan Limbah Cair Buangan PKS

areal pabrik pengolahan kelapa sawit PTPN I Persero Cot Girek Aceh Utara lebih kurang 15 Ha. Secara umum iklim di lokasi pabrik kelapa sawit adalah tropis dengan ciri-ciri kelembaban sedang, suhu udara panjang hari relatif tetap disepanjang tahun. Temperatur bulanan relatif tetap pada tiap bulan dengan rata-rata suhu antara 20,9 C sampai dengan 25,5 dan bervariasi antara 0,3 C di atas dan dibawah temperatur rata- rata. Sedangkan curah hujan rata-rata 1,901 mm, jumlah hari hujan 194 hari pertahun.

4.2 Gambaran Umum Proses Pengolahan Limbah Cair Buangan PKS

PTPN I Persero Cot Girek Aceh Utara Limbah cair yang dihasilkan akibat proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit di pabrik kelapa sawit PTPN I Persero Cot Girek Aceh Utara dilakukan di unit pengolahan limbah cair UPLC. Unit-unit atau kolam-kolam pengolahan limbah cair dibangun diatas lahan seluas lebih kurang 5 hektar terdiri dari 10 kolam, yaitu 1 inti kolam pendinginan, 4 kolam an aerobik, 1 kolam fakultatif, 1 kolam aerasi, 1 kolam pengendapan, 1 kolam pertumbuhan alga, dan 1 kolam control dengan memelihara ikan. Proses pengolahan limbah cair yang diterapkan pabrik kelapa sawit PTPN I Persero Cot Girek Aceh Utara adalah proses anerobik dan proses an aerobik yang dilakukan secara kontinyu. Kedua proses ini berlangsung dengan mengandalkan mikroorganisme pengurai senyawa biologis jenis Mesophill. Teknologi proses pengolahan limbah cair buangan pabrik kelapa sawit PTPN I Persero Cot Girek Aceh Utara dengan menggunakan beberapa tahapan yang antara lain adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara

1. Pengendalian Suhu Limbah Cair Buangan PKS PTPN I Cot Girek Aceh Utara

Limbah cair yang keluar dari bak pengutip fat pit masih cukup panas sekitar 50 C sampai dengan suhu 80 C. Suhu tinggi ini harus diturunkan sampai 40 C. Karena pada temperature 40 C proses pengendalian secara biologis dengan menggunakan bakteri dapat bekerja dengan baik. Air limbah segar yang keluar dari proses pengolahan kelapa sawit masih diperlakukan pendinginan sesuai dengan kondisi pengendalian limbah. Pengendalian limbah yang menggunakan bakteri mesophill memerlukan pendinginan hingga 40 C. Metode pendinginan yang dilakukan oleh pabrik kelapa sawit PTPN I Persero Cot Girek Aceh Utara dengan menggunakan metode yaitu: a. Menara pendingin, yaitu pendinginan air limbah dengan menggunakan menara, yang kemudian dibantu dengan bak pendingin. Menara dibuat dari plat stainlessteel yang tahan karat atau dengan konstruksi kayu. Alat ini mampu menurunkan suhu limbah cair sampai dengan tingkat suhu 40 C. b. Kolam pendingin yaitu pendinginan limbah cair dengan kolam. Pendinginan ini dikombinasikan dengan pengutipan minyak. Pendinginan di dalam kolam dilakukan selama 48 jam. Metode ini sering mengalami kegagalan terutama akibat aliran di dalam kolam pendingin tidak baik karena ada aliran yang terlokaliser. Oleh sebab itu kolam pendingin diperbesar sehingga mampu menampung limbah 10 hari olah. Universitas Sumatera Utara

2. Pengendalian Keasaman Limbah Cair PKS PTPN I Cot Girek Aceh Utara

Limbah cair yang dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit masih bersifat asam dengan pH 4 – 5, dan bakteri anerobik akan membentuk asam organic yang disebut VPA Volatile Fatty Acid atau Acid Forming, yang disertai oleh terbentuknya gas karbon dioksida CO 2 dan pH pada proses lebih cepat dari pada naiknya pH pada waktu proses pembentukan metana. Keseimbangan antara keadaan diatas yakni penurunan dan kenaikan pH, dilakukan pengendalian dengan cara sebagai berikut: 1. Pada kolam limbah cair yang baru pada permulaan proses pH dinaikkan dengan menambah kapur tohor CaO sebanyak 1,5 gram CaOliter limbah cair atau soda api NaOH sebanyak 0,25 gram NaOHliter limbah cair. 2. Apabila pH limbah cair telah mencapai 6, maka sebagian limbah dialirkan ke area pengendapan bakteri an aerobik, sebagian lagi dialirkan kebak pemeraman utama. 3. Perbaikan pH dengan penambahan kapursoda bukan untuk terus menerus, namun hanya dilakukan untuk pengendalian pertama dan selanjutnya dapat dilakukan dengan memompakan kembali limbah cair yang sudah matang dari kolam pemeraman utama, dimana pH limbah cair tersebut sudah cukup matang mengandung bakteri an aerobik berkembang biak. Secara rinci proses pengendalian asam dengan pengembangan bakteri An aerobik dapat dijelaskan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Bakteri anaerobik yakni bakteri mesopholic dan bakteri thermophilic dapat diperoleh dari balai-balai penelitian yang berbentuk seperti dodol dan kadar air moisture content 12 dari limbah matang pada pabrik kelapa sawit. Bakteri dikembangkan dengan cara menambahkan limbah cair yang telah dinetralkan pH6 dengan dosis 1 Kg untuk 4 m 3 limbah cair, yang ditempatkan dalam bak berkapasitas 30 m 3 . kemudian dilakukan pengadukan melalui sirkulasi oleh pompa guna mempercepat proses pembusukan sehingga bakteri tersebut berkembang biak lebih awal. Proses ini dilakukan dengan penambahan nutrien pakan untuk bakteri berupa urea dengan dosis 1 kg10 m 3 limbah cair atau 1 kg TSP15 m 3 limbah cair. Cara lain untuk mendapatkan bakteri anaerobik Escherichia coli adalah dengan jalan mengambil limbah cair matang dari pabrik lain, atau dari septi tank lama dan selanjutnya dibiarkan saja sampai terjadi pembusukan sendiri, metode seperti ini membutuhkan waktu yang relatif lama sekitar 6 bulan. Setelah proses dari bakteri tersebut merata, maka selanjutnya limah cair ini dapat dialirkan ke dalam kolam pemeraman utama.

4.3 Titik Lokasi Pengambilan Sampel