Jurisdiksi Pengadilan Jenis-Jenis HaKI Yang Dapat Ditangguhkan Pengeluarannya

a. Jurisdiksi Pengadilan

Terdapat perbedaan jurisdiksi pengadilan yang berwenang menetapkan penangguhan sementara injunction maupun memeriksa perkara pelanggaran HaKI antara Undang-undang Nomor 17 tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan menunjuk Pengadilan Negeri dengan Peraturan perundang-undangan di bidang HaKI menunjuk Pengadilan Niaga. Sehingga ada kemungkinan dua alternative yang bias diajukan : 1 Memberikan kewenangan Pengadilan Niaga untuk menetapkan injunction maupun untuk memutus perkara pelanggaran HaKI, dengan pertimbangan sebagai upaya penundukan diri kepada rezim HaKI sesuai adagium lex posteriori derogate lex priori undang- undang yang berlaku belakangan mengesampingkan undang- undang yang berlaku terdahulu. Sedangkan untuk mengatasi keterbatasan jumlah Pengadilan Niaga, pemegang hak dapat melakukan upaya mekanisme penangguhan karena jabatan ex afficio. 2 Tetap memberikan kewenangan ke Pengadilan Negeri untuk menetapkan injunction maupun untuk memutus perkara pelanggaran HaKI, dengan pertimbangan untuk menampung ketentuan dalam Undang-undang Nomor 17 tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Universitas Sumatera Utara Kepabeanan, serta untuk mengatasi keterbatasan jumlah Pengadilan Niaga dibandingkan Pengadilan Negeri yang terdapat hampir di semua border DJBC

b. Jenis-Jenis HaKI Yang Dapat Ditangguhkan Pengeluarannya

Berdasarkan Pasal 54 Undang-undang Nomor 17 tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, maka jenis-jenis HaKI yang dapat dimintakan penangguhan pengeluaran oleh Bea dan Cukai hanya meliputi: Merek dan Hak Cipta. Menurut Pasal 64 Undang-undang Nomor 17 tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, dengan Peraturan Pemerintah, pengendalian impor atau ekspor barang yang melanggar HaKI juga dapat diperluas untuk jenis HaKI selain merek dan hak cipta, mengingat jenis HaKI lainnya sudah diatur dalam Undang-undang tersendiri misalnya terhadap: paten, desain industry, dan desain tata letak sirkuit terpadu. Perluasan pelanggaran HaKI yang dapat ditangguhkan oleh Bea dan Cukai ini. Menurut Penjelasan Pasal 64 Undang-undang Nomor 17 tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kemampuan dan kesiapan pengelolaan sistem HaKI. Dalam TRIPs sendiri, standar minimum yang ditentukan bagi jenis HaKI yang dapat ditangguhkan pengeluarannya oleh Bea dan Cukai, hanya meliputu merek dan hak cipta. Di Australia, Australia Customs Service hanya Universitas Sumatera Utara melakukan penangguhan pengeluaran untukk barang yang melanggar hak cipta dan merek, sedangkan di Jepang, sesuai dengan kepentingan negaranya, tindakan penangguhan oleh Bea dan Cukai meliputi : hak cipta, merek, paten, desain circuit-layout, dan utility model. 77

c. Definisi Bukti yang Cukup