barang pada bukti pemilikannya haknya. Secara umum, dokumen impor yang dapat diperoleh pemilik pemegang hak merek atau hak cipta adalah sebatas
dokumen pengapalan atau manifest dengan uraian tentang barang yang kurang detail. Bukti permulaan yang cukup dapat diperoleh dengan membandingkan
data pemilikan HaKI dengan data barang yang tercantum pada dokumen pengalan. Namun sering bukti permulaan yang cukup itu hanya dapat
diperoleh setelah dilakukan penelitian pada dokumen imporekspor yang lebih detail, seperti invoice dan packing list, dan bahkan setelah melihat fisik
barang. Berdasarkan kesulitan-kesulitan seperti disebutkan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa active action procedure, yaitu penangguhan pengeluaran barang yang dilakukan oleh pejabat Bea dan Cukai karena jabatannya ex officio,
sebenarnya akan lebih efektif dibandingkan dengan cara passive action procedure, yaitu penangguhan pengeluaran barang oleh Pejabat Bea dan Cukai berdasarkan
perintah ketua pengadilan negeri pengadilan niaga atas permintaan pemilik pemegang HaKI.
d. Jumlah dan Bentuk Jaminan
Dalam pelaksanaan passive action procedure, suatu jaminan dengan nilai yang cukup diperlukan untuk melindungi pemilik barang yang diduga melakukan
pelanggaran dan kerugian yang tidak perlu yang timbul karena pengeluaran barangnya ditangguhkan, dan dengan demikian dapat mengurangi kemungkinan
penyalahgunaan hak. Jaminan yang cukup juga dapat melindungi pihak Bea dan
Universitas Sumatera Utara
Cukai dan kemungkinan adanya tuntutan ganti rugi karena pelaksanaan penangguhan pengeluaran active action procedure. Yang menjadi masalah, apa yang menjadi
dasar pertimbangan dalam menentukan jumlah dan bentuk jaminan yang perlu dipertaruhkan, dan bagaimana kaitannya dengan efektivitas tugas pengendalian impor
ekspor barang hasil pelanggaran HaKI. Besarnya kerugian pemilik barang sebagai akibat penangguhan pengeluaran
barangnya adalah sangat relatif dan sulit diukur. Di samping keadaan dan sifat barang yang bersangkutan, keadaan pasar juga sangat menentukan. Dalam hal kerugian
karena keadaan atau sifat barang misal: barangnya cepat rusak, besarnya kerugian relatif lebih mudah diukur dan dapat dihindarkan atau ditekan dengan mengeluarkan
barang terlebih dahulu atas persetujuan Ketua Pengadilan Negeri Ketua Pengadilan Niaga dengan mempertaruhkan jaminan. Namun, kerugian yang disebabkan karena
keterlambatan akses ke pasar dapat mengakibatkan hilangnya peluang karena pasar bisa saja berkembang menjadi sudah jenuh. Demikian pula keterlibatan pengiriman
barang untuk suatu proyek dapat mengakibatkan permasalahan yang kompleks. Maka penetapan besarnya jaminan yang perlu dipertaruhkan oleh pihak yang
mengajukan permintaan penangguhan bukanlah hal yang mudah. Persaingan. merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dan kegiatan perdagangan.
Sepanjang persaingan itu dilakukan dalam keadaan “fair” tidak menjadi masalah. Pengaturan penegakan hukum dalam bidang HaKI yang dilakukan oleh pihak Pabean
adalah salah satu cara untuk mencegab persaingan yang tidak sehat. Ikut dipertimbangkan, misalnya, jika jaminan yang perlu dipertaruhkan jumlahnya relatif
Universitas Sumatera Utara
kecil dibandingkan dengan keuntungan yang akan diperoleh dengan menguasai pasar terlebih dahulu, bukan tidak mungkin upaya hukum permintaan penangguhan
pengeluaran barang dimanfaatkaa oleh pihak-pihak tertentu. Sebaliknya, jika jumlah jaminan relatif besar, bukan tidak mungkin si pemilik pemegang HaKI menghadapi
kesulitan untuk menggunakan upaya hukum ini. Akibatnya relatif sulit untuk menentukan besarnya jaminan yang dapat dianggap memenuhi rasa keadilan semua
pihak yang terkait.
78
e. Lingkup Kewenangan Pejabat Bea dan Cukai Ex Officio