25
pelaksanaanya fumigant akan menjadi uap atau gas pada tekanan dan suhu kamar tertentu.
2.10.2 Penanganan Bahan Pustaka
Sebagai pustakawan kita harus dapat memperbaiki dokumen yang rusak, baik itu kerusakan kecil maupun kerusakan yang berat. Perpustakaan sebaiknya
memiliki ruangan khusus untuk melakukan pekerjaan ini. Menambal buku berlubang oleh larva kutu buku atau sebab lainnya, menyambung kertas yang
robek, atau menambal halaman buku yang koyak adalah pekerjaan yang mesti dapat dikerjakan. Mengganti sampul buku yang rusak total, menjilid kembali, atau
mengencangkan penjilidan yang kendur adalah pekerjaan yang harus dikuasai oleh restaurator. Berbagai macam kerusakan yang lain yang mungkin terjadi,
tidak boleh ditolak oleh bagian pelestarian ini. Menurut Martoatmodjo 1993: 52-57 cara mengerjakan perbaikan bahan
pustaka yang rusak adalah sebagai berikut: 1.
Menambal kertas
Larva kutu buku sering membuat lubang pada buku, dari halaman depan sampai belakang. Kecoa atau ikan perak juga sering memakan
kertas, sehingga kertas tersebut menjadi berlubang atau robek. Kerusakan dapat pula terjadi pada bahan pustaka yang sering dipakai.
Karena sering dipakai, bahan pustaka menjadi tipis pada bagian lipatan. Kerusakan tersebut dapat diperbaiki dengan menambalnya.
Ada 2 jenis penambalan bahan pustaka yang selama ini dikenal, yaitu penambalan karena kertas berlubang dan penambalan karena kertas
robek memanjang. Kertas yang berlubang disebabkan oleh larva kutu buku. Jika tidak
terlalu parah, dapat ditutup dengan bubur kertas tanpa mengganggu isi buku. Rendam kertas yang baik dan bersih dengan air suling pada pH
5,5 sampai 8,5. Kemudian diblender sampai menjadi bubur kertas yang halus. Kertas yang akan ditambal diletakkan di atas kertas penyerap.
Tutup lubang secukupnya, ratakan, olesi lem kanji, tutup dengan kertas penyerap, kemudian dipres dan dikeringkan. Setelah kering lubang
kertas sudah tertutup. Penambalan kertas yang robek memanjang dapat di lakukan dengan 2 cara, yaitu :
a. Penambalan dengan kertas Jepang sejenis kertas untuk laminasi b. Penambalan dengan kertas tisue
Menambal dengan kertas Jepang dikerjakan bila ada halaman buku yang robek, baik robeknya lurus maupun tidak lurus. Penambalan
ini dapat di lakukan jika robeknya hanya sepanjang 3 cm sampai dengan di atas 10 cm. Kerusakan itu harus segera diperbaiki, kalau
tidak robeknya akan merambat dan mengakibatkan separuh halaman hilang. Kerusakan menjadi parah. Untuk menghindari keadaan
Universitas Sumatera Utara
26
semacam ini, buku yang halamannya robek hendaknya ditarik dari peredaran, dan dikirim ke bagian perbaikan preservasi.
2.
Memutihkan kertas.
Kertas yang terkena debu atau lumpur akan berwarna kecoklatan. Ini dapat diputihkan dengan menggunakan berbagai zat kimia, seperti :
a. Chloromine T
Chloromine T 2,5 dilarutkan ke dalam air, kertas yang akan diputihkan diletakkan di atas kertas penyerap, kemudian diolesi
dengan larutan di atas. Cara ini dapat diulang sampai noda atau warna putih yang dikehendaki tercapai. Keuntungan penggunaan zat
ini adalah tidak meninggalkan residu yang berbahaya pada kertas.
b. Gas Chlorodioksida Penggunaan gas untuk memutihkan bahan cetakan cukup baik.
Seperti pada Chloromine T, gas ini dilarutkan di dalam air dengan cara mengalirkannya. Kertas yang akan diputihkan dicelupkan ke
dalam larutan selama 5 menit kemudian diangkat. Agar kertas tidak robek, dapat dibantu penyangga kaca. Kemudian dimasukkan ke air
bersih untuk membilas larutan gas Chlorodioksida yang masih menempel di kertas. Tes dahulu apakah tintanya luntur atau tidak.
Kalau kertasnya luntur, hanya pada titik noda saja yang diputihkan dengan kuas.
c. Natrium Chlorida Cara membuatnya ialah dengan mengambil 20 gram NaCl dan
dimasukkan ke dalam 3 liter air pada suatu bejana.Kemudian tambahkan 75 ml formaldehida 40. Rendam kertas yang akan
diputihkan sampai noda hilang atau tingkat keputihan yang dikehendaki dicapai. Dengan bantuan kaca, ambil lembaran kertas
tadi dan bilas dalam air bersih, agar residu zat pemutihnya hilang.
d. Potasium Permanganate Bahan yang dipergunakan adalah KMnO4 0,5-5 dilarutkan ke
dalam air. Lembaran yang akan diputihkan direndam di dalamnya selama 5 menit. Kemudian dimasukkan pada bak kedua yang telah
diisi air dengan larutan natrium tiosulfat 5 untuk menghilangkan warna coklat larutan KMnO4. Selanjutnya kertas dimasukkan ke
dalam air bersih untuk menghilangkan residunya.
e. Natrium Hipochlorite Bahan ini bereaksi sangat lambat, karena itu baik untuk kertas.
Tetapi kita harus selalu memperhatikan pH yaitu 11. Untuk mendapatkan pH yang dikehendaki perlu dipakai larutan
penyangga. Tanpa larutan penyangga, pH akan menurun kadarnya naik. Pakailah larutan penyangga sehingga pH tidak turun
melampaui angka 7.
f. Hidrogen Peroksida Bahan ini bereaksi cepat, biasanya disimpan dalam konsentrasi 30
di dalam botol atau dalam kaleng tertutup. Bahan ini tidak tahan terhadap sinar matahari. Kadarnya akan turun jika terkena sinar
matahari, karena itu harus disimpan di tempat yang gelap. Sebaiknya kertas yang akan diputihkan sudah diturunkan kadar keasamannya.
Universitas Sumatera Utara
27
Hidrogen peroksida 30 dibuat H2O2 5-10 dengan ditambah amoniak sampai pH-nya antara 9,5-10,5. Masukkan kertas yang akan
diputihkan ke dalam larutan tersebut sampai tingkat keputihan yang dikehendaki tercapai. Setelah cukup, angkat kertas tersebut dan
bersihkan dengan air bersih dengan merendamnya selama 30 menit. Kemudian dianginkan sampai kering. Pemutihan kertas ini lebih
bersifat sekedar menghilangkan noda pada kertas daripada memutihkan lembaran buku yang sudah ditulisi, baik tulisan cetak,
maupun tulisan tangan. Tetapi kalau memang dianggap sangat perlu, dapat juga seluruh halaman dari suatu buku diputihkan.
3.
Mengganti halaman yang robek
Halaman yang robek dan robekannya tak dapat diperbaiki dengan menambalnya, atau sudah hilang, harus diganti dengan membuatkan
foto kopinya. Foto kopi tersebut dipotong sesuai dengan luas halaman buku. Kemudian disisipkan dan ditempelkan dengan lem secara hati-
hati pada bagian yang hilang. Karena penyisipan di lakukan pada buku yang terjilid, ada kemungkinan terjadi kelebihan lebar halaman
tambahan tersebut.Untuk itu kelebihan perlu dipotong. Agar tidak perlu memotong pada akhir pekerjaan, sebaiknya kertas yang akan
disisipkan dikurangi lebarnya pada bagian yang akan ditempelkan. Sedangkan waktu menyisipkannya pinggiran kertas diratakan dengan
kertas halaman buku yang ada.Ini lebih mudah dan hasil akhir dapat rata, karena sudah disesuaikan dengan ukurannya.
4.
Mengencangkan benang jilidan yang kendur
Kalau masih belum terlalu parah, kita cukup mengencangkan benang yang menjadi longgar dengan menariknya. Dengan jarum benang kita
jahit dan matikan benag yang longgar tadi. Kalau sudah terlalu parah bukalah kertas pelindung dan sampul buku sekaligus. Lihat
benangnya.Kencangkan yang longgar, sambung yang putus, atau ganti benang dengan menjilidnya lagi. Setelah itu,pasanglah lembar
pelindung dan smpulnya lagi. Kalau ada yang rusak waktu dibongkar tadi, maka gantilah dengan lembar pelindung yang baru.
5.
Memperbaiki punggung buku, engsel, atau sampul buku yang rusak.
Dengan alat-alat penjilidan yang sederhana, berbagai kerusakan di atas dapat diperbaiki. Seperti pada perbaikan benang jilidan diatas, maka
kerusakan punggung buku, engsel buku dan sampul buku harus di lakukan dengan membongkar buku yang rusak itu, kemudian perbaiki
atau menggantinya dengan yang baru.
Universitas Sumatera Utara
28
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian