47
Penjilidan buku dilakukan untuk memperbaiki kondisi kertas terlepas, kondisi sampul yang rusak dan sebagainya. Penjilidan dilakukan dengan berbagai
tahap. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan berikut: I
3
: Penjilidan yang kami lakukan di sini dengan cara-cara sebagai berikut: 1. Mengambil buku yang rusak jilidannya. 2. merapikan
susunan halaman sesuai dengan urutannya 3. lem punggung buku 4. Lem cover buku tersebut.
I
4
: Penjilidan biasa dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Mengambil buku yang rusak jilidannya. 2. merapikan susunan halaman sesuai
dengan urutannya 3. lem punggung buku 4. Lem cover buku tersebut. Sedangkan penjilidan menggunakan kain kassa yaitu dengan cara: 1.
Mengambil buku yang rusak jilidannya. 2. rapikan susunan halaman sesuai dengan urutannya 3. Tambahkan halaman kosong pada depan
dan belakang buku 4. lem punggung buku 5. Tempelkan kain kassa dipunggung buku 6. Buatkan karton untuk punggung buku 7. Lalu
buatkan cover buku sesuai dengan besarnya buku tersebut 8. Lalu lem cover buku ke punggung buku kehalaman kosong didepan buku dan
belakang.
Berdasarkan pernyataan informan di atas dapat di simpulkan bahwa tahap- tahap dalam proses penjilidan sudah sesuai dengan teori yang ada. Kegiatan lain
dalam memperbaiki buku yang rusak seperti menambal kertas dan memutihkan kertas belum dilakukan oleh pihak Perpustakaan USU. Hal tersebut karena
terbatasnya biaya.
4.2.4 Kendala Dalam Pelestarian
Pelaksanaan pelestarian di setiap Perpustakaan memiliki beberapa kendala. Pada Perpustakaan USU juga memiliki kendala dalam pelaksanaan
pelestariannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan sebagai berikut: I
1
: Kendala dalam pelestarian adalah anggaran karena anggarannya sudah dikurangi dari zaman dulu sehingga fasilitas seperti AC dan
kipas angin sudah banyak mengalami kerusakan sehingga belum diperbaiki.
Dari pernyataan informan di atas dapat disimpulkan bahwa kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan pelestarian tersebut adalah anggaran yang tidak
memadai untuk dilakukannya kegiatan pelestarian. Sehingga beberapa fasilitas seperti AC tidak bekerja optimal pada tempat penyimpanan koleksi buku langka.
Universitas Sumatera Utara
48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara kepada informan, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Kondisi fisik buku langka di Perpustakaan USU dalam kondisi yang
kurang baik, hal ini terlihat dari buku dalam kondisi fisik baik 29,63, kondisi sedang 64,81 dan dalam kondisi buruk 5,56 dari seluruh
jumlah koleksi buku langka yang diteliti yaitu berjumlah 54 buku. Kondisi buku yang baik lebih banyak dari pada buku yang rusak, tetapi
kondisi buku rata-rata dalam kondisi sedang. Hal ini berarti koleksi buku langka kurang mendapat perhatian atau perawatan. Hal utama
yang perlu diprioritaskan adalah kontrol lingkungan yang baik. Kondisi buku yang kurang baik ini juga ditandai dengan banyaknya
koleksi buku yang terindikasi serangan serangga berjumlah 29 buku atau setara dengan 53,70 dan terindikasi jamur berjumlah 14 buku
atau setara dengan 25,93. Hal ini menunjukan bahwa faktor yang paling berpengaruh paling banyak terhadap kerusakan koleksi adalah
serangga dan jamur.
2. Penyebab kerusakan yang ditemukan pada koleksi buku langka yaitu
serangga, jamur dan kondisi lingkungan yang tidak stabil. Kondisi lingkungan tempat penyimpanan berkisar 18°C, dan untuk kelembaban
udara di ruang penyimpanan tidak diketahui, karena tidak terdapat alat
pengukur suhu dan kelembaban yaitu thermohygrometer.
3. Cara pelaksanaan pelestarian koleksi di Perpustakaan USU sudah baik.
Hal ini ditandai dengan beberapa pencegahan yang dilakukan seperti memasang sistem keamanan elektronik misalnya penggunaan kamera
pengintai untuk memantau kegiatan pengguna di dalam perpustakaan, maupun pemasangan alarm detector anti maling di pintu keluar
masuk perpustakaan. Perpustakaan juga sudah membuat rambu-rambu atau aturan tentang bagaimana cara menggunakan buku yang baik dan
benar. Serta perpustakaan telah memiliki peraturan ataupun sanksi
Universitas Sumatera Utara