9
yang dikenal penting bagi kebutuhan pengguna yang akan meningkatkan nilai suatu buku dan memunculkan arti langka itu sendiri.
b. Usia, bagi buku langka usia merupakan bagian kecil dari nilai sebuah buku
itu sendiri. c.
Kelangkaan, maksudnya adalah buku-buku yang ada hanya tersedia dalam jumlah cetak sedikit dan memiliki nilai yang penting bagi pengguna. Edisi
sebuah buku yang dicetak sebanyak 25.000 kopi atau lebih tentu tidak dapat dikategorikan sebagai sebuah koleksi buku langka.
d. Kondisi, kondisi juga merupakan faktor penting yang menjadi
karakteristik buku langka. Kondisi merupakan suatu gabungan dari kondisi fisik buku itu sendiri dan kelengkapan dari isi buku. Sebuah buku dengan
kondisi yang baik secara fisik yaitu tidak terdapat sobekan pada setiap kertasnya dan tanda apapun sebagai bentuk penyalahgunaan di dalamnya,
merupakan buku orisinil dan terjilid secara lengkap. Selain kondisi fisik, isi buku merupakan bagian penting dalam sebuah buku langka. Dari isi
sebuah buku, dapat dilihat bahwa apakah buku tersebut dapat benar-benar dikategorikan sebagai buku langka atau tidak.
e. Edisi Pertama, edisi pertama dapat diartikan sebagai buku yang dicetak
dan dipublikasikan untuk yang pertama kalinya. Ketika buku tersebut direvisi atau dicetak ulang pada waktu berikutnya, tidak lagi dapat
dikategorikan sebagai buku baru, tapi tidak pula langka. Jadi, salah satu karakteristik sebuah buku dapat disebut koleksi buku langka adalah karena
edisinya yang merupakan edisi pertama. Meski edisi pertama merupakan salah satu karakteristik koleksi buku langka, namun alasan lain harus pula
tetap diperhatikan, diantaranya adalah pentingnya revisi dari buku tersebut atau edisi terjemahan pertama ke dalam bahasa Inggris, karena
kebanyakan buku langka terdiri dari bahasa Belanda, Jerman, Italia, dll.
f. Penjilidan yang Benar dan Ilustrasi, sebuah buku dapat memiliki
karakteristik fisik yang dapat menjadikannya koleksi yang penting seperti penjilidan khusus, koleksi pertama yang menggunakan proses pencetakan
terbaru, desain yang inovatif, atau tulisan tangan seorang pengarang. Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa karakteristik koleksi
buku langka yaitu memiliki nilai intrinsik, usia, kelangkaan, kondisi, edisi pertama dan penjilidan yang benar serta ilustrasi.
2.5 Nilai Informasi
A. Pengertian Untuk mengetahui arti atau defenisi dari nilai informasi, ada baiknya
melihat defenisi kata demi kata dari nilai informasi tersebut. Kristanto 2003: 6 mengemukakan bahwa:
Informasi merupakan kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima, sedangkan pengertian
nilai itu sendiri adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
10
kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia.
Selain itu, Sutabri 2005: 31 menyatakan bahwa:
Nilai informasi ditentukan oleh dua hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut. Suatu informasi dapat dikatakan bernilai
bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya. Sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir secara
pasti nilai keuntungannya dalam satuan uang, tetapi kita dapat menaksir nilai efektifitas dari informasi tersebut.
Sedangkan pendapat Jogiyanto 2005: 31 yaitu: Nilai informasi ditentukan oleh dua hal, yaitu manfaat dan biaya
mendapatkannya. Informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Nilai informasi
secara nyata memiliki karakteristik khusus terhadap tingkat ukuran, kebutuhan, dinamika, kemanfaatan dan keterpakaian informasi itu sendiri.
Tetapi nilai tersebut tidak dapat diukur secara nyata.
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat diketahui bahwa nilai informasi sangat tergantung pada isi, cara perolehan dan manfaatnya bagi
pengguna dalam mendukung aktifitas yang sedang ia lakukan. B. Manfaat Informasi
Informasi dikatakan bernilai apabila dapat memberikan manfaat kepada para pengguna. Adapun manfaat dari informasi itu sendiri menurut Sutanta 2003:
11 adalah : 1. Menambah pengetahuan
Adanya informasi akan menambah pengetahuan bagi penerima yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang mendukung proses
pengambilan keputusan.
2. Mengurangi ketidakpastian pemakai informasi Informasi akan mengurangi ketidakpastian karena apa yang akan terjadi
dapat diketahui sebelumnya, sehingga kemungkinan menghindari keraguan pada saat pengambilan keputusan.
3. Mengurangi resiko kegagalan Adanya informasi akan resiko kegagalan karena apa yang akan terjadi
dapat diantisipasi dengan baik, sehingga kemungkinan terjadinya kegagalan akan dapat dikurangi dengan pengambilan keputusan yang
tepat.
4. Mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan Mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan akan
mengahasilkan keputusan yang lebih terarah.
Universitas Sumatera Utara
11
5. Memberikan standar, aturan-aturan, ukuran-ukuran dan keputusan untuk menentukan pencapaian, sasaran dan tujuan.
Pendapat di atas menunjukkan bahwa dengan informasi akan memberikan standar dan keputusan yang lebih terarah untuk mencapai sasaran dan tujuan yang
telah ditetapkan secara lebih baik berdasarkan informasi yang diperoleh. Pelestarian kandungan informasi yang dapat dilakukan yaitu dengan cara
mengalih mediakannya ke dalam format lain yang lebih durable. Dureau dan Clement 1990: 4 menyatakan bahwa “bentuk alih media
yang dapat dilakukan meliputi fotokopi, pembuatan mikrofilm, digitaliasi data magnetic disk seperti disket, optical disk seperti CD-ROM, dan lain-lain”.
Alasan untuk melakukan pelestarian kandungan informasi ini adalah karena kondisi fisik bahan pustaka yang bersangkutan sudah tidak dapat dipertahankan
lagi, sedangkan informasinya yang dikandungnya masih dibutuhkan oleh para pengguna, dan bahan pustaka tersebut tidak tersedia lagi di pasaran.
2.6 Fisik Buku