3.6.4.1 Validitas Konstruk Conctuct Validity Alat ukur dikatakan valid apabila item sebagai alat ukur telah mencermin-
kan konsep perilaku yang diukur, dan memiliki tingkat kesesuaian dengan konstruksi teoritiknya. Penggunaan validitas konstruk terutama dalam
pengukuran-pengukuran gejala perilaku yang abstrak. Dalam penelitian ini, validitas konstruk untuk instrumen non tes yaitu keterampilan guru dan aktivitas
siswa harus berkaitan dengan indikator, definisi operasional, dan konsep teori tentang variabel yang diukur.
3.6.4.2 Validitas Isi Content Validity Derajad validitas menunjuk pada kemampuan tes dalam menggambarkan
topik-topik dan ruang lingkup cakupan materi yang akan diukur. Pada umumnya validitas ini hanya digunakan untuk mengkur variabel cakupan materi yang jelas,
misalnya dalam tes hasil belajar, alat ukur digunakan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap kompetensi bidang studi yang dipersyaratkan. Validitas isi dalam
penelitian ini adalah alat tes evaluasi hasil belajar siswa.
3.7 TEKNIK ANALISIS DATA
3.7.1 Teknik Analisis Kuantitatif
Teknik analisis kuantitatif pada penelitian ini digunakan untuk menganalisis skor, persentase, rata-rata skor variabel keterampilan guru dan aktivitas siswa,
serta ketuntasan hasil belajar secara individual maupun klasikal. Langkah- langkahnya sebagai berikut.
1. Menentukan skor berdasarkan proporsi Poerwanti, 2008:6.15
Dengan menggunakan rumus: Skor =
B St
x 100 rumus bila menggunakan skala-100 Keterangan :
B = banyaknya butir yang dijawab benar dalam bentuk pilihan ganda atau jumlah skor jawaban benar pada setiap butiritem soal pada tes bentuk
menguraikan St = skor teoritis
2. Menghitung mean
Abdurahman 2011:96 menyatakan bahwa rumus rata-rata untuk data kuantitatif yang sudah dikelompokkan, dihitung dengan rumus:
= .
Keterangan : = nilai rata-rata
x
i
= titik tengah masing-masing kelas f
i
= frekuensi masing-masing kelas 3.
Menghitung persentase ketuntasan belajar secara klasikal Aqib 2011:41 menjelaskan bahwa untuk mengetahui persentase
ketuntasan belajar klasikal, menggunakan rumus sebagai berikut : ketuntasan belajar =
jumlah siswa yang tuntas jumlah seluruh siswa
x 100 Adapun kriteria untuk menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa
dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam Persen
Tingkat Keberhasilan Kualifikasi
80 Sangat Tinggi
60 - 79 Tinggi
40 - 59 Sedang
20 - 39 Rendah
20 Sangat Rendah
Aqib, 2011:41
Hasil penghitungan disesuaikan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM belajar siswa yang dikelompokkan ke dalam dua kategori tuntas dan
tidak tuntas dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.2
Kriteria Ketuntasan Minimal KKM Belajar Siswa Kriteria Ketuntasan
Kategori
≥ 66 Tuntas
66 Tidak Tuntas
KKM mata pelajaran IPA kelas V SDN Tugurejo 03
3.7.2 Teknik Analisis Kualitatif
Teknik analisis kualitatif pada penelitian ini digunakan untuk menganalisis 1 model Somatic Auditory Visualization Intellectually berbantuan Mind Mapping
yang paling baik meningkatkan kualitas pembelajaran IPA; 2 kategori keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa melalui model Somatic
Auditory Visualization Intellectually berbantuan Mind Mapping. Data hasil observasi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar
siswa diklasifikasikan ke dalam empat kategori. Poerwanti 2008:7.4 membagi rentang nilai menjadi empat kategori yaitu sangat baik, baik, cukup, dan kurang.
Selanjutnya, menurut Widoyoko 2014:111 untuk menyusun tabel klasifikasi dilakukan dengan cara mencari skor tertinggi, skor terendah, jumlah kelas, dan
jarak interval. Untuk menentukan jarak interval digunakan rumus sebagai berikut: Jarak interval i =
skor maksimal − skor minimal
jumlah kelas interval
Untuk mencari empat kriteria keterampilan guru dan aktivitas siswa dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut.
Skor tertinggi = 40
Skor terendah = 10
Jumlah kelas = 4
Jarak interval =
skor maksimal − skor minimal
jumlah kelas interval
=
40 −10
4
= 7,5 Dari hasil perhitungan yang dipaparkan, maka didapatkan klasifikasi tingka-
tan skor pada keterampilan guru sebagai berikut: Tabel 3.3
Klasifikasi Kategori Keterampilan Guru
Skor Kategori
32,5 ≤ skor 40
Sangat Baik 25
≤ skor 32,5 Baik
17,5 ≤ skor 25
Cukup 10
≤ skor 17,5 Kurang
Sedangkan tabel klasifikasi untuk aktivitas siswa sebagai berikut:
Tabel 3.4
Klasifikasi Kategori Aktivitas Siswa
Skor Kategori
32,5 ≤ skor 40
Sangat Baik 25
≤ skor 32,5 Baik
17,5 ≤ skor 25
Cukup 10
≤ skor 17,5 Kurang
Hasil belajar afektif juga dikelompokkan ke dalam 4 kategori yaitu sangat baik, baik, cukup dan kurang, dengan perhitungan sebagai berikut.
Skor tertinggi = 12
Skor terendah = 3
Jumlah kelas = 4
Jarak interval =
skor maksimal − skor minimal
jumlah kelas interval
=
12 −3
4
= 2,25 Dari hasil perhitungan yang dipaparkan, maka didapatkan klasifikasi ting-
katan skor hasil belajar afektif sebagai berikut: Tabel 3.5
Klasifikasi Kategori Hasil Belajar Afektif
Skor Kategori
9,75 ≤ skor 12
Sangat Baik 7,5
≤ skor 9,75 Baik
5,25 ≤ skor 7,5
Cukup 3
≤ skor 5,25 Kurang
Untuk mencari empat kriteria hasil belajar psikomotorik dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut.
Skor tertinggi = 24
Skor terendah = 6
Jumlah kelas = 4
Jarak interval =
skor maksimal − skor minimal
jumlah kelas interval
=
24 −6
4
= 4,5 Dari hasil perhitungan yang dipaparkan, maka didapatkan klasifikasi
tingkatan skor hasil belajar psikomotorik sebagai berikut:
Tabel 3.6
Klasifikasi Kategori Hasil Belajar Psikomotorik
Skor Kategori
19,5 ≤ skor 24
Sangat Baik 15
≤ skor 19,5 Baik
10,5 ≤ skor 15
Cukup 6
≤ skor 10,5 Kurang
3.8 INDIKATOR KEBERHASILAN