2.1.7 Mind Mapping
2.1.7.1 Pengertian Mind Mapping Menurut Silberman dalam Shoimin, 2014:105 mind mapping atau
pemetaan pikiran merupakan cara kreatif bagi tiap pembelajar untuk menghasil- kan gagasan, mencatat apa yang dipelajari, atau merencanakan tugas baru.
Meminta pembelajar untuk membuat peta pikiran memungkinkan mereka mengidentifikasi dengan jelas dan kreatif apa yang telah mereka pelajari atau apa
yang tengah mereka rencanakan. Pemetaan pikiran adalah teknik pemanfaatan seluruh otak dengan
menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan Shoimin, 2014:105.
Mind mapping merupakan suatu cara untuk membantu membuat catatan lebih menarik, mudah diingat, di mengerti. Pembuatan menggunakan gambar,
simbol, dan warna. Hal ini membuat siswa lebih kreatif, termotivasi untuk belajar sehingga hasil belajar akan meningkat Olivia, 2008:12.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa mind mapping adalah cara membuat catatan dengan mengoptimalkan kombinasi
otak kiri dan otak kanan sehingga dapat memudahkan siswa dalam mengingat dan mengulang kembali suatu materi pembelajaran yang telah didapatkan. Melalui
pembuatan mind mapping yang dilakukan oleh siswa, penyerapan konsep dan prinsip dalam pembelajaran IPA dapat menjadi lebih cepat, terarah, dan
terstruktur dengan baik sehingga siswa lebih mudah menyerap materi pembelajaran.
Dalam penelitian ini mind mapping juga merupakan media untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa agar mudah dipahami dan ditang-
kap maknanya dengan baik. Mind Mapping bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam,
memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk, gambar dan sebagainya memudahkan otak
dalam menyerap informasi yang diterima sehingga siswa akan lebih mudah memahami materi yang sedang dipelajari.
2.1.7.2 Manfaat Mind Mapping Mind mapping memiliki banyak manfaat, misalnya dalam bidang
pendidikan digunakan sebagai teknik untuk mencatat. Catatan penuh gambar, simbol, garis, dan warna lebih efektif untuk meningkatkan daya ingat.
Menurut Buzan 2008:6 mind mapping dapat membantu kita untuk merencana, berkomunikasi, menjadi lebih kreatif, menghemat waktu, menyelesai-
kan masalah, memusatkan perhatian, menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, mengingat lebih baik, belajar lebih cepat dan efisien, serta melihat gambar
keseluruhan. Menurut Zampetakis 2007:372 dalam Journal of Management Develop-
ment Vol. 26 No. 4 pp. 370-380 menjelaskan bahwa: “Mind maps eliminate gaps and omissions in important
information and can be used to take notes, plan a project, solve a problem, summarize a book, improve recall, organize notes to speed
learning, and much more ”.
Intinya peta pikiran dapat menghilangkan kesenjangan dan penghapusan
informasi penting dan dapat digunakan untuk membuat catatan, merencanakan
suatu proyek, memecahkan masalah, meringkas buku, meningkatkan daya ingat, mengatur cacatan untuk belajar cepat, dan masih banyak lagi.
Manfaat belajar membuat mind mapping menurut Olivia 2008:8 sebagai berikut: 1 membantu berkonsentrasi memusatkan perhatian dan lebih baik
dalam mengingat; 2 meningkatkan kecerdasan visual dan keterampilan observasi; 3 melatih kemampuan berpikir kritis dan komunikasi; 4 melatih
inisiatif dan rasa ingin tahu; 5 meningkatkan kreativitas dan daya cipta; 6 membuat catatan dan ringkasan lebih baik; 7 membantu memunculkan ide
brilian; 8 meningkatkan kecepatan berpikir dan mandiri; 9 menghemat waktu; 10 membantu mengembangkan diri dan merangsang pengungkapan pemikiran;
11 mendapat kesempatan lebih banyak untuk bersenang-senang; 12 membuat tetap fokus pada ide utama; 13 membantu menggunakan kedua belahan otak
sehingga ingin terus belajar. Dari beberapa manfaat tersebut, disimpulkan mind mapping dapat
menumbuhkan kreativitas, memunculkan ide, mendorong pemecahan masalah, meningkatkan daya ingat, dan menumbuhkan motivasi belajar.
2.1.7.3 Langkah-langkah Mind Mapping Adapun langkah-langkah mind mapping sebagai berikut Shoimin,
2014:106-107: 1.
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 2.
Guru menyajikan materi sebagaimana biasa. 3.
Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang.
4. Suruhlah seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima
dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.
5. Seluruh siswa secara bergilirandiacak menyampaikan hasil wawancaranya
dengan teman pasangannya, sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya.
6. Guru mengulangimenjelaskan kembali materi yang sekiranya belum
dipahami siswa. 7.
Kesimpulanpenutup. Ada beberapa langkah persiapan yang harus dilakukan, antara lain Huda,
2013:307: 1.
Mencatat hasil ceramah dan menyimak poin-poin atau kata kunci-kata kunci dari ceramah tersebut.
2. Menunjukkan jaringan-jaringan dan relasi-relasi di antara berbagai poin
gagasankata kunci ini terkait dengan materi pelajaran. 3.
Membrainstorming semua hal yang sudah diketahui sebelumnya tentang topik tersebut.
4. Merencanakan tahap-tahap awal pemetaan gagasan dengan memvisualisasi-
kan semua aspek dari topik yang dibahas. 5.
Menyusun gagasan dan informasi dengan membuatnya bisa diakses pada satu lembar saja.
6. Menstimulasi pemikiran dan solusi kreatif atas permasalahan-permasalahan
yang terkait dengan topik bahasan.
7. Mereview pelajaran untuk mempersiapkan tes atau ujian.
DePorter dalam Shoimin 2014:106 mengemukakan beberapa kiat dalam membuat peta pikiran. Kiat-kiat tersebut adalah:
1. Tulis gagasan utamanya di tengah-tengah kertas dan lingkupilah dengan
lingkaran, persegi, atau bentuk lain. 2.
Tambahkan sebuah cabang yang keluar dari pusatnya untuk setiap poin atau gagasan utama. Jumlah cabang-cabangnya akan bervariasi, tergantung dari
jumlah gagasan atau segmen. Gunakan warna yang berbeda untuk tiap-tiap cabang.
3. Tuliskan kata kunci atau frasa pada tiap-tiap cabang yang dikembangkan
untuk detail. Kata-kata kunci adalah kata-kata yang menyampaikan inti sebuah gagasan dan memicu ingatan pembelajar.
4. Tambahkan simbol-simbol dan ilustrasi-ilustrasi untuk mendapatkan ingatan
yang lebih baik. Dari beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa langkah-
langkah yang harus dilakukan dalam menerapkan mind mapping, meliputi: 1.
Siswa memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru dan mencatat hal-
hal penting berupa kata-kata kunci terkait dengan materi pelajaran.
2. Merencanakan tahap-tahap awal pemetaan gagasan dengan memvisualisasi-
kan semua aspek dari topik yang dibahas.
3.
Menuliskan gagasan pokok di tengah-tengah kertas.
4. Menuliskan kata-kata kunci atau kata-kata yang diperlukan dalam mind
mapping terkait dengan gagasan pokok.
5. Menggunakan gambar, garis, dan warna agar lebih menarik dan menye-
nangkan.
6.
Siswa mempresentasikan hasil mind mapping ke depan kelas.
7.
Mereview pelajaran untuk mempersiapkan tes atau ujian.
2.1.7.4 Kelebihan dan Kekurangan Mind Mapping Adapun kelebihan dan kekurangan mind mapping menurut Faiq 2013
sebagai berikut: 1.
Kelebihan Mind Mapping antara lain: a meningkatkan kreativitas dan aktivitas individu maupun kelompok; b memudahkan otak memahami dan menyerap
informasi dengan cepat; c memudahkan siswa mengingat; d memusatkan perhatian siswa; e menyenangkan bagi siswa; f mengaktifkan seluruh bagian
otak. 2.
Kekurangan Mind Mapping antara lain: a memerlukan banyak alat tulis misalnya spidol warna-warni; b memerlukan latihan sehingga siswa terbiasa
dan mahir; c memerlukan waktu relatif lama dari teknik mencatat biasa bila siswa masih dalam tahap pemula.
2.1.8 Penerapan Model Somatic Auditory Visualization Intellectually