Langkah kedua adalah menghitung deviasi standar dengan persamaan 2 berikut:
� = �∑�
�
− ��
2
� − 1 �
: Standar deviasi dari populasi �
: Banyaknya jumlah pengamata �
: Data hasil pengukuran Langkah ketiga adalah menentukan batas kontrol atas BKA dan batas
kontrol bawah BKB yang digunakan sebagai pembatas dibuangnya data ektrim dengan menggunakan persamaan 3 dan 4 berikut:
��� = �� + �� ��� = �� − ��
Dimana: ��
: Rata-rata data hasil pengamatan �
: Standar deviasi dari populasi �
: Koefisien indeks tingkat kepercayaan, yaitu: Tingkat kepercayaan 0 - 68 harga k adalah 1
Tingkat kepercayaan 69 - 95 harga k adalah 1,96 Tingkat kepercayaan 96 - 100 harga k adalah 3
3.5.6 Uji Kecukupan Data
10
10
J. A. Roebuck,, et al, Engineering Anthropometry Methods New York: John Wiley Sons, 1975, h. 153-155.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian dengan menggunakan seluruh populasi sangatlah sulit untuk dilakukan. Data yang diperlukan untuk menghitung kecukupan data pengukuran
yaitu tingkat akurasi dari hasil akhir dan estimasi dispersi variabiltas dari dimensi yang akan diukur. Distribusi dari data antropometri biasanya adalah berbentuk
distribusi normal, maka jumlah data yang diperlukan dihitung menggunakan persamaan:
N= �
K
2
S d
�
2
Dimana, N = Jumlah data yang diperlukan S = Standar deviasi data
d = Tingkat ketelitian pengukuran ± satuan
K
2
= 2,00 100 N
i
40 ; 2,05 40 N
i
20 ; 2,16 20 N
i
10 ; 2,78 10 N
i
3.5.7 Aplikasi Distribusi Normal Dalam Penetapan Data Antropometri
11
Untuk penetapan data antropometri ini, pemakaian distribusi normal akan umum diterapkan. Dalam statistik, distribusi normal dapat diformulasikan
berdasarkan harga rata-rata mean, X dan simpangan standarnya standard
deviation, σX dari data yang ada. Dari nilai yang ada maka persentil dapat
ditetapkan sesuai dengan tabel probabilitas distribusi normal. Sebagai contoh 95- th persentil akan menunjukkan 95 populasi akan berada pada atau dibawah
ukuran tersebut, sedangkan 5-th persentil akan menunjukkan 5 populasi akan berada pada atau dibawah ukuran itu. Dalam antropometri ukuran 95-th akan
11
Eko Nurmianto, op. cit., h.54-55.
Universitas Sumatera Utara
menggambarkan ukuran manusia yang terbesar dan 5-th persentil sebaliknya akan menunjukkan ukuran terkecil. Pemakaian nilai-nilai persentil yang umum
diaplikasikan dalam perhitungan data antopometri dapat dijelaskan dalam Tabel 3.4 dan Gambar 3.5.
Tabel 3.4 Macam Persentil dan Cara Perhitungan Dalam Distribusi Normal
Sumber : Buku Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya Nurmianto, 2004
X
Sumber : Buku Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya Nurmianto, 2004
Gambar 3.5 Distribusi Normal dengan Data Antropometri Persentil
Perhitungan
1-st Χ - 2,325 σ
X
2.5-th Χ - 1,96 σ
X
5-th Χ - 1,645 σ
X
10-th Χ - 1,28 σ
X
50-th Χ
90-th Χ + 1,28 σ
X
95-th Χ + 1,645 σ
X
97.5-th Χ + 1,96 σ
X
99-th Χ + 2,325 σ
X
1,96 σ
X
1,96 σ
X
Χ 2,5
95
2,5 N
X �, σ
X
2,5-th percentile 97,5-th percentile
Universitas Sumatera Utara
Cara pengukuran dari tiap dimensi kursi yaitu: 1. Tinggi kursi
Jika tinggi kursi melebihi tinggi popliteal pengguna, tekanan akan dirasakan di bawah paha. Sebaliknya, jika tinggi kursi terlalu rendah dengan tinggi
tinggi popliteal maka: a. Kaki pengguna akan terjulur ke lantai
b. Pengguna akan mengalami masalah yang lebih besar ketika berdiri dan duduk, karena jarak pusat gravitasi harus bergerak
c. Pengguna memerlukan ruang kaki yang lebih besar. Secara umum, tinggi kursi yang optimal harus sesuai dengan tinggi popliteal
ditambah dengan kelonggaran sepatu. Adapun kelonggaran untuk sepatu yang digunakan dalam tempat yang formal ditambahkan:
a. 25 mm untuk semua dimensi untuk laki-laki b. 45 mm untuk semua dimensi untuk perempuan.
Dalam hal ini tinggi kursi tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi. 2. Kedalaman kursi panjang kursi
Jika kedalaman kursi atau panjang kursi melebihi panjang popliteal, pengguna tidak akan bisa menggunakan sandaran kursi secara efektif tanpa
menerima tekanan pada punggung dan lutut. 3. Lebar kursi
Lebar kursi harus sesuai dengan lebar pinggul dan harus memadai dan nyaman digunakan jika kursi menggunakan sandaran lengan.
Universitas Sumatera Utara
4. Tinggi sandaran punggung Tinggi sandaran punggung lebih efektif digunakan untuk mendukung berat
punggung. Tinggi sandaran punggung ini harus sesuai dengan tinggi bahu. 5. Lebar sandaran punggung
Lebar sandaran punggung harus sesuai dengan lebar bahu. Cara pengukuran dari tiap dimensi meja yaitu:
1. Tinggi meja Tinggi meja ditentukan oleh tinggi popliteal ditambahkan tinggi siku dalam
posisi duduk dan ditambahkan dengan kelonggaran sepatu. 2. Tinggi meja dari bawah meja
Tinggi meja dari bawah meja ditentukan oleh tinggi popliteal ditambahkan tebal paha dan ditambahkan dengan kelonggaran sepatu Pheasant, 2003.
3.6 Kesesuaian Desain Perabot Kelas di Perkotaan dan Pedesaan