Menghadapi MEA 2016 KOMPONEN BISNIS

7.1.3 Menghadapi MEA 2016 KOMPONEN BISNIS

• Membangun budaya organisasi • Menyusun Business plan/model

KOMPONEN PENGATURAN

• Membangun sistem produksi

LESTARI

Sebagian besar masyarakat

dan sistem pelayanan • Menggerakkan operasi bisnis • Penataan hutan • Inventarisasi dan asessemen

Indonesia belum begitu • Membangun dan mengoperasikan kemitraan dan

• Pertumbuhan hutan

venura komunitas

• Pengaturan rotasi dan panen • Asessmen dinamika ekologi

p e d u l i d e n g a n p e n e ra p a n • Mengembangkan bisnis kreatif

• Mengefektifkan sistem • Pengaturan pemanfaatan jasa

Masyarakat Ekonomi ASEAN

pengendalian

(MEA). MEA atau ASEAN Economic Community yang INFORMATION

• Pengumpulan

akan dilaksanakan pada 2016

• Pengolahan • Penyimpanan

dan komunikasi

mendatang masih menyisakan

data

sejumlah pekerjaan rumah. Harus ada kejelasan mekanisme

PEMBINAAN SUMBERDAYA

pelaksanaan zona ekonomi PENGELOLAAN PENGAMAN

HUTAN DAN LINGKUNGAN

• Pemeliharaan tapak/habitat/

• Lingkungan

bebas ini, langkah antisipasi • Sosial

fungsi

• Regenerasi/restorasi • Meningkatkan pertumbuhan/ • Politik lokal

• Penegakan/hukum • Konflik

pemerintah, dan implikasinya

kualitas habitat/lingkungan

• Pemanenan/penyediaan fungsi

bagi banyak sektor di Indonesia termasuk sektor kehutanan.

Gambar 7.2 Kompetensi SDM KPH

Salah satunya adalah persoalan ketenagakerjaan. Hingga saat ini, arus

52 juta orang atau 46,95 %. tenaga kerja secara bebas masuk ke Indonesia.

Ketiga, masih tingginya tingkat pengangguran. Secara terpisah sudah ada sejumlah regulasi

Berdasarkan data BPS, tingkat pengangguran parsial tentang tenaga kerja asing di bidang industri

terbuka di Indonesia pada Agustus 2013 mencapai pengolahan minuman dan di bidang energi. Kalau

pada akhirnya ketenagakerjaan menjadi bebas 13 (http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5364440aef459/hadapi-mea--sektor-

ketenagakerjaan-perlu-terobosan)

118 • Membangun Profesionalisme SDM KPH

6,25 %. Meningkat dari Februari 2013 yang tercatat Tetapi, bukan berarti segmen hulu atau KPH 5,92 % dan Agustus 2012 yang sebesar 6,14 %.

serta merta bebas dari pengaruh liberalisasi. KPH Kondisi ini mengharuskan Indonesia mencari

memang dibangun dan dikelola oleh kelembagaan terobosan dan pemecahan masalah agar tenaga

yang bernaung pada organisasi pemerintah, dan kerja tidak menjadi beban bagi pembangunan.

di sini tidak ada celah untuk tenaga kerja asing. Pemecahan persoalan tersebut tidak bisa lagi

Namun, KPH juga harus menjadi terbuka ketika bersifat normatif, tetapi harus ke arah terobosan.

mengoperasikan pengelolaan di tingkat tapak. Sebab sejatinya tenaga kerja adalah aset bangsa

Kemitraan bisnis dan investasi misalnya, harus untuk mendukung pembangunan. Perhatian utama

dapat terbuka bagi sesama pelaku bisnis dan hendaknya ditujukan kepada tenaga kerja di sektor

investor di ASEAN. Pasokan teknologi yang dapat strategis, yakni sektor yang berhubungan dengan

bersifat perangkat keras maupun perangkat lunak sumber daya alam, termasuk sektor kehutanan.

tidak boleh dihambat, dan Singapura dan Thailand Harus juga diingat, sumber kekayaan alam tidak

berpotensi untuk jaya.

akan berarti dan menyejahterakan jika tidak dikelola Lebih dari itu, tenaga kerja terampil dari Negara- negara ASEAN tidak lagi mempunyai hambatan

oleh tenaga kerja yang kompeten dan berkualitas. untuk bekerja pada konteks KPH. Tenaga kerja asing Di sektor kehutanan, MEA akan mendorong memang tidak dapat menggantikan jabatan aparatur liberalisasi melalui pengitegrasian sektor kehutanan/ yang ada di KPH, tetapi mereka bisa mengisi pada perkayuan di negara anggota ASEAN. Di ASEAN, posisi operasionalisasi kerja sama bisnis. Bidang Indonesia, Malaysia, dan Myanmar akan menjadi

profesi di komponen bisnis, komponen pengaturan poros produksi hasil hutan. Sementara negara lain

hasil, komponen pembinaan hutan, dan komponen mempunyai posisi sebagai negara konsumen dan atau

sistem informasi adalah yang paling seksi untuk negara transit yang akan mengimpor bahan baku,

dimasuksi oleh tenaga profesional/terampil dari memproses, dan menngekspornya kembali. Posisi

Negara ASEAN lain. Kemitraan dengan masyarakat Indonesia sebagai negara produsen hasil hutan menjadi

juga menjadi lebih menarik bagi intervensi ekonomi sangat dan bahkan paling strategis karena menyangkut

pada zona bebas ASEAN itu. potensi yang sangat besar. Malaysia secara statistik

Penyiapan SDM KPH merupakan salah satu memang memproduksi kayu lebih besar, tetapi dalam

jawaban utama untuk menghadapi MEA 2016 di jangka panjang akan menurun. Dalam MEA tidak ada

sektor kehutanan. Waktu yang tersedia sudah lagi pembatasan untuk arus modal, teknologi, barang

sangat sempit. Oleh karenanya Indonesia harus produksi, dan tenaga kerja terampil.

bergerak sangat cepat.

Pembangunan KPH merupakan langkah yang tepat untuk menyiapkan diri menuju liberalisasi

7.2 Status SDM KPH Saat Ini

yang akan berlaku di ASEAN. Pembangunan Ketika KPH terbentuk, persoalan yang KPH menunjukkan penataan stuktur sektor hulu

dihadapi umumnya menyangkut kelembagaan dan kehutanan yang rapi. Dengan begitu, Indonesia

organisasi, pendanaan, sarana-prasarana, serta dapat menyiapkan strategi memenangkan

SDM. Hampir semua SDM yang ditempatkan di KPH kompetisi ekonomi kehutanan di ASEAN.

ditentukan oleh Pemerintah/Pemerintah Daerah, Misalnya saja, perencanaan pembangunan

yang berarti bersumber pada ketersediaan aparatur segmen ekonomi hilir menjadi lebih matang. Hal itu

yang ada. Uraian berikut menyajikan kondisi tentu menimbulkan dampak pada peningkatan daya

ketenagakerjaan yang bersumber pada aparatur saing di sisi suplai pada tataran total sektor. Ketika

pemerintah. Baik yang bekerja di pemerintahan KPH juga mengambil posisi di segmen off-farm

maupun yang telah ditempatkan pada struktur (pengolahan dan perdagangan), maka penguasaan

organisasi KPH. Secara umum dapat disampaikan, ekonomi sepanjang mata rantai suplai menjadi lebih

ada masalah yang sangat serius pada konteks SDM kuat.

kehutanan.

Strategi Pengembangan KPH dan Perubahan Struktur Kehutanan Indonesia • 119

7.2.1 Situasi SDM di Dinas Kehutanan

peningkatan kemampuan ataupun pemahamannya karena masih ada dibawah 50%.

Berdasarkan studi yang telah dilakukan Berdasarkan studi itu, BP2SDMK mendapat oleh Badan Penyuluhan dan Pemberdayaan gambaran secara umum tentang tingkatan SDM Kemenhut (BP2SDMK) pada tahun 2013,

kemampuan dan pemahaman SDM kehutanan diketahui ada perbedaan tingkat kemampuan dan

sebagaimana yang dapat dilihat pada Gambar 7.4. pemahaman tentang teknis kehutanan antara SDM

(BP2SDM, 2014). Dari tingkatan kemampuan dan di unit pelaksana teknis (UPT) Kemenhut dan Dinas

pemahaman, seperti yang ada dalam Gambar 7.3, di tingkat provinsi ataupun di tingkat kabupaten.

maka dapat diketahui prioritas kompetensi yang perlu ditingkatkan dari SDM kehutanan. Secara berurutan, kemampuan teknis kehutanan yang perlu ditingkatkan secara prioritas adalah pemanfaatan hutan, PHKA, BPDAS PS, perencanaan hutan dan administrasi. Adapun untuk pemahamannya yang perlu ditingkatkan secara berurutan adalah pengelolaan DAS, pemanfaatan hutan, administrasi, perencanaan hutan dan konservasi sumber daya hutan.

Gambar 7.3 Perbedaan Kemampuan SDM di UPT dan Dinas