Situasi Umum Kecukupan SDM di KPH

7.2.2 Situasi Umum Kecukupan SDM di KPH

Pada saat buku ini disiapkan, hampir semua KPH Kemampuan dan pemahaman SDM Dinas membentuk organisasi dengan berpedoman pada tentang teknis kehutanan lebih rendah daripada

Permendagri No. 61 tahun 2010. Meski demikian SDM UPT (Gambar 7.3). Hal itu dapat dipahami

sebagian besar organisasi KPH masih berada pada karena SDM di tingkat provinsi ataupun kabupaten

tingkatan unit pelaksana teknis daerah (UPTD) di menghadapi kondisi hutan atau potensi SDA yang

bawah Dinas yang membidangi kehutanan. Ada kurang variasinya dibandingkan para SDM di UPT

30 KPH yang organisasinya dibentuk dengan Tipe yang mempunyai cakupan wilayah kerja di seluruh

A dengan Kepala KPH pada posisi Eselon IIIa. Indonesia. Dengan demikian, SDM KPH yang

Sementara terdapat 90 KPH yang organisasinya merupakan bagian dari SDM Dinas perlu ada

dibentuk dengan tipe B, di mana Kepala KPH pada

Gambar 7.4 Tingkatan Kemampuan dan Pemahaman para SDM Kehutanan

120 • Membangun Profesionalisme SDM KPH 120 • Membangun Profesionalisme SDM KPH

tidak membangun stuktur yang besar yang Pada pertengahan tahun 2014, BP2SDMK nantinya dapat membebani anggaran daerah. Di

mengidentifikasi, rata-rata setiap KPH hanya diisi sisi lain pembentukan organisasi KPH di bawah

oleh 14 pegawai. Jumlah tersebut tentu sangat tidak Dinas menunjukkan, Daerah secara umum

memadai untuk mengemban tugas yang beragam. belum merasa tepat waktu untuk memberikan

Jumlah pegawai tersebut hanya memungkinkan kesempatan KPH bergerak secara mandiri dan

KPH menyelenggarakan urusan kantor dan hanya masih dalam pembinaan Dinas yang membidangi

sedikit mampu menguasai teritori dan tindak urusan kehutanan.

pengelolaan teknis lain di lapangan. Informasi Struktur yang dibangun untuk mengorganisasi-

pada Gambar 7.6 memberikan kesan kuat bahwa kan operasionalisasi KPH memang hemat posisi.

organisasi KPH masih miskin SDM. Harapannya posisi jabatan fungsional dapat

Taksiran yang dilakukan oleh BP2SDMK (2014) dimaksimumkan sesuai dengan kebutuhan riil yang

juga memberikan arahan, sedikitnya terdapat dihadapi oleh KPH. Jabatan fungsional pun dapat

21 personel yang ditempatkan pada jabatan bervariasi dari satu KPH ke KPH lainnya.

struktural KPH (Tabel 7.1.). Meski demikian, jumlah Di sisi lain, meski secara umum dipandang

inipun belum dapat dipenuhi. Dari pembelajaran ramping, bukan berarti stuktur KPH tersebut secara

sementara pada sejumlah KPH (Yogyakara, Rinjani mudah diisi personelnya. Alasannya, seperti yang

Barat, Dampelas Tinombo, Gularaya) setidaknya sudah dipaparkan di atas situasi personel di Dinas

diperlukan dua tambahan seksi lagi. Yakni Seksi yang membidangi Kehutanan tidak terlalu longgar

yang mengurusi kemitraan dengan masyarakat untuk dapat dikurangi dan dipindahtugaskan ke

dan Seksi yang mengurusi produksi hasil hutan. KPH. Pegawai KPH biasanya memang diambil dari

Jika kedua seksi tersebut belum terbentuk, urusan Dinas, tetapi dinas yang bersangkutan ternyata

kemitraan dan urusan produksi akan didelegasikan mempunyai keterbatasan dalam hal personel yang

pada jabatan fungsional. Jika ini terjadi, maka akan kompeten. Akibatnya, hanya sedikit personel Dinas

muncul kekurangsempurnaan pelaksanaan tugas pelayanan pada kedua urusan tersebut.

Gambar 7.5 Struktur Organisasi KPH menurut Permendagri No. 6 tahun 2010

Strategi Pengembangan KPH dan Perubahan Struktur Kehutanan Indonesia • 121

Gambar 7.6 Situasi SDM KPH yang Masih Jauh dari Cukup

Tabel 7.1 Standar Kecukupan SDM pada Jabatan sebanyak 44 orang untuk setiap KPH (Tabel Struktural di KPH Menurut Versi

7.2.). Formasi kebutuhan tenaga fungsional itu BP2SDMK

didasarkan pada tugas pokok dan fungsi KPH yang minimal sesuai dengan tugas utama KPH yang