besar, demikian juga sebaliknya, pada perusahaan yang tingkat pertumbuhan penjualannya rendah kebutuhan terhadap sumber daya
organisasi modal juga semakin kecil. Hal ini menunjukkan bahwa konsep tingkat pertumbuhan penjualan tersebut memiliki hubungan yang
positif, tetapi implikasi tersebut dapat memberikan dampak ataupun efek yang berbeda terhadap struktur modal yaitu dalam penentuan jenis modal
yang akan digunakan. Menurut Riyanto 1995, suatu perusahaan yang besar yang
sahamnya tersebar sangat luas, setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya atau
tergesernya pengendalian dari pihak yang dominan terhadap perusahaan bersangkutan. Sebaliknya, perusahaan yang kecil, dimana sahamnya
tersebar hanya di lingkungan kecil, penambahan jumlah saham akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemungkinan hilangnya kontrol
pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian, kemudahan akses dalam pasar modal dapat diartikan sebagai fleksibilitas
yang mana kemampuan untuk memperoleh dana akan lebih besar yang pda akhirnya, perusahaan memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi
dibanding perusahaan yang lebih kecil. Ukuran perusahaan dapat diwakilkan dengan log natural dari total aset.
7. Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio adalah rasio yang menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman
Darsono, 2005. Semakin besar debt to equity ratio maka semakin besar modal pinjaman sehingga akan menyebabkan semakin besar pula beban
hutang biaya bunga yang harus ditanggung perusahaan. Semakin besarnya beban hutang perusahaan maka jumlah laba yang dibagikan
sebagai cash dividend akan berkurang. Dengan demikian, debt to equity ratio yang tinggi berdampak pada semakin kecilnya kemampuan
perusahaan untuk membagikan cash dividend, begitu pula sebaliknya. Debt to equity ratio yang tinggi juga menunjukkan kondisi dimana
proporsi modal sendiri yang rendah dalam pembiayaan aktiva. Selain itu bagi kreditur, dapat memunculkan asumsi bahwa kondisi tersebut
merupakan sinyal adanya risiko yang besar dari perusahaan. Dengan kondisi ini bisa saja melakukan pemberian bunga yang cukup besar dan
berdampak pada kemampuan perusahaan dalam usahanya mendapatkan uang dari sumber-sumber luar menjadi terbatas. Maka dari itu, semakin
tinggi rasio ini, maka semakin besar risiko yang dihadapi, dan investor akan meminta tingkat keuntungan. Dengan kata lain, hubungan debt to
equity ratio dengan dividen kas adalah negatif. Debt to equity ratio dapat diketahui dari perbandingan antara total debt dengan total equity.
8. Return On Assets
Return on assets adalah salah satu ukuran profitabilitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aset yang
digunakan untuk operasi. ROA merupakan rasio antara pendapatan bersih sesudah pajak terhadap total aset. ROA digunakan untuk melihat tingkat
efisiensi operasi perusahaan secara keseluruhan. Posisi dari nilai ROA yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan berkemampuan dalam
menghasilkan keuntungan yang berbanding dengan aset yang relatif tinggi. Dalam hal ini, investor akan cenderung lebih menyukai perusahaan dengan
nilai ROA yang tinggi, karena dengan perusahaan yang memiliki nilai ROA tinggi akan lebih mampu untuk menghasilkan tingkat keuntungan
yang lebih besar apabila dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki nilai ROA rendah. Menurut Ang 1997, semakin besarnya nilai ROA
menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik, karena tingkat pengembalian investasi return juga akan semakin besar.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan mengenai Dividend Payout Ratio sebelumnya telah banyak dilakukan, akan tetapi hasil yang diperoleh dari