BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori 1. Teori Perilaku Terencana Theory Of Planned Behavior
Teori perilaku yang direncanakan TPB dikembangkan oleh Ajzen pada tahun 1988. Teori ini mengusulkan sebuah model yang dapat mengukur
bagaimana tindakan manusia diatur. Ini memprediksi terjadinya perilaku tertentu, asalkan perilaku disengaja. Teori perilaku yang direncanakan
adalah teori yang memprediksi perilaku disengaja, karena perilaku bisa dipertimbangkan dan direncanakan.
Ada beberapa tujuan dan manfaat dari teori ini, antara lain adalah untuk meramalkan dan memahami pengaruh-pengaruh motivasional terhadap
perilaku yang bukan dibawah kendali atau kemauan individu sendiri. Untuk mengidentifikasi bagaimana dan kemana mengarahkan strategi-strategi
untuk perubahan perilaku dan juga untuk menjelaskan pada tiap aspek penting beberapa perilaku manusia.
Teori ini menyediakan suatu kerangka untuk mempelajari sikap terhadap perilaku. Berdasarkan teori tersebut, penentu terpenting perilaku seseorang
adalah intensi untuk berperilaku. Intensi individu untuk menampilkan suatu perilaku adalah kombinasi dari sikap untuk menampilkan perilaku tersebut
dan norma subjektif. Sikap individu terhadap perilaku meliputi kepercayaan
mengenai suatu perilaku, evaluasi terhadap hasil perilaku, norma subjektif, kepercayaan-kepercayaan normatif dan motivasi untuk patuh.
Theory of Planned Behavior dikembangkan untuk memprediksi perilaku-
perilaku yang sepenuhnya tidak di bawah kendali individu. Theory of Planned Behavior
didasarkan pada asumsi bahwa manusia adalah makhluk yang rasional dan menggunakan informasi-informasi yang mungkin baginya,
secara sistematis. Orang memikirkan implikasi dari tindakan mereka sebelum mereka memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan
perilaku-perilaku tertentu. TPB dimulai dengan melihat intensi berperilaku sebagai anteseden
terdekat dari suatu perilaku. Dipercaya bahwa semakin kuat intensi seseorang untuk menampilkan suatu perilaku tertentu, diharapkan semakin
berhasil ia melakukannya. Intensi adalah suatu fungsi dari beliefs dan atau informasi yang penting mengenai kecenderungan bahwa menampilkan suatu
perilaku tertentu akan mangarahkan padasuatu hasil yang spesifik. Intensi bisa berubah karena waktu. Semakin lama jarak antara intensi dan perilaku,
semakin besar kecenderungan terjadinya perubahan intensi.Karena Ajzen dan Fishbein tidak hanya tertarik dalam hal meramalkan perilaku tetapi juga
memahaminya, mereka mulai mencoba untuk mengindentifikasi penentu- penentu dari intensi berperilaku. Mereka berteori bahwa intensi adalah suatu
fungsi dari dua penentu utama, yaitu sikap terhadap perilaku dan norma subjektif dari perilaku.
Sikap dianggap sebagai anteseden pertama dari intensi perilaku. Sikap adalah kepercayaan positif atau negatif untuk menampilkan suatu perilaku
tertentu. Kepercayaan-kepercayaan atau beliefs ini disebut dengan behavioral beliefs
. Seorang individu akan berniat untuk menampilkan suatu perilaku tertentu ketika ia menilainya secara positif. Sikap ditentukan oleh
kepercayaan-kepercayaan individu mengenai konsekuensi dari menampilkan suatu perilaku behavioral beliefs, ditimbang berdasarkan hasil evaluasi
terhadap konsekuensinya outcome evaluation. Sikap-sikap tersebut dipercaya memiliki pengaruh langsung terhadap intensi berperilaku dan
dihubungkan dengan norma subjektif dan perceived behavioral control. Norma subjektif juga diasumsikan sebagai suatu fungsi dari beliefs yang
secara spesifik seseorang setuju atau tidak setuju untuk menampilkan suatu perilaku. Kepercayaan-kepercayaan yang termasuk dalam norma-norma
subjektif disebut juga kepercayaan normatif normative beliefs. Seorang individu akan berniat menampilkan suatu perilaku tertentu jika ia
mempersepsi bahwa orang-orang lain yang penting berfikir bahwa ia seharusnya melakukan hal itu. Orang lain yang penting tersebut bisa
pasangan, sahabat, dokter, dan orang-orang yang dianggap penting. TPB memperhitungkan bahwa semua perilaku tidaklah di bawah kendali
dan bahwa perilaku-perilaku tersebut berada pada suatu titik dalam suatu kontinum dari sepenuhnya di bawah kendali sampai sepenuhnya di luar
kendali. Individu mungkin memiliki kendali sepenuhnya ketika tidak