Pengetahuan Mengenai Definisi Umum Suatu Tempat

64 dijadikan museum dan wisata sejarah bagi mereka yang ingin menambah wawasannya. Pada kunjungannya ke Jerman, Ernst diajak untuk mengunjungi rumah kakek Rolf. Mereka saling berkenalan dan berbagi cerita. Percakapan Ernst dan kakek Rolf berujung pada pembahasan mengenai tempat bersejarah ini. Percakapan mereka kemudian berlanjut dengan lancar karena Ernst memiliki pengetahuan tentang tempat ini. “Ich bin sehr froh darüber, wenn ich sehe, dass sich die Franzosen und die Deutschen wieder miteinander versoehnen. Der Krieg liegt inzwischen lange zurück. Weisst du, ich war Bewacher in einem Konzentrationlager, verstehst du das Wort Konzentrationlager:” Ich sitze da mit offenem Mund, ja, ich verstehe, fast unmerklich nicke ich mit dem Kopf. Lachaud, 2001: 74 Saya sangat senang ketika aku melihat bahwa Perancis dan Jerman mendamaikan lagi bersama-sama. Perang sekarang panjang. Kau tahu, aku seorang penjaga di kamp konsentrasi, Anda memahami kamp konsentrasi kata: Aku duduk di sana dengan nya mulut terbuka, ya, saya mengerti, hampir tak kentara, aku mengangguk kepalanya. Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi pengetahuan umum mengenai definisi tempat antara lain yaitu toko-toko, hutan, serta kamp konsentrasi sudah cukup dimiliki oleh Ernst saat kunjungannya ke Jerman. Dengan demikian, ia tidak mengalami masalah dalam interaksinya dengan negara yang baru pertama kali ia kunjungi.

3. Ketrampilan Menafsirkan dan Mengaitkan Skill of Interpreting

and Relating Kompetensi mengaitkan dan menafsirkan menurut Byram merupakan kemampuan untuk mengartikan peristiwa atau kejadian dari suatu budaya kemudian menjelaskan dan mengaitkannya pada peristiwa 65 budaya lain. Melalui pengamatan selama proses interaksi antarbudaya berlangsung, seseorang akan memperoleh banyak informasi. Pemerolehan informasi tersebut dapat melalui wawancara atau melihat langsung bagaimana seseorang memandang suatu fenomena. Selain itu dapat juga diperoleh melalui dokumen yang menggambarkan budaya seperti televisi, brosur turis, cerita biografi traveler atau buku pelajaran bahasa. Seseorang dapat dikatakan menguasai kompetensi “membaca” peristiwa apabila ia mampu mengetahui area kesalahpahaman dua orang yang berbeda budaya karena keethnosentrisan mereka. Selanjutnya, ia mampu mengidentifikasi dan menjelaskan perkiraan mengenai penyebab kesalahapahaman guna mengurangi permasalahan komunikasi antarbudaya.

a. Mengidentifikasi Pandangan Etnosentrisme

1 Sikap Etnosentrisme Teman dan Guru Ernst di Prancis Sebagai seorang keturunan Jerman yang tinggal di Prancis, Ernst mendapat perlakuan berbeda dari lingkungan tempat tinggalnya. Hal ini membuat dirinya secara tidak langsung melakukan identifikasi atas tindakan orang-orang di sekitarnya tersebut. Ernst melihat adanya pandangan etnosentrisme oleh warga Prancis terhadap orang keturunan Jerman. Pandangan etnosentrisme diketahui Ernst melalui peristiwa- peristiwa kesehariannya. Misalnya di sekolah seperti pada kutipan berikut: Max und ich, wir sind hier geboren. 66 In der Schule nennen sie uns “dreckige Boches” oder “Rommel, Heil Hitler” oder “Hitler”, das ist praktisch schon seit dem Kindergarten so. Unser richtiger Name ist Wommel und der Krieg ist seit mehr als dreißig Jahren vorbei, aber die Deutschen haben bei den französischen Familien einen ziemlich miesen Eindruck hinterlassen. Lachaud, 2001: 5 Max dan aku, kami dilahirkan di sini. Di sekolah, mereka memanggil kami kotoran babi atau Heil Hitler, “Rommel atau Hitler, ini berlangsung sejak TK. Nama asli kami adalah Wommel dan perang telah lebih dari tiga puluh tahun terakhir, tetapi Jerman telah meninggalkan kesan yang agak buruk bagi keluarga Prancis. Kutipan di atas, memperlihatkan pandangan etnosentrisme yang dimiliki oleh guru dan teman-teman Ernst dan kakaknya, Max, di Prancis. Pandangan tersebut berupa ejekan yang selalu mereka lontarkan pada Ernst dan Max. Mereka diidentikkan dengan tokoh-tokoh penjahat perang. Hal itu berlangsung sejak mereka duduk dibangku TK. Walapun mereka lahir di Prancis, perlakuan berbeda dari lingkungannya tetap harus mereka terima. 2 Sikap Etnosentrisme Nenek Baru Ernst Keputusan Katarina Wommel Ibu Ernst untuk menikah dengan dr. Salavoux atau Bernard membuat Ernst harus kembali berusaha beradaptasi dengan keluarga barunya. Walaupun ia sudah cukup lama mengenal Bernard, ia harus merasakan situasi yang berbeda dengan status barunya. Selain itu, ia juga harus menjalin hubungan baik dengan ibu Bernard yang kini menjadi nenek barunya. Sayangnya tidak mudah bagi sang nenek untuk menerima keberadaan Ernst, Max dan Katarina. Ia tidak suka jika ada orang Jerman 67 menjadi bagian dari keluarganya. Pada suatu hari, sang nenek sedang mengunjungi keluarga baru anaknya. Perselisihan terjadi pada waktu makan malam. Saat itu Rolf sudah tiba di Prancis dan menginap di rumah Bernard. Sebelumnya, baik Bernard maupun Katarina telah menyetujui jika Rolf menginap di rumah mereka. Perselisihan berawal saat perbincangan makan malam. Madame Salavoux menunjukkan sikap sinis terhadap Katarina. Merasa terhina, Katarina mengatakan jika Rolf dan Ernst sama-sama keturunan Nazi. Katarina, Ernst dan Rolf meninggalkan meja makan dan berbincang di balkon. Sementara Bernard dan ibunya berdiskusi di ruang tamu. “Sie können es ihm selbst sagen, Rolf versteht französisch.” “Bedauere, mein Junge. Noch nie in meinem Leben habe ich an einem Deutschen auch nu rein Wort gerichtet, ich habe nicht die Absicht, in meinem Alter noch damit anzudangen.” “Mama” Lachaud, 2001: 110 “Anda dapat memintanya sendiri, Rolf dapat berbicara dengan Bahasa Prancis.” “Sangat disesalkan nak. Belum pernah dalam hidupku, aku hanya berbicara satu kata dengan orang Jerman, aku tidak bermaksud, di usia tuaku memulai hal itu.” “Mama” 3 Sikap Etnosentrisme Warga Paris Bagi warga Paris, keberadaan orang Jerman di kota mereka menjadi pemandangan yang sedikit asing. Bahkan mereka memiliki julukan tersendiri bagi orang Jerman yaitu menyebut mereka dengan istilah frises, “… zwei “frises”, wie Max sagen würde.” “…dua “frises”, seperti yang akan Max katakan, atau chleuhs Schlö , “Rolf fragt mich,