Tahap Dapat dikenal. Unoccupied Play Solitary Play

24 dicampur air, diayak dan sebagainya. Melalui bermain di bak pasir tersebut anak akan memperoleh pengalaman berharga mengenai sifat pasir.

4. Tahap Eksperimen

Tahap eksperimen, setelah anak memperoleh banyak pengalaman baru dalam bermain sebelumnya anak mulai mulai mencoba-coba mencari jawaban dari persoalan ataupun angan-angan yang mereka lakukan. Kegiatan bermain mulai terpusat pada permainan yang mampu membuktikan apa yang mereka pikirkan yaitu mencari bentuk-bentuk tertentu dengan berbagai ukuran dan kekuatan oleh sebab itu dalam bermain akan selalu mencoba-coba terus atau membuat percobaan-percobaan sampai mereka menemukan jawabannya. Sebagai contoh dalam bermain di bak pasir atau di pantai anak akan membuat berbagi macam bentuk bangunan atau benda menurut angan-angan mereka ataupun dengan bantuan kaleng, tempurung kelapa, atau bentuk benda lain dengan berbagai macam percobaan adonan pasir dan sebagainya.

5. Tahap Dapat dikenal.

Tahap dapat dikenal, pada anak usia 5-6 tahun pada umumnya telah mencapai tahap bermain yang nyata artinya anak-anak telah mampu bermain dengan brbagai bentuk dan dan sifat yang nyata dan hasilnya mudah dapat dikenal oleh orang lain secara nyata. Misalnya bermain dengan membuat bentuk binatang dengan plastisin dan membuat kandangnya atau bahkan kebon binatangnya sudah dapat dikenal. Selain itu pada tahap ini anak sudah mampu bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan cara membagi tugas dengan baik. 25 Perkembangan Bermain Berdasarkan Tahap Perkembangan Sosial Anak Mildred Parten Parten menyoroti serta mengamati kegiatan bermain sebagai sarana sosialisai anak, ia menemukan enam bentuk interaksi antar anak yang terjadi pada saat mereka bermain Tedjasaputra.2001:21-24, yang mencerminkan adanya peningkatan kadar interaksi sosial mulai dari bermain sendiri sampai dengan bermain bersama. Adapun tahapan bermain yang menggambarkan tingkat perkembangan sosial anak adalah: 1. Unoccupied Play2. Solitary Play3. Onlooker Play 4. Paralel Play5. Assosiative Play 6. Cooperative Play. Secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Unoccupied Play

Pada tahap Unoccupied Play anak tidak terlibat dalam kegiatan bermain, tetapi hanya datang mengamati kegiatan anak lain atau kejadian- kejadian di sekitarnya yang menarik perhatiannya. Apabila tidak ada kejadian yang menarik perhatiannya anak tersebut akan bermain sendiri, menyibukkan diri dengan cara bermain dengan tubuhnya sendiri, jalan berkeliling tanpa tujuan jelas, naik turun tangga, mengikuti orang lain dan sebagainya.

2. Solitary Play

Solitary Play atau bermain sendiri yang bersifat egosentris tanpa memperhatikan anak lain atau kehadiran orang lain yang terpenting anak bermain sendiri dengan berbagai alat yang dimilikinya. Dalam bermain tidak ada interaksi dengan teman atau orang lain, terpusat pada diri sendiri dan kegiatannya sendiri, menerima kehadiran orang lain apabila dirasa mengganggu permainannya seperti ada yang mengambil alat mainannya atau mengganggu konsentrasinya. 26

3. Onlooker Play