33 bentuk sembarang. Melalui bermain fungsional anak-anak semakin menyadari akan
fungsi tubuh atau anggota tubuhnya dalam beraktivitas sehari-hari.
2. Bermain Bangun-Membangun Constructive Play
Kegiatan bermain bangun membangaun terjadi pada anak-anak prasekolah sekitar usia 3-6 tahun, anak-anak sudah mampu menciptakan sesuatu berdasarkan
suatu konsep yang tersusun sebelumnya walaupun masih sangat sederhana. Semula anak-anak dalam bermain ini bersifat reproduktif artinya dalam aktivitas bermain
tersebut anak-anak hanya membentukmembangun berdasarkan sesuatu objek yang mereka kenallihat sehari-sehari kemudian direproduksi atau dicontoh dalam kegiatan
bermain tersebut. Sejalan dengan berkembangnya keampuan kognitifkecerdasan anak maka dalam perkembangan bermainnya anak mulai menciptakan bentuk-bentuk
sesuai dengan imajinasinya sehingga anak aktif untuk berkreasi dalam permainan ini sehingga pada masa ini juga sering disebut permainan aktif. Bentuk-bentuk aktivitas
bermain ini seperti: bermain denga balok-balok, lilin, tanah liat, pasir, tanah, dan benda lain untuk dibuat berbagai macam bentuk bangunan seperti gedung, jembatan,
gua, orang-orangan, dan lain sebagainya.
3. Bermain Pura-Pura Make-believe Play
Kegiatan dalam bermain pura-pura ini anak menirukan kegitan orang lain dalam berbagai status sosial seperti guru, dokter, bidan, pedagang, polisi, tentara, dan
sebagainya, bahkan tokoh dalam film kartun, dongeng, atau nyata. Bermain pura-pura tumbuh subur pada anak usia 3-7 tahun di dunia prasekolahtaman kanak-kanak.
Kegiatan bermain pura-pura ini dapat dilakukan anak secara individual maupun kelompok baik dengan alat maupun tanpa alat. Contoh bermain pura-pura yang sering
dilakukan oleh anak-anak adalah: bermain pasaran, dokter-dokteran, perang-perangan, sekolah-sekolahan, panggung boneka dan sebagainya.
34
4. Permainan Dengan Peraturan Games With Rules
Kegiatan bermain pada masa ini telah menerapkan suatu peraturan permainan dalam kegiatan bermain. Peraturan yang dipergunakan dalam kegiatan bermain ini
dimulai dari peraturan yang sederhana sampai dengan peraturan yang komplekbaku seperti dalam kegiatan olahraga seperti sepak bola, bola voli, bulutangkis dan
sebagainya. Dalam kegiatan bermain ini anak-anak sudah mulai menenal peraturan dan berusaha untu menaati semua peraturan yang mereka terapkan. Anak usia 6-11
tahun sudah mampu melakukan kegiatan bermain dengan peraturannya. Beberapa contoh kegiatan bermain pada tahap ini antara lain: bermain tali, monopoli, ular
tangga, congklak, bekelan, petak umpet,gobak sodor, bentengan, kelereng, kasti, sepak bola, basket, tennis meja, catur, kartu, dan sebagainya.
Selain tahapan perkembangan bermain perlu diketahui juga mengenai karakteristik jenis kegiatan bermain dari masing-masing tahapan perkembangan
bermain tersebut. Menurut Kathleen Stassen Berger dalam Tedjasaputra 2001:30-33 mengemukakan bahwa kegiatan bermain dapat dibedakan atas:
1. Sensory Motor Play Bermain yang mengandalkan indera dan gerak tubuh 2. Mastery Play Bermain untuk menguasai keterampilan tertentu