91 1. Prinsip utama dari penggunaan media belajar adalah bahwa media diarahkan
dan digunakan untuk mempermudah siswa dalam upaya memahami materi pelajaran
2. Penggunaan media harus dipandang dari sudut kebutuhan siswa 3. Penggunaan media bukan dilihat dari kepentingan guru
Secara khusus prinsip pengunaan berdasarkan kebutuhan siswa adalah sbb: 1. Ketepatannya dengan tujuan pembelajaran
2. Dukungan terhadap isi bahan pembelajaran 3. Kemudahan memperoleh media
4. Keterampilan guru dalam mengoperasikannya 5. Tersedianya waktu untuk menggunakannya
6. Sesuai dengan taraf berfikir siswa
7. Sarana dan prasarana pembelajaran.
Sarana dan prasarana pembelajaran merupakan segala peralatan, perkakas, dan fasilitas yang mendukung terjadinya proses pembelajaran. Sarana dan prasarana
pembelajaran ini hendak memenuhi pesyaratan kesehatan, keamanan, kenyamanan, dan keindahan. Pengaturan serta ketertiban dalam pemakaina juga merupakan factor
pendukung keberhasilan pembelajaran. Beberapa contoh sarana dan prasarana pembelajaran antara lain: meja kursi, papan tulis, OHP, LCD, bola, gada, simpai, tali,
tongkat pemukul, raket, kolam renang, pergedungan, lapangan, dan aula.
8. Situasi dan lingkungan pembelajaran
Situasi dan lingkungan pembelajaran juga berpengaruh langsung terhadap keberhasilan pembelajaran. Guru hendaknya mampu menciptakan situasi dan
lingkungan pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan menggembirakan adalah merupakan suasana kondusif yang memungkinkan terjadinya kesempatan belajar bagi
92 peserta didik dan sebagai
titik awal keberhasilan pembelajaran. Beberapa contoh situasi kondusif antara lain keteraturan lingkungan kelas, ketertiban kelas, taat aturan
tanpa paksaan, nyaman, dan aman dalam pembelajaran.
Prinsip- Prinsip Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Prinsip pembelajaran pendidikan jasmani berbeda dengan pembelajran mata pelajaran yang lain. Hal ini disebabkan karena pendidikan jasmani mempunyai
kekhususan tersendiri dalam rangkaian pembelajarannya. Ciri khas pendidikan jasmani terletak pada materi pelajaran yang berbentuk aktivitas jasmani atau gerak.
Aktivitas jasmani atau gerak yang dipilih oleh para pakar pendidikan jasmani atau guru pendidikan jasmani itu sendiri yang berupa aktivitas olah raga atau non olahraga
termasuk bermain. Suatu kebohongan bahwa dalam pembelajaran pendidikan jasmani tidak terjadi aktivitas jasmani yang dilakukan oleh para peserta didik. Hal ini
mengingkari hakikat pendidikan jasmani yang menyatakan bahwa pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk mencapai tujuan pendidikan secara
menyeluruh baik kognitif, afektif, fisik, maupun psikomotorik. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendidikan jasmani adalah pendidikan unik dan menyeluruh.
Prinsip pembelajaran jasmani menurut Sukintaka 1998:87 menyatakan bahwa sekali pun banyak perbedaan yang terjadi, namun patokan utama dalam
pembelajaran pendidikan jasmani mempunyai prinsip yang tetap yaitu prinsip penanjakan dan penurunan. Penanjakan terjadi dari saat awal pembelajaran
pendidikan jasmani sampai dengan pelaksanaan pembelajaran dan tetap dipertahankan dipuncak dengan waktu relatif lebih lama dari pada bagian awal dan akhir, kemudian
menurun sampai pada akhir pembelajaran pendidikan jasmani.
93 Berdasarkan prinsip penanjakan dan penurunan dalam pembelajaran
pendidikan jasmani tersebut, maka timbullah pola pokok pembelajaran pendidikan jasmani dengan sistematika pembelajaran sebagai berikut:
A. Pendahuluan B. Inti