34
4. Permainan Dengan Peraturan Games With Rules
Kegiatan bermain pada masa ini telah menerapkan suatu peraturan permainan dalam kegiatan bermain. Peraturan yang dipergunakan dalam kegiatan bermain ini
dimulai dari peraturan yang sederhana sampai dengan peraturan yang komplekbaku seperti dalam kegiatan olahraga seperti sepak bola, bola voli, bulutangkis dan
sebagainya. Dalam kegiatan bermain ini anak-anak sudah mulai menenal peraturan dan berusaha untu menaati semua peraturan yang mereka terapkan. Anak usia 6-11
tahun sudah mampu melakukan kegiatan bermain dengan peraturannya. Beberapa contoh kegiatan bermain pada tahap ini antara lain: bermain tali, monopoli, ular
tangga, congklak, bekelan, petak umpet,gobak sodor, bentengan, kelereng, kasti, sepak bola, basket, tennis meja, catur, kartu, dan sebagainya.
Selain tahapan perkembangan bermain perlu diketahui juga mengenai karakteristik jenis kegiatan bermain dari masing-masing tahapan perkembangan
bermain tersebut. Menurut Kathleen Stassen Berger dalam Tedjasaputra 2001:30-33 mengemukakan bahwa kegiatan bermain dapat dibedakan atas:
1. Sensory Motor Play Bermain yang mengandalkan indera dan gerak tubuh 2. Mastery Play Bermain untuk menguasai keterampilan tertentu
3. Rough and Tumble Play Bermain kasar 4. Social Play Bermain bersama
5. Dramatic Play Bermain peran atau khayal
1. Sensory Motor Play Bermain yang mengandalkan indera dan gerak tubuh
Kegiatan bermain sudah terlihat pada masa bayi yaitu merasakan keasikankesenangan karena aktivitasnya seperti merasakan sesuatu dengan mulutnya,
bermain air ludah, gerakan lidah, mendengarkan musik atau bunyi air mengalir, melihat alam di sekitarnya seperti nyala lampu, warna tembok, dan gerak sembarang
35 dari anggota tubuhnya. Kesenangan ini juga tetap mereka rasakan sampai usia pra
sekolah misalkan mendengarkan bunyi yang ditimbulkan dari kaleng yang dipukul dari berbagai sudut, suara sedotan sewaktu minum, atau suara benda jatuh di
airkolam, atau melihat aneka warna bola, juga menikmatimerasakan tekstur pasirtanah ataupun lilin yang mereka gunakan dalam kegiatan bermain.
2. Mastery Play Bermain untuk menguasai keterampilan tertentu
Kegiatan bermain pada umumnya merupakan kegiatan untuk menguasai keterampilan tertentu melalui pengulangan-pengulangan yang dilakukan anak-anak
dalam memperoleh penguasaan keterampilan tersebut bahkan untuk penguasaan keterampilan baru. Kegiatan bermain dipandang sebagai latihan penguasaan konsep
atau keterampilan tertentu. Hal ini berlaku sesuai tingkat pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak. Sebagai contoh anak mulai menguasai
kemampuan gerak lokomotor seperti merangkak, berjalan, berlari akan dilakukan berulang-ulang dan juga anak memanjat tangga, atau teralis jendela, hal ini dilakukan
anak tanpa bosan bahkan senang. Sejalan dengan meningkatnya kemampuan koknitif maka anak pun melakukan kegiatan bermain yang berhubungan dengan kecerdasan
anak misal bermain catur, mengisi teka-teki silang, bermain kartu, bermain tebak- tebakan, menyusun gambar, puzzle, menelusuri jalan dalam peta, menjodohkan
gambar, mencari perbedaan dua gambar, dan sebagainya.
3. Rough and Tumble Play Bermain kasar