32 semakin banyak aktivitas bermain yang mereka lakukan, karena itu dinamakan tahap
bermain.
4. Tahap Melamun Daydream stage
Tahap melamun Daydream stage perkembangan anak semakin mendekati masa pubertas maka minat terhadap aktivitas bermain yang semula sangat disenangi
dan menghabiskan banyak waktu bergeser kearah kegiatan berkhayalmelamun. Melamun merupakan salah satu ciri khas anak remaja yang dilakukan hampir
sepanjang waktu yang biasanya disebabkan oleh perasaan bahwa merasa mereka dirinya tidak dipahami oleh orang lain atau mereka merasa diperlakukan kurang adil
oleh orang lain.
Rubin, Fein, Vandenberg, dan Smilansky
Dalam Tedjasaputra 2001:28-30, Rubin, Fein, Vanderberg, dan Smilansky mengemukakan pendatnya mengenai tahap perkembangan bermain berdasarkan
kognitif anak adalah :1. Bermain fungsional Functional Play, 2. Bermain bangun- membangun Constructive Play, 3. Bermain pura-pura Make-believe Play, 4.
Permainan dengan peraturan Games With Rules
1. Bermain Fungsional Functional Play
Bermain fungsional Functional Play biasanya terjadi pada anak usia 1-2 tahun dengan cirri-cirinya beraktivitas sederhana, menyenangkan dan dilakukan
berulang-ulang. Aktivitas bermain pada masa ini dapat dilakukan dengan alat atau tanpa alat permainan. Misalnya: bermain dengan berlari mengelilingi ruang tamu atau
dapur, mendorong atau menarik kursi plastic, berguling-guling di tempat tidur, memukul-mukul bantal atau piring, melompatmeloncat di sofa, mengolah lilin atau
bermain pasirtanah tetapi tidak mermaksud membuat bentuk apapun dalam arti
33 bentuk sembarang. Melalui bermain fungsional anak-anak semakin menyadari akan
fungsi tubuh atau anggota tubuhnya dalam beraktivitas sehari-hari.
2. Bermain Bangun-Membangun Constructive Play
Kegiatan bermain bangun membangaun terjadi pada anak-anak prasekolah sekitar usia 3-6 tahun, anak-anak sudah mampu menciptakan sesuatu berdasarkan
suatu konsep yang tersusun sebelumnya walaupun masih sangat sederhana. Semula anak-anak dalam bermain ini bersifat reproduktif artinya dalam aktivitas bermain
tersebut anak-anak hanya membentukmembangun berdasarkan sesuatu objek yang mereka kenallihat sehari-sehari kemudian direproduksi atau dicontoh dalam kegiatan
bermain tersebut. Sejalan dengan berkembangnya keampuan kognitifkecerdasan anak maka dalam perkembangan bermainnya anak mulai menciptakan bentuk-bentuk
sesuai dengan imajinasinya sehingga anak aktif untuk berkreasi dalam permainan ini sehingga pada masa ini juga sering disebut permainan aktif. Bentuk-bentuk aktivitas
bermain ini seperti: bermain denga balok-balok, lilin, tanah liat, pasir, tanah, dan benda lain untuk dibuat berbagai macam bentuk bangunan seperti gedung, jembatan,
gua, orang-orangan, dan lain sebagainya.
3. Bermain Pura-Pura Make-believe Play