2. Budaya pasif-defensif Budaya pasif - defensif bercirikan keyakinan yang memungkinkan bahwa
pegawai berinteraksi dengan pegawai lain dengan cara yang tidak mengancam keamanan kerja sendiri. Budaya ini mendorong keyakinan normatif yang
berhubungan dengan
persetujuan, konvensional,
ketergantungan, dan
penghidupan. 3. Budaya agresif - defensif
Budaya agresif - defensif mendorong pegawainya untuk mengerjakan tugasnya dengan kerja keras untuk melindungi keamanan kerja dan status mereka. Tipe
budaya ini lebih bercirikan keyakinan normatif yang mencerminkan oposisi, kekuasaan, kompetitif dan perfeksionis.
II.3.4. Terbentuknya Budaya Organisasi
Budaya organisasi tidak terbentuk dengan sendirinya. Budaya organisasi ada di dalam suatu organisasi karena adanya campur tangan manusia yang ada
di dalamnya. Budaya merupakan fenomena yang melingkupi kehidupan manusia sepanjang waktu karena secara konstan diperankan dan dibentuk oleh manusia.
Pemimpin organisasi memiliki peran besar dalam pembentukan budaya organisasi. Hal ini karena pemimpin adalah orang yang paling berpengaruh untuk menentukan
aktivitas dan kebijakan yang harus dijalankan oleh anggota atau pegawai. Keberadaan seorang pemimpin di dalam lingkungan organisasi merupakan faktor yang sangat
menentukan bagi maju mundurnya organisasi.
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
Menurut Robbins 2001 budaya asli diturunkan dari filsafat pendirinya, selanjutnya budaya ini akan sangat mempengaruhi kriteria yang digunakan dalam
mempekerjakan pegawai. Tindakan dari manajemen puncak menentukan iklim umum dari perilaku yang dapat diterima baik dan yang tidak baik.
Sumber: Robbins 2001
Gambar II.1. Terbentuknya Budaya Perusahaan
Dari Gambar II.1 di atas, terlihat jelas filsafat organisasi di mana pendiri memiliki asumsi, persepsi, dan nilai-nilai, yang harus diseleksi terlebih dahulu.
Seleksi yang dilakukan oleh tim ini bertujuan untuk menentukan kriteria yang sesuai. Hasil seleksi tersebut akan dimunculkan ke permukaan yang nantinya akan menjadi
karateristik budaya perusahaan. Pembentukan tim seleksi bertujuan agar kriteria- kriteria yang telah ada persepsi, asumsi, dan nilai-nilai tidak dipilih secara subyektif,
tetapi di saring terlebih dahulu dari beberapa sumber yang ada pada sumber daya manusia di dalam organisasi. Setelah ditemukan butir-butir penting yang akan
Filsafat Pendiri Perusahaan
Kriteria Seleksi
Manajemen Puncak
Sosialisasi Budaya
Organisasi
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
dijadikan budaya perusahaan tersebut, manajemen puncak akan menentukan mana
yang sesuai untuk dijalankan dan mana yang harus digugurkan.
II.4. Teori tentang Kinerja II.4.1. Pengertian Kinerja