Pengetahuan dan persepsi pembaca terhadap waktu sejarah itu kemudian dipergunakan untuk mencoba masuk ke dalam suasana cerita.
Pembaca berusaha memahami dan menikmati cerita berdasarkan acuan waktu yang diketahuinya yang berasal dart luar cerita yang bersangkutan.
Adanya persamaan perkembangan dan atau kesejalanan waktu tersebut juga dimanfaatkan untuk mengesani pembaca seolah-olah cerita itu
sebagai sungguh-sungguh ada dan terjadi, 3
Latar sosial, latar ini menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang
diceritakan dalam karya sastra. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks. ia
dapat berupa kebiasaan hidup, adat-istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikiran bersikap, dan lain-lain.
2.6. Watak dan Perwatakan
Dalam pembicaraan sebuah karya sastra, sering dipergunakan istilah- istilah seperti tokoh dan penokohan, watak dan perwatakan, atau karakter
dan karakterisasi secara bergantian dengan menunjuk pengertian yang hampir sama, Istilah-istilah tersebut, sebenarnya, tidak menyaran pada
pengertian yang persis sama, walau ada di antaranya yang sinonim. Ada
Universitas Sumatera Utara
istilah yang pengertiannya menyaran pada tokoh cerita, dan pada,teknik pengembangannya dalam sebuah cerita.
Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, misalnya sebagai jawab terhadap pertanyaan: Siapakah tokoh utama cerita rakyat
itu?, atau Ada berapa prang juinlah pelaku dalam cerita rakyat itu?, atau Siapakah tokoh protagonis dan antagonis dalam cerita itu?, dan
sebagainya. Watak, perwatakan, dan karakter, menunjuk para sifat dan sikap para tokoh seperti yang ditafsirkan oleh pembaca, lebih menunjuk pada
kuatitas pribadi seorang tokoh. Penokohan dan karakterisasi, karakterisasi sering juga disamakan artinya dengan karakter dan perwatakan, menunjuk
pada penempatan tokoh-tckoh tertentu dengan watak tertentu dalam sebuah cerita. Atau seperti dikatakan oleh Jones dalam Nurgiyantoro, 1999:165,
penokohan adalah pelukisan gambaran yang jeias tentang seorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.
Penggunaan istilah karakater character sendiri dalam berbagai literatur bahasa Inggris menyaran pada dua pengertian yang berbeda, yaitu
sebagai tokoh-tokoh cerita yagn ditampilkan, dan sebagai sikap, ketertarikan, keinginan, emosi, dan prinsip moral yang dimiliki tokoh-tokoh tersebut
Stanton dalam Nurgiyantoro, 1999:165. Dengan demikian, character dapat berarti pelaku cerita dan dapat pula berarti perwatakan. Antara seorang
tokoh dengan perwatakan yang dimilikinya, memang, merupakan suatu kepaduan yang utuh. Penyebutan nama tokoh tertentu, tidak jarang,
Universitas Sumatera Utara
langsung mengisyaratkan kepada kita perwatakan yang dimilikinya. Hal itu terjadi terutama pada tokoh-tokoh cerita yang telah menjadi milik masyarakat,
seperti Sampuraga dengan sifat-sifatjahatnya, dan lain-lain. Tokoh-tokoh cerita dalam sebuah karya sastra dapat dibedakan ke
dalam beberapa jenis penamaan berdasarkan dari sudut mana penamaan itu dilakukan. Berdasarkan perbedaan sudut pandang dan tinjauan, seorang
tokoh dapat saja dikategorikan ke dalam beberapa jenis penamaan sekaligus, misalnya sebagai tokoh utama-protagonis-berkembang-tipikal.
Adapun jenis-jenis tokoh cerita tersebut adalah:
a. Tokoh utama dan tokoh tambahan Membaca sebuah karya sastra, kita akan dihadapkan pada
sejumlah tokoh yang dihadirkan dj dalamnya, Namun, dalam kajtannya dengan keseluruhan cerita, peranan masing-masing tokoh tersebut tidak
sama. Dilihat dari segi peranan dan tingkat pentingnya tokoh dalam
sebuah .cerita, ada tokoh yang tergolong penting dan ditampilkan terus- menerus sehingga terasa mendominasi sebagian besar cerita, dan
sebaliknya, ada tokoh yang hanya dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam cerita, dan itu pun mungkin dalam porsi penceritaan yang
relatif pendek. Tokoh yang disebut pertama adalah tokoh utama central
Universitas Sumatera Utara
character, main character, sedang yang kedua adalah tokoh tambahan peripheral character.
Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya daiam sebuah cerita yang bersangkutan. la merupakan tokoh yang
paling banyak dicerita, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Bahkan pada cerita rakyat tertentu, tokoh utama
senantiasa hadir dalam setiap kejadian dan dapat ditemui dalam tiap hataman buku cerita yang bersangkutan.
b. Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis Jika dilihat dari peran tokoh-tokoh dalam pengembangan plot
dapat dibedakan acia.nya tokoh utama dan tokoh tambahan, dilihat dari fungsi penampilan tokoh dapat dibedakan ke dalam tokoh protagonis
dan tokoh antagonis. Membaca sebuah karya sastra, pembaca, sering mengidentifikasikan diri dengan tokoh tertentu, memberikan simpati, dan
simpati melibatkan diri secara emosional terhadap tokoh tersebut. Tokoh yang disikapi demikian oleh pembaca disebut sebagai tokoh protagonis.
Alterbend dan Lewis dalam Nurgiyantoro, 1999:178. Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi, tokoh yang merupakan
pengejawantahan norma-norma, nilai-nilai, yang ideal bagi kita. Tokoh .protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan pandangan kita,
harapan-harapan kita, sebagai pembaca. Maka kita sering mengenalinya sebagai memiliki kesamaan dengan kita, permasalahan
Universitas Sumatera Utara
yang dihadapinya seolah-olah juga sebagai permasalahan kita, demikian pula halnya dalam menyikapinya. Demikian pula sebaliknya,
tokoh antagonis, adalah tokoh yang menampilkan sesuatu yang tidak sesuai dengan pandangan kita, tidak sesuai dengan norma-norma, dan
nilai-nilai yang tidak ideal bagi kita. c. Tokoh Sederhana dan Tokoh Bulat
Berdasarkan perwatakannya, tokoh cerita dapat dibedakan ke dalam tokoh sedehana simple atau flat character dan tokoh kompleks
atau tokoh bulat complex atau round character. Tokoh sederhana, dalam bentuknya yang asli adalah tokoh
yang hanya memiliki satu kualitas pribadi tertentu, satu sifat watak yang tertentu saja. Sebagai seorang tokoh manusia, ia tidak diungkap
berbagai kemungkinan sisi kehidupannya, la tidak memijiki sifat dan tingkah laku yang dapat memberikan efek kejutan bagi pembaca. Sifat
dan tingkah laku seorang tokoh sederhana bersifat datar, monoton, hanya mencerminkan satu watak tertentu.
Tokoh bulat atau kompleks adalah tokoh yang memiliki dan diungkap berbagai kemungkinan sisi kehidupannya, sisi kepribadiannya,
dan jati dirinya. la dapat saja memiliki watak tertentu yang dapat diformulasikan, namun ia pun dapat pula menampilkan watak dan
tingkah laku bermacam-macam. Bahkan mungkin seperti bertentangan
Universitas Sumatera Utara
dan sulit diduga. Oleh karena itu, perwatakannya pun pada umumnya sulit dideskripsikan secara tepat.
1. watak atau tokoh cerita Tokoh utama dalam cerita TBM ini adalah Ahmad dan Muhammmad
yang mempunyai burung merbuk yang bertuah. Sedangkan tokoh tambahan dalam cerita rakyat TBM adalah uwak pawang burung merbuk dan seorang
raja yang mencari pengentinya dan jodoh bagi anak-anaknya. 2. perwatakan dan penokohan
Tokoh cerita dan perwatakannya dalam TBM adalah: •
Ahmad memiliki perwatakan yang tegas,bertanggung jawab, arif, pemberani serta sangat menyayangi keluarga
• Muhammad memiliki perwatakan yang patuh kepada orang tua dan
abangnya , rajin dan ramah kepada siapa saja. •
Raja yang sudah tua memiliki watak yang arif dan bijaksana. Uwak pawang burung merbuk memiliki sifat yang baik akan tetapi
mempunyai pemikiran ingin menguasai apa yang dia inginkan pada saat itu juga.
Universitas Sumatera Utara
BAB III
TINJAUAN SOSIOLOGIS TERHADAP CERITA RAKYAT TUAH BURUNG MERBUK PADA MASYARAKAT MELAYU SERDANG
3.1. Patuh Kepada Nasihat