Kemauan Keras ANALISIS STRUKTUR CERITA RAKYAT

rnelaksanakannya. Sebaliknya, apabila apa yang diminta, diperintahkan, dan dianjurkan itu benar adanya maka wajib kita mematuhinya.

3.2. Kemauan Keras

Keras berarti kokoh dan kuat, tidak mempunyai sifat mudah menyerah dan menyesal selalu ulet dan tekun. Untuk lebih jelas mengenai pengertian kemauan keras, penulis mengutip pendapat Poerwadarminta yang mengatakan bahwa Keras adalah padat, kuat dan tidak mudah berubah bentuknya atau tak mudah pecah. 1986:492. Adapun Mau adalah sungguh-sungguh suka hendak berbuat sesuatu atau suka akan sesuatu, hendak, akan, kehendak, maksud” 1947:246 Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sifat kemauan keras adalah sifat manusia yang tidak mudah menyerah dan menyesal atas sesuatu kehendaknya. Pada masyarakat Melayu umumnya memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai sukses adalah hal yang harus dimiiiki dalam setiap individu Melayu. Segala keinginan memang harus dilandasi oleh kemauan yang keras dan usaha yang tidak kenal lelah. Kemauan yang keraslah yang memacu manusia untuk dapat menggapai apa yang dicita-citakannya, tanpa kemauan Universitas Sumatera Utara yang keras maka manusia akan menjadi hampa, tidak bersemangat, dan tidak mempunyai tujuan hidup yang pasti. Kemauan yang keras timbul karena adanya semangat dalam diri yang memicu jiwa agar dapat mencapai segala keinginan. Semangat pula yang menjadikan hidup manusia lebih bergairah dan berwarna. Gairah yang memancing keinginan manusia timbul dan berkembang sehingga menstimulan diri untuk bersaing dan hidup di tengah-tengah manusia lainnya. Pada masyarakat Melayu umumnya, semangat merupakan hal yang sangat penting dan paling utama. Menurut Osman 1989:35 semangat mempunyai arti penting dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat Melayu. la merupakan daya hidup yang mengendalikan keberadaan seseorang karena itu pula semangat dipuja dan dipuji oleh masyarakat Melayu. Lebih jauh Osman mengatakan bila semangat telah tidak ada dalam diri maka terpaksa seseorang itu dipanggilkan bomoh untuk memanggil semangatnya lagi agar ia dapat hidup dan berjuang dalam kehiciupannya sehari-hari. Begitu pentingnya kehadiran semangat dalam diri masyarakat Melayu karena masyarakat Melayu sangat percaya bahwa tanpa ada semangat maka tidak akan ada pula keinginan atau kemauan keras. Tanpa ada kemauan yang keras maka tidak akan ada pula cita-cita atau kedudukan yang diingin.kan yang dapat mempertahankan kelangsungan hidup seseorang. Senada dengan apa yang disampaikan oleh Husny 1978:156 Universitas Sumatera Utara bahwa orang melayu selalu mempunyai kemauan yang keras dalam hidupnya bila hendak sukses dalam hidupnya. Lebih lanjut Husny mengatakan bahwa kemauan keras ini sesuai dengan perintah agama Islam karena Islam tidak suka dengan orang pemalas dan tidak punya cita-cita, seperti yang dikatakan dalam Al Quran bahwa Allah tidak mengubah nasib seseorang atau suatu kaum bila seseorang atau suatu kaum itu tidak mau mengubah dirinya sendiri. Hal ini didasarkan juga pada firman Allah yang menyatakan bahwa Islam tidak menganjurkan umrnatnya untuk miskin karena miskin selalu dekat dengan kekufuran atau kejahatan. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa masyarakat Melayu yang rnenyandarkan hidupnya dengan Al Quran senantiasa berusaha untuk maju dan memajukan dirinya dalam pertarungan hidup di dunia nyata dengan tetap berjalan di jalan yang diridlai oleh Allah SWT. Intinya adalah kemauan keras itu dapat saja, dibenarkan apabila diiringi dengan usaha yang halal tanpa merugikan orang lain karena kemauan yang keras untuk menggapai sesuatu itu dapat saja membuat orang lupa diri sehingga melakukan hal-hal yang merugikan orang lain. Sehubungan dengan hal di atas maka nilai yang menonjol dalam cerita rakyat TBM adalah kemauan keras. Tinjauan ini dapat diketahui dari sikap Ahmad dan Muhammad yang tidak mau menjual burung kesayanngan mereka hingga mereka sampai diusir orang tuanya dan mampu bertahan hidup hingga jalan membawa mereka pada satu kemakmuran. Universitas Sumatera Utara Kutipan dari cerita yang menyiratkan agar kemauan kerasnya untuk tidak menjual burung kesayangannya hingga membawa mereka kepada satu kemakmuran itu adalah sebagai berikut: ”Seperti kalian lihat disini ada tamu kita . mungkin uwak ini telah bertanya kepada kalian berdua tentang burung merbuk itu. Walaupun begitu ada bnaiknya ayah jelaskan lagi, tadi ayah dan uwak ini sudah berincang-bincang , adapun maksud tujuan uwak ini datang adalah ingin membeli burung merbuk kalian , apakagh kalian mau menjualnya?” Pertanyaan ayahnya dijawab keduanya ,” maafkan kami ayah. Kami tidak bermaksud menjual burung itu. Berapa pun akan dibayar oleh uwak pawang burung ini , tidak menarik hati kami karena burung ini kawan bermain kami, dan tak sampai hati kami berpisah dengannya”.

3.3. Bekerja Keras