Teori Struktural Landasan Teori

Penerbit : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI Tahun terbit : 1990

1.7 Landasan Teori

Untuk membahas tentang struktur dalam teori struktural dan nilai nilai sosiologis yang terkandung di dalam cerita rakyat TBM digunakan dua teori pendekatan yaitu teori struktural dan teori sosiologi sastra. Kedua teori pendekatan tersebut digunakan untuk mengetahui sekaligus mendeskripsikan unsur-unsur intrinsik dan intrinsik yang terdapat di dalam hikayat tersebut. Berikut akan dipaparkan kedua teori pendekatan tersebut

1.7.1 Teori Struktural

Untuk mengetahui struktur dalam sebuah karya sastra, haruslah dilakukan analisis unsur instrinsik karya sastra tersebut. Dalam unsur intrinsik digunakan empat struktur karya sastra prosa fiksi yang harus dianalisis yaitu: alur plot, penokohanperwatakan, latar,dan tema Tinambunan. et.al., 1996:7-14. Pendekatan struktural dipelopori oleh kaum Formalis Rusia dan strukturalisme Praha. Studi linguistik tidak lagi ditekankan pada sejarah perkembangannya, melainkan pada hubungan antar unsurnya. Masalah Universitas Sumatera Utara unsur dan hubungan antarunsur merupakan hal yang penting dalam pendekatan ini. Sebuah karya sastra, fiksi, atau puisi, menurut kaum strukturalisme dalam sebuah totaiitas yang dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur pembangun-nya. Di satu pihak, struktur karya sastra dapat diartikan sebagai susunan, penegasan, dan gambaran semua bahan dan bagian yang menjadi komponennya yang secara bersama membentuk kebulatan yang indah Abrams dalam Nurgiyanto, 2001 : 46. Di pihak lain, struktur karya sastra juga menyaran pada pengertian hubungan antarunsur intrinsik yang bersifat timbal balik, saling menentukan, saling mempengaruhi, yang secara bersama membentuk satu kesatuan yang utuh. Secara sendiri, terisolasi dari keseluruhannya, bahan, unsur, atau bagian-bagian tersebut tidak penting, bahkan tidak ada artinya. Tiap bagian akan menjadi berarti dan penting setelah ada dalam hubungannya dengan bagian-bagian yang lain, serta bagaimana sumbangannya terhadap keseluruhan wacana. Selain istilah struktural di atas, dunia kesastraan mengenal istilah strukturalisme. Strukturalisme dapat di pandang sebagai salah satu pendekatan kesastraan yang menekankan pada kajian hubungan antarunsur pembangun karya yang bersangkutan. Jadi, strukturalisme disamakan dengan pendekatan objektifnya Abrams dapat dipertentangkan dengan Universitas Sumatera Utara pendekatan yang lain, seperti pendekatan mimetik, ekspresif, dan pragrnatik Abrams dalam Teeuw, 1989 : 189. Namun di pihak lain, strukturalisme, menurut Hawkes dalam Nurgiyantoro, 2004 ; 47, pada dasarnya juga dapat dipandang sebagai cara berpikir tentang dunia yang lebih merupakan susunan hubungan dari pada susunan benda. Dengan demikian, kodrat setiap unsur dalam bagian sistem struktur itu baru mempunyai makna setelah berada dalam hubungannya dengan unsur-unsur yang lain yang terkandung di dalamnya. Kedua pengertian tersebut tidak perlu dipertentangkan namun justru dapat dimanfaatkan secara saling melengkapi. Analisis struktural karya sastra, yang dalam hal ini TBM, dapat dilakukan dengan mengidentifikasikan, mengkaji, dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antarunsur intrinsik hikayat yang barsangkutan. Mula-mula diidentifikasikan dan dideskripsikan, misalnya, bagaimana keadaan peristiwa- peristiwa, plot, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, dan lain-iain. Setelah coba di jelaskan bagaimana fungsi-fungsi masing-masing unsur dalam menunjang makna keseluruhannya ,dan bagaimana hubungan antar unsur itu sehingga secara bersama membentuk sebuah totalitas kemaknaan yang padu. Misalnya, bagaimana hubungan antara peristiwa yang satu dengan yang lain, kaitannya dengan pemplotan yang tidak selalu kronologis, kaitannya dengan tokoh dan penokohan, dengan latar dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara Dengan demikian pada dasarnya analisis struktural bertujuan memaparkan secermat mungkin fungsi dan keterkaitan antar berbagai unsur karya sastra yang secara bersama rnenghasilkan sebuah keseluruhan .Analisis struktual tidak cukup dilakukan hanya sekedar mendata unsur tertentu sebuah karya sastra,misalnya peristiwa, plot, tokoh, latar, atau yang lain. Namun, yang lebih penting adalah menunjukkan bagaimana hubungan antar unsur itu, dan sumbangan apa yang diberikan terhadap tujuan estetik dan makna keseluruhan yang ingin di capai. hal itu perlu dilakukan mengingat bahwa karya sastra merupakan sebuah struktur yang kompleks dan unik, di samping setiap karya mempunyai ciri kekompleksan dan keunikan sendiri. Hal inilah antara lain yang membedakan antara karya yang satu dengan karya yang lain. Namun, tak jarang analisis fragmentaris yang terpisah-pisah. Analisis yang demikian inilah yang dapat dituduh sebagai mencincang karya sastra sehingga justru menjadi tidak bermakna. Analisis structural dapat berupa kajian yang menyangkut relasi unsur- unsur dalam mikrotes, satu keseluruhan wacana, dan wacana intertekstual Hartoko dan Rahmanto, 1996 : 136. Analisis unsur-unsur mikrotes itu misalnya berupa analisis kata-kata dalam kaiimat, atau kalimat-kalimat dalam alinea atau konteks wacana yang lebih besar. Namun, ia dapat juga berupa analisis fungsi dan hubungan antara unsur satu keseluruhan wancana dapat berupa analisis bab per bab, atau bagian-bagian secara keseluruhan seperti dibicarakan di atas. Analisis relasi intelekstual berupa kajian hubungan antar Universitas Sumatera Utara teks, baik dalam satu periode misalnya untuk karya-karya sastra Melayu zaman Hindu maupun dalam periode-periode yang berbeda misalnya antara karya-karya Melayu zaman Hindu dengan sastra Melayu zaman Islam. Melepaskan karya sastra dari latar belakang sosial budaya dan kesejarahannya, akan menyebabkan karya itu menjadi kurang bermakna, atau paling tidak maknanya menjadi sangat terbatas, atau bahkan makna menjadi sulit ditafsirkan. Hal itu berarti karya sastra menjadi kurang berarti dan bermanfaat bagi kehidupan. Oleh karena itu, analisis struktural sebaiknya dilengkapi dengan analisis yang lain, yang dalam hal ini dikaitkan dengan keadaan sosial budaya secara luas.

1.7.2 Sosiologi Sastra