teks, baik dalam satu periode misalnya untuk karya-karya sastra Melayu zaman Hindu maupun dalam periode-periode yang berbeda misalnya
antara karya-karya Melayu zaman Hindu dengan sastra Melayu zaman Islam.
Melepaskan karya sastra dari latar belakang sosial budaya dan kesejarahannya, akan menyebabkan karya itu menjadi kurang bermakna,
atau paling tidak maknanya menjadi sangat terbatas, atau bahkan makna menjadi sulit ditafsirkan. Hal itu berarti karya sastra menjadi kurang berarti
dan bermanfaat bagi kehidupan. Oleh karena itu, analisis struktural sebaiknya dilengkapi dengan analisis yang lain, yang dalam hal ini dikaitkan
dengan keadaan sosial budaya secara luas.
1.7.2 Sosiologi Sastra
Membicarakan sosiologi sastra adalah membicarakan sampai di mana hubungan antara sosiologi dan sastra, dan membicarakan hasil sastra yang
relevan. Sastra tercipta untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan manusia dalam suatu masyarakat. Sebagai sesuatu yang perlu dinikmati, karya sastra
harus mengandung keindahan yang berasal dari keorisinalitasan sehingga dapat memenuhi dan memuaskan kehausan estetis masyarakat
penikmatnya. Sebagai sesuatu yang perlu dipahami, karya sastra memendam kompleksitas yang hanya dapat dimengerti dengan usaha yang
sungguh-sungguh dan teliti pleh masyarakat pembacanya. Dengan demikian,
Universitas Sumatera Utara
untuk mengungkapkan kandungan karya sastra dibutuhkan kepekaan yang luar biasa. Sebagai sesuatu yang perlu dimanfaatkan, karya sastra
mengandung nilai berharga yang dapat dipergunakan untuk kesejahteraan manusia.
Banyak kenyataan sosial yang dihadapi manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Kenyataan sosial itu dapat berupa tantangan .untuk
mempertahankan hidup, kebahagiaan dalam situasi keberhasilan, frustasi dalam situasi kegagalan, kesedihan dalam suasana kemalangan, dan lain
sebagainya. Kenyataan sosial tersebut muncul sebagai akibat hubungan antar manusia, hubungan antara masyarakat dan hubungan antar peristiwa
dalam batin seseorang. Situasi yang dialami manusia demi mengembangkan kemasyarakatan
situasi yang dialami manusia demi mengembangkan kemasyarakatan atau kesejahteraan manusia itu sendiri sesuai dengan norma yang berlaku dalam
masyarakat. Dengan demikian, pengarang merupakan ahli strategi. Pengarang harus mampu menilai sesuatu dengan tepat dan teiiti.
Pengarang tidak akan dapat mengetahui dan mengantisipasi masa dengan sesuatu dengan tepat, apa yang akan memberikan harapan dan apa yang
akan menyuguhkan ancaman, apabila dia tidak mengetahui keadaan sesuatu dengan jelas. Dengan demikian, seorang ahli strategi yang bijaksana tidak
akan puas dengan strategi yang hanya memuaskan dirinya sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Pengarang akan waspada terhadap ancaman atau bahaya yang sewaktu - waktu dapat menghadang.
Dari uraian di atas dapat dilihat tiga aspek yang saling berhubungan yaitu hubungan antara sastrawan, sastra, dan masyarakat. Hubungan itu
bersifat sosial dan tertuang dalam suatu karya sastra sebagai sarana penghubung antar sastrawan dan masyarakat pembaca. Dengan demikian,
pembicaraan ini bersifat sosiologis yang disebut sosiologi sastra. Secara singkat dapat dikatakan bahwa sosiologi sastra adalah studi
sosiologi terhadap karya sastra yang membicarakan hubungan dan pengaruh timbal balik antara sastrawan, sastra, dan masyarakat, dengan menitik
beratkan pada realitas dan gejala nilai-nilai sosiologis yang ada diantara ketiganya. Dengan batasan seperti itu tampaklah kecenderungan ke arah
relasi antara kenyataan yang hidup dalam masyarakat yang dirujuk karya sastra tersebut serta sikap budaya dan kreativitas pengarang sebagai
seorang anggota masyarakat. Pencerminan suatu masyarakat yang dimaksud seperti yang
diungkapkan Semi 1984:55 bahwa, Kesusastraan mencerminkan sistem sosial yang ada dalam
masyarakat, sistem kekerabatan, sistem ekonomi, sistem pendidikan, sistem kepeceryaan yang terdapat dalam masyarakat yang bersangkutan. Karena
itu, karya sastra hanyalah merupakan cermin dari pengarang semata. Kalaupun pengarang menggambarkan suatu keadaan umum masyarakat
Universitas Sumatera Utara
dalam karya sastranya, maka gambaran itu hanyalah karena telah menjadi persoalan pribadinya sendiri.
Dengan demikian, jelaslah bahwa sosiologi dapat dijadikan sebagai salah satu pendekatan sastra, sebab antar sosiologi dan sastra saling
menguntungkan. Hanya perlu disadari bahwa karya sastra bukanlah merupakan cermin yang mendahului pikiran masyarakat zamannya.
melajnkan karya sastra hanyalah cerminan masyarakat zamannya. Hal ini membuktikan bahwa kehadiran sastra mempunyai peranan
penting dalam membentuk struktur masyarakat. Pengarang dan karyanya merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan dalam rangka membicarakan
sebuah karya sastra. Disatu sisi, pengarang adalah anggota dari kelompok masyarakat yang hidup ditengah-tengah kelompok masyarakat tersebut.
Soemarjo 1995:15 juga menekankan, bahwa kehadiran karya sastra merupakan salah satu wujud pelestarian dari keadaan sosio-kultur suatu
masyarakat dimana ia tercipta. Lebih jauh lagi Yakob Soernarjo mengatakan bahwa, karya sastra menampilkan wajah kultur zamannya, tetapi lebih dari
sifat-sifat sastra juga ditentukan oleh masyarakatnya. Pendapat Sumadjo di atas didukung pula oleh Semi 1989:54 yang
mengataKan bahwa, a. konteks sosial pengarang yakni yang menyangkut posisi sosial
masyarakat dan kaitannya dengan masyarakat pembaca, termasuk
Universitas Sumatera Utara
di dalamnya faktor-faktor sosial yang bisa mempengaruhi si pengarang sebagai perseorangan disamping mempengaruhi isi
karya sastranya. b. sastra sebagai cermin masyarakat yang telaah adalah sampai
sejauh mana sastra dianggap sebagai pencerminan keadaan masyarakat.
c. sosial sastra dalam hal ini ditefaah sampai berapa jauh nilai sastra berkaitan dengan nilai sosial dan sampai berapa jauh nilai sastra
dipengaruhi oleh nilai sosial dan sampai berapa jauh pula sastra dapat berfungsi sebagai alat penghibur dan sekaligus sebagai
pendidikan bagi masyarakat pembaca.
Sosiologi pada sisi lain sebagai ilmu yang berbicara tentang aspek- aspek kemasyarakatan selalu dapat dimanfaatkan untuk pehibicaraan
sebuah cipta sastra, tinjauan sosiologi Jalam sebuah karya sastra dapat terwujudkan untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam Banyak hal-hal
yang menjadi fokus pengamatan seseorang sastrawan kehidupan pribadinya, iingkungan serta harapan-harapannya menjaai hal yang menarik dalam
penelitian sebuah cipta sastra. Kompleks permasalahan itu merupakan hadiah seorang pengarang yang dapat memperluas wawasan pemikiran
anggota masyarakat. Dengan menggambarkan fenomena dari hasil
Universitas Sumatera Utara
pengamatan pengarang, masyarakat pembacanya memperoleh hal yang bermakna dalam hidupnya.
Pengarang sendiri mendapat sumber dalam aspek yang membangun keutuhan sebuah cerita adalah menyangkut perwatakan tokoh-tokohnya.
Tokoh yang berfikiran primitif tidak mungkin akan bertindak sebagai manusia modern yang serba luwes.
Ciri-ciri perwatakan sesorang tokoh selalu berkaitan dengan pengarang Iingkungan dimana dia hidup. Demikian juga menyangkut tipe orang atau
tokohnya. Biasanya dalam setiap cerita selalu terdapat beberapa tokoh, dalam hal inilah pengetahuan sosiologi berperan mengungkapkan isi sebuah
karya sastra. Warren dalam Damono, 1996:84 mengklasifikasikan sosiologi sastra
menjadi: pertama, sosiologi pengarang yang memasalahkan status sosial, ideologi sosial, dan lain-lain yang menyangkut pengarang sebayai penghasil
sastra. Kedua, sosiologi karya sastra yang memasalahkan karya sastra sastra itu sendeiri; yang menjadi pokok penelaahan adalah apa yang tersirat
dalam karya sastra dan apa yang menjadi tujuannya. Ketiga, sosiologi sastra yang memasalahkan pembaca dan pengaruh sosial karya sastra.
lan Watt dalam Damono, 1996:3-4 melihat hubungan timbal balik antara sastrawan, sastra, dan masyarakat. Oleh sebab itu, telaah sosiologi
suatu karya sastra akan mencakup tiga hal yaitu : pertama, konteks sosial
Universitas Sumatera Utara
pengarang yaitu menyangkut posisi sosial masyarakat dan kaitannya dengan masyarakat pembaca termasuk di dalamnya faktor sosial yang mempenga-
ruhi pengarang sebagai perseorangan di samping mempengaruhi isi karya sastranya, kedua, sastra sebagai cermin masyarakat yaitu sampai sejauh
mana sastra dianggap sebagai pencerminan keadaan masyarakat. Ketiga, fungsi sosial sastra yaitu sampai berapa jauh nilai sastra berkaitan dengan
nilai sosial, dan sampai seberapa jauh nilai sastra dipengaruhi oleh nilai sosial, sastra sampai berapa jauh pula sastra dapat berfungsi sebagai alat
penghibur dan sekaligus sebagai pendidikan bagi masyarakat pembaca.
1.8.Metode Penelitian 1.8.1.Jenis Penelitian
Metode atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dan bersifat deskriptif, yang oleh Nawawi
1990 :63 diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan objeksubjek penelitian
seseorang lembaga, masyarakat, dan lain-lain pada saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak atau sebagaiman adanya.
Dengan demikian dalam penelitian penulis tidak menguji hipotesis melainkan hanya mendeskripsikan data-data fakta yang ada dan kemudian
diinterprentasikan serta dianalisis secara rasional.
Universitas Sumatera Utara
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari kepustakaan library research. Yang tujuannya untuk menambah bahan-
bahan atau buku-buku yang berhubungan dengan masalah penelitian.
1.8.2.Metode pengumpulan data
Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan maka digunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
a. Studi kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data dengan mempelajari buku-buku, jurnal penelitian, dan bahan-bahan tertulis
lainnya yang berhubungan dengan topic penelitian. b. Studi teks, yaitu pengumpulan data melalui naskah yang diteliti setelah
terlebih dahulu membaca kemudian menafsirkan nilai-nilai moral yang terkandung dalam naskah.
1.8.3.Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, karena metode penelitian yang digunakan adalah kuaiitatif maka peneliti bersikap netral sehingga tidak mempengaruhi
data. Untuk itu peneliti hanya membaca dan memperlihatkan lalu berusaha menjabarkan atau menginterpretasikan data tersebut untuk dianalisis
sehingga dapat memberikan kesimpulan setelah dilakukan pengecekan ulang atas data tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Informasi dan data yang dieroleh dari naskah disusun secara sistematis dan dikategorisasikan, selanjutnya dianalisis dengan interpretasi
kuaiitatif. Setelah penyusunan dan analisis data, selanjutnya informasi tersebut didisain sesuai dengan bagian-bagian yang telah ditentukan
sehingga dapat menghasilkan sebuah laporan penelitian yang integrative dan sistematis.
Universitas Sumatera Utara
BAB II ANALISIS STRUKTUR CERITA RAKYAT