Pengertian Hasil Belajar KAJIAN TEORI 1. Hasil Belajar

Lebih jauh dikemukakan bahwa untuk melihat perubahan yang terjadi perlu dijawab beberapa pertanyaan sebagai indikator: 1 apakah siswa mengetahui lebih banyak daripada yang diketahui sebelumnya, 2 apakah siswa memahami sesuatu yang tidak dipahami sebelumnya, 3 apakah siswa mengembangkan ketrampilan yang belum dikembangkan sebelumnya, 4 apakah siswa merasakan sesuatu yang berbeda dari aspek yang dipelajari dari pada yang dirasakan sebelumnya dan 5 apakah siswa mengembangkan sesuatu yang tidak ada sebelumnya. Ditegaskan pula oleh Moh. User Usman 2006:5, bahwa belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antar individu dan individu dengan lingkungannya. Burton Moh. User Usman, 2006:5 menyatakan “learning is a change in the individual and his environment, wich fells a need and makes him more capable of dealing adequately with his environment. Dalam pengertian ini terdapat kata change atau “perubahan” yang berarti bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar, akan mengalami perubahan tinggah laku.

b. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Patta Bundu 2006:15, hasil belajar seseorang sering tidak langsung kelihatan tanpa orang itu melakukan sesuatu untuk memperlihatkan kemampuan yang diperolehnya melalui belajar. Namun demikian, karena hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam setiap tingkah lakunya. Dimyati dan Mudjiono 2009:3-4, hasil belajar merupakan hasil dari suatu tindak interaksi belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar dibedakan menjadi dampak pengajaran. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam angka raport, angka dalam ijazah atau kemampuan meloncat setelah latihan. Gagne Agus Suprijono 2010:5-6, hasil belajar adalah pola- pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa: 1 Informasi Verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi symbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan. 2 Ketrampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Ketrampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Ketrampilan intelektual merupakan aktivitas kognitif bersifat khas. 3. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. 4 Ketrampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. 5 Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Usman menyatakan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan instruksional yang direncanakan guru sebelumnya yang dikelompokkan kedalam tiga kategori Asep Jihad dan Abdul Haris 2008:16-19, yaitu : 1 Domain Kognitif a Pengetahuan knowledge meliputi pengingatan tentang hal-hal yang bersifat khusus atau universal, mengetahui metode dan proses, pengingatan terhadap suatu pola, struktur dan seting. Dalam hal ini tekanan utama pada pengenalan kembali fakta, prinsip. Kata-kata yang dapat dipakai: definisikan, ulang, laporkan, ingat, garis bawahi, sebutkan, daftar dan sambungkan. b Pemahaman comprehension meliputi penerimaan dalam komunikasi secara akurat, menempatkan hasil komunikasi dalam bentuk penyajian yang berbeda, mereorganisasikannya secara setingkat tanpa merubah pengertian dan dapat mengeksplorasikan. Kata yang dapat dipakai : menterjemahkan, nyatakan kembali, diskusikan, gambarkan, reorganisasikan, jelaskan, identifikasi, tempatkan, review, ceritakan, paparkan. c Aplikasi atau penggunaan prinsip atau metode pada situasi baru. Kata-kata yang dapat dipakai: interpretasikan, terapkan, laksanakan, gunakan, demonstrasikan, praktekkan, ilustrasikan, operasikan, jadwalkan, sketsa, kerjakan. d Analisa. Menyangkut kemampuan anak dalam memisah-misah terhadap suatu materi menjadi bagian-bagian yang membentuknya, medeteksi hubungan diantara bagian-bagian itu dan cara materi itu diorganisir. Kata yang dapat dipakai: pisahkan, analisa, bedakan, hitung, cobakan, tes bandingkan kontras, kritik, teliti dll. e Sintesa. Meliputi anak untuk menaruhkanmenempatkan bagian-bagian atau elemen satubersama sehingga membentuk suatu keseluruhan yang koheren. Kata yang dapat dipakai: komposisi, desain, formulasi, atur, rakit, kumpulkan ciptakan, susun, organisasikan, memanage, siapkan, rancang, sederhanakan f Evaluasi. Jenjang ini dianggap paling sulit dalam kemampuan pengetahuan anak, meliputi kemampuan anak didik dalam mengambil keputusan atau dalam menyatakan pendapat tentang nilai suatu tujuan, idea, pekerjaan, pemecahan masalah, metoda, materi dll. Dalam pengambilan keputusan ataupun dalam menyatakan pendapat, termasuk juga kriteria yang dipergunakan, sehingga akurat dan standar penilaianpenghargaan. Kata yang dipakai: putuskan, hargai, nilai, skala, bandingkan, revisi, skor, perkiraan. 2 Domain kemampuan sikap affective a Menerima atau memperhatikan. Meliputi sifat sensitive terhadap adanya eksistensi suatu fenomena tertentu atau suatu stimulus dan kesadaran yang merupakan perilaku kognitif, termasuk didalamnya juga keinginan untuk menerima atau memperhatikan. b Merespon. Anak dilibatkan secara puas dalam suatu objek tertentu, phenomena atau suatu kegiatan sehingga ia akan mencari-cari dan menambah kepuasan dari bekerja dengannya atau terlibat didalamnya. c Penghargaan. Perilaku anak didik adalah konsisten dan stabil, tidak hanya persetujuan terhadap suatu nilai tetapi juga pemilihan terhadapnya dan keterikatannya pada suatu pandangan atau ide tertentu. d Mengorganisasikan. Anak didik membentuk suatu system nilai yang dapat menuntun perilaku, meliputi konseptualisasi dan mengorganisasikan. e Mempribadi mewatak. Ada internalisasi, nilai-nilai telah mendapatkan tempat pada diri individu, diorganisir kedalam suatu system yang bersifat internal, memiliki control perilaku. 3 Ranah Psikomotorik a Menirukan. Apabila ditunjukan kepada anak didik suatu action yang dapat diamatiobservable, maka ia akan mulai membuat suatu tiruan terhadap action itu sampai pada tingkat sistim otot- ototnya dan dituntun oleh dorongan kata hati untuk menirukan. b Memanipulasi. Anak dapat menampilkan action seperti yang diajarkan dan juga tidak hanya pada seperti yang diamati. c Keseksamaan precision. Meliputi kemampuan anak dalam penampilan yang telah sampai pada tingkat perbaikan yang lebih tinggi dalam mereproduksi suatu kegiatan tertentu. d Artikulasi articulation. Anak didik telah dapat mengkoordinasikan serentetan action dengan menetapkan urutansikuen secara tepat diantara action yang berbeda-beda. e Naturalisasi. Apabila anak telah dapat melakukan secara alami satu action atau sejumlah action yang urut. Ketrampilan penampilan ini telah sampai pada kemampuan yang paling tinggi dengan pengeluaran energy yang minimum. Hasil belajar dapat dilihat dari ada tidaknya perubahan ketiga domain tersebut yang dialami siswa setelah menjalani proses belajar. Baik buruknya hasil belajar dapat dilihat dari hasil pengukuran berupa evaluasi, selain mengukur hasil belajar penilaian dapat juga ditunjukan kepada proses pembelajaran, yaitu untuk mengetahui sejauh mana tingkat keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Semakin baik proses pembelajaran dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, maka seharusnya hasil belajar yang diperoleh siswa akan semakin tinggi sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. Berdasarkan definisi diatas maka hasil belajar merupakan perubahan kemampuan pada manusia sebagai hasil dari proses belajar sehingga bertambah pengetahuannya baik yang bersifat kognitif, afektif, dan psikomotor setelah ia melakukan pengalaman belajar.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Dokumen yang terkait

The Effectiveness Of Using Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Techniques in Teaching Reading

1 16 116

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

The Effectiveness Of Using The Student Teams Achievement Divisions (STAD) Technique Towards Students’ Understanding Of The Simple Past Tense (A Quasi-Experimental Study at the Eighth Grade Students of SMP Trimulia, Jakarta Selatan)

1 8 117

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Peningkatan hasil belajar siswa melalui model kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran IPS Kelas IV MI Al-Karimiyah Jakarta

0 5 158

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Upaya peningkatan hasil belajar IPS kelas V B melalui cooperative learning Student Teams Achievement Divisions (STAD) di Sekolah Dasar Muhammadiyah Kalinampu II.

0 0 121

320262308 Upaya Peningatan Hasil Belajar Mapel Menggunakan Pendekatan Cooperative Learning Tipe Student Teams Achivment Divisions Stad

0 0 104

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) SISWA KELAS V MIN KALIWUNGU KUDUS TAHUN AJARAN 20132014

0 0 20