kesimpulan akhir. 2.
Pemberian tugas 3
Jumlah 43
Persentase
89,58
Berdasarkan hasil observasi siklus II pertemuan II diatas dapat diketahui bahwa pada siklus II pertemuan II skor observasi
mencapai 43 atau 89,58. Skor ini sudah termasuk pada kategori sangat baik. Jadi guru dalam proses belajar mengajar sudah
sangat baik.
C. Peningkatan Pada Siswa, Guru dan Kelas
1. Peningkatan pada siswa
Pembelajaran IPS dengan menggunakan model Cooperative learning
tipe Student Teams Achievement Division STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan itu tidak hanya pada nilai
siswa akan tetapi perilaku siswa dalam kerja kelompok. Berdasarkan observasi dan tanya jawab, banyak siswa yang tidak menyukai pelajaran
IPS dikarenakan model yang digunakan guru dan materi yang dipelajari terlalu luas. Dengan metode ini diharapkan nilai siswa meningkat atau
dapat mencapai KKM serta siswa dapat bekerja sama dengan baik. Pada awal siklus I terlihat siswa antusias saat belajar dalam
kelompok, walaupun rasa egois masih tinggi, misalnya mengerjakan
lembar kerja kelompok sendirian. Selain itu pembagian kerja juga belum merata dan sebagian siswa dalam kelompok mendiskusikan jawaban tanpa
mendengarkan pendapat anggota yang lain. Siswa masih merasa malu dan saling menunjuk dalam maju ke depan mempresentasikan hasil diskusi
dengan kelompoknya. Dengan menggunakan model Cooperative learning tipe Student
Teams Achievement Division STAD, guru mendesain pembelajaran dan
mengarahkan siswa menjadi bisa berinteraksi dan menjalin kerjasama dalam kelompoknya, menghargai pendapat orang lain serta berdiskusi
mencari jawaban sesuai kesepakatan kelompok. Siswa dapat beradaptasi dan menjadi lebih aktif. Pada pertemuan berikutnya siswa sudah tidak
malu-malu dalam menyampaikan pendapatnya, saat presentasi timbul kesadaran memberikan kesempatan kelompok lain untuk berpendapat
sehingga suasana diskusi menjadi lebih hidup. Materi yang diajarkan menjadi lebih bermakana dan lebih mudah
difahami karena pembelajaran diorentasikan pada siswa. Dengan model ini nilai siswa menjadi lebih meningkat dan seluruh nilai siswa dapat
mencapai KKM. Selain peningkatan diatas siswa juga lebih kreatif dan berani menyampaikan pendapat.
2. Peningkatan pada guru
Pembelajaran menggunakan model Cooperative learning tipe Student Teams Achievement Division
STAD dapat memberikan pengetahuan yang baru bagi guru dan dapat dijadikan referensi dalam
mendesain pembelajaran, namun harus disesuaikan dengan materi yang bersangkutan. Guru menjadi lebih kreatif dalam memilih dan
menggunakan metode yang akan diterapkan dalam pembelajaran sehingga lebih bervariasi.
Pada awal pertemuan guru masih kurang faham dengan cara penggunaan metode pembelajaran ini, pada saat proses pembelajaran
berlangsung masih terlihat kurang menyenangkan. Kegiatan diskusi siswa juga masih sedikit terhalang oleh ketidakpahaman guru terhadap model ini
sehingga guru tidak banyak mengarahkan siswa dalam berdiskusi dan treatment
yang diberikan guru kepada siswa belum maksimal. Pada siklus II guru sudah faham dengan penggunaan metode ini dan sudah mulai
terbiasa sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dan sesuai rencana yang telah disusun.
Guru semakin tertarik dan tertantang dalam menyajikan pembelajaran yang kreatif, inovatif dan dapat memberikan motivasi bagi
siswa menjadi lebih aktif dalam belajar. Selain itu guru dapat membuat siswa menjadi lebih faham dan mengerti tentang materi yang dipelajari.
guru lebih bisa memahami dan menguasai kondisi kelas yang dapat diatasi dengan metode ini.
3. Peningkatan pada kelas
Pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative learning tipe Student Teams Achievement Division STAD ini memberikan suasana
yang berbeda dibanding pembelajaran sebelumnya. Suasana kelas menjadi
lebih hidup dan menyenangkan, situasi kelas lebih kondusif dalam pelaksanaan pembelajaran. Kondisi awal kelas sebelum diterapkan metode
ini sudah baik tetapi belum maksimal. Siswa hanya mendengarkan penjelasan guru tanpa diberi kesempatan berdiskusi dan menyampaikan
pendapat. Dengan keadaan seperti itu siswa kurang aktif dan suasana kelas tidak menyenangkan.
Dengan model Cooperative learning tipe Student Teams Achievement Division
STAD kondisi dan suasana kelas menjadi lebih menyenangkan karena dengan diterapkannya model ini terjadi proses
diskusi di dalam kelas dan kerjasama antar siswa dalam kelompok dapat terjalin. Pembelajaran menjadi lebih aktif, siswa sangat antusias dalam
menyampaikan pendapat. Kondisi kelas juga terkontrol dengan baik oleh guru karena siswa mampu menjaga ketertiban selama pembelajaran.
D. Pembahasan Hasil Penelitian