kelangan e urunan nggih menika kita arep sowan bekti kula saben wulan bayar 5 ribu nggo kepentingan itu nggih kangge
keperluan sehari-hari wonten keraton menika mangkeh yen ana keperluan dadi nggo layat nggo kepentingan nggih menawi
menika dikumpulkan, dus ojo ngarep-arep, tapi betulbetul tidak mengharapkan apa-apa wujud materi nggih kita dapat ajaran
saking keraton
.” 450-466 “Bukan dari uang itu ning dilalahe uang itu keket, keket dalam
arti mengko tekan ngomah duit kwi iso dijolke okeh he karo wong nganuki. Mengko tak jolke semono kwi , wonten sing
ngono kwi kula pendet, ning keyakinan kita pada keraton nggih, ning kok mboten menika kabeh menika kok nganu gela,
mboten ning betul-betul itu kwi njalari keket ipun rejeki piyambak ipun. Duit kwi iso nggo mbayari sekolah mboten,
dilalahi kok malah marake tentrem rejeki keket. Wong ki nek tentrem ki pikiranne kan dadine enak to mas
.” 482-495 “Jadi kita itu ngga usah ngoyo woro pancen itu seperti itu nek
sampeyan menghayati kalo sampeyan rasakan opo yo tenan bayar semono kok iso nganu dadi iso ngono tenan, kwi nyatane
kwi keket rejekine ngeten niku tetep segitu menurut saya lan rencang-rencang.”
527-534 “Iya, tapi yo rak lak di tonjol-tonjolke, aku abdi dalem, ngih
mboten, yo kita sing biasa-biasa mawon, tapi kita berubah sikap kita sendiri.”
154-158 “Iyo nek njur ana sing nganu gila pangkat, aku nek nyeebut
kudu kanjeng raden temenggung nek kula malah mboten purun nek nang njobo mila nang njobo kreton apa adanya kita
aplikasikan ke luar di masyarakat biasa ya paling ora nek kita sudah di masyarkat paling ora nek kita apa yang kita dapatkan
dari keraton itu kan iso mbatesi kita ana tata kramane ono unggah ungguhe aku nek srawung kudu piye.”
502-514
2. Subjek II Mbah P
Mbah P adalah sesorang yang terdaftar sebagai Abdi Dalem prajurit sejak tahun 1972. Menurut mbah jenis abdi ada 3 jenis Abdi
Dalem keraton Yogyakarta, dan Abdi Dalem prajurit merupakan Abdi
Dalem yang khusus akrena tidak termasuk dalam Abdi Dalem kaprajan
dan Abdi Dalem punakawan. “Prajurit itu adalah abdi dalem khusus, khusus prajurit itu
pukawan juga tidak , keparajan juga tidak, tapi itu ada, ada, abdi dalem prajurit itu adanya. Makanya tadi bisa dibilang
abdi dalem itu bisa dibagi dua, tapi bisa dibagi tiga. Kalo dua menjadi keprajan dan punakawan kalo yang prajurit itu tidak
termasuk tidak termasuk kaprajan juga tidak termasuk punakawan itu”
13-17 Menurut mbah P tugas umum seorang Abdi Dalem semua
golongan adalah sebagai abdi budaya.Dan secara khusus setiap golongan mempunyai tugas yang berbeda-beda.Peran sebgai abdi
budaya ini bagi Mbah P dengan tugasnya sebgai pengawal ketikan menjadi Prajurit di acara grebeg-grebge keraton dipandang sebagai
usaha untuk melestarikan budaya Jawa. “Tugas tiga abdi dalem itu tadi sebagai abdi budaya.Sebagai
abdi budaya.Secara umum juga mendapatkan tugas atau diberi tugas saat-saat tertentu untuk melaksakan kewajibannya.Itu
secara umum. Jadi abdi dalem, abdi dalem itu tadi itu mempunyai ada yang namanya tugas piket. Ada yang namanya
ya tugas-tugas piket, namanya pisowanan, tatapi berbeda-beda sesuai dengan kelompoknya masing-masing.”
37-43 “Kemudian abdi dalem punakawan secara umum abdi budaya
dan yang secara khusus diwajibkan untuk piket atau sowan pada hari-hari tertentu sesuai dengan jadwal yang sudah
ditentukan itu sowan sesuai jadwal yang sudah ditentukan, menurut kondisi gologan masing-masing.”
94-105 “Kalo yang upacara-upacara gerebeg itu tadi bagian dari
melestarikan budaya.Upacara gerebeg itu kan bagian dari pelestarian budaya”
.207-210
Motivasi awal mbah P untuk menjadi Abdi Dalem Prajurit karena sejak muda ingin melestari budaya jawa dengan cara masuk
menjadi badi dalem prajurit dengan kesadaran sendiri dan tanpa paksaan dari orang lain.
“Ya dulu awalnya karena sewaktu saya waktu muda melihat prajurit keraton melakukan pengawalan ,makanya saya pengen
ikut. Tidak ada yang menyuruh, kesedaran sendiri, orang tua juga tidak, tahu-tahu saya sudah jadi prajurit keraton....
Karena niatnya ingin melestarikan budaya.”
287-299 Mbah P beranggapan bahwa mengabdi di keraton itu
sebenarnya mengabdi pada budaya.Tugas yang harus diemban sebgai abdi budaya adalah Abdi Dalem harus melestarikan budaya. Budaya
menurut mbah P tidak sekedar perihal kesenian, namun lebih luas lagi yaitu menyangkut hal bicara, berperilaku, menjaga aset-aset budaya,
menjaga martabat dan kehormatan diri sendiri, masyarakat dan Sri Sultan
“Saya mengabdi di keraton itu juga berarti mengabdi budaya artinya kami harus melestarikan budaya”
157-160 “Budaya, itu tidak sekedar melestarikan kesenian, tetapi
perilaku kami sebagai abdi dalem harus bisa menunjukan bahwa saya harus menjaga martabat menjaga kehormatan
khususnya dirinya sendiri maupun masyarakatnya maupun sri sultan.”
162-169 “Abdi dalem itu sebagai abdi budaya itu sudah luas luas
sekali, kalo dijabarkan bisa luas sekali tidak hanya seni, tapi juga harus bisa melestarikan budaya, dalam bidang apa saja.
Dalam bidang wicara bicara, tindakan perilaku, termasuk melestarikan aset-aset yang ada.”
173179
Bagi mbah P, tugas utama Abdi Dalem prajurit adalah mengikuti grebeg yang setiap tahunnya diadakan tiga kali.Tugas dari
Abdi Dalem Prajurit ini biasanya mengawal keluarnya grebeg dari
Keraton Yogyakarta. “Tugas utamanya mengikuti upacara grebeg.Mengikuti
upacara grebeg. Grebeg di keraton itu ada 3 kali, satu tahun 3 kali garabeg shyawal, garebeg besar, gerebeg maulud,
garebeg syawal untuk merayakan hari raya idul fitri, garebeg besar merayakan hari raya idul Adha, grebeg Mulud
merayakan Maulud Nabi.”
52-60 Selain tugas-tugas utama dan tugas khusus yang harus
dilakukan oleh para Abdi Dalem ada kewajiban moral yang harus diikuti.Kewajiban moral ini adalah mengikuti sungkem kepada Sri
Sultan sebagai raja kerajaan Yogyakarta. Menurut Mbah kewajiban moral ini hanya ditujukan kepada Abdi Dalem yang mempunyai
pangkat Wedana ke atas. “Ada kewajiban moral abdi dalem keparajan dengan pangkat
wedana ke atas, wedana ke atas ada kewajiban untuk sungkem dalam bahasa jawanya sungkem atau ngabekti kepada raja, sri
sultan pada saat hari raya idul fitri. Itu kewajiban moral, mengapa kami sampaikan kewajiban moral, karena jika tidak
mampu, tidak masalah tidak menghadap juga tidak apa-apa.”
78-89 Bagi Mbah P, tugas dan kewajiban moral ini bagi harus
dilaksanakan bagi yang mampu, namun tidak boleh meninggalkan tugas-tugas Abdi Dalem yang lain.
“Kalo mau sudah mau jadi abdi dalem ya mestinya melakukan tapi tidak njur tugas-tugas yang lain ditinggalkan”
90-93 Bagi Mbah P menjadi dalem merupakan bentuk pengabdian
kalangan kawula atau rakyat untuk berbakti dan mengabdi kepada Keraton Yogyakarta. Hal ini menurut mbah P terjadi karena Sri Sultan
dipadang sebagai raja yang berkuasa dan patut di hormati karena Sri Sultan Sudah mengayomi seluruh rakyat Yogyakarta yang dimaksud
rakya disini tidak sekedar orang asli Yogyakarta namun juga semua orang dari luar yang berada di Yogyakarta termasuk para turis.
“Kami merasa sebagai abdi dalem itu kami rasakan sebagai bentuk pengabdian sebgai bentuk pengabdian dari kawula,
dari rakyat kepada kerajaan, kepada raja.” 144-150
“Keraton adalah tempat bagi Sri Sultan dan keluarga. Keraton Yogyakarata sendiri adalah kerajaan, terdapat raja dan
kerabatnya. Dan raja itu harus dihormati.Terus timbul pertanyaan kenapa dihormati. Raja yogyakarta patut dihormati
karena
mempunayai kuasa.
Kuasaan itu
betuknya pengayoman.Pengayoman terhadap rakyat itu.Rakyat itu yang
dimaksud adalah semua orang yang berada di Yogyakarta. Misal orang dari luar jogja itu juga diayomi termasuk orang
asing turis dan orang dari kota daerah lain.”
268-283 Mbah P mengutarakan bahwa hak atau manfaat yang diterima
oleh para Abdi Dalem terutam Abdi Dalem prajurit dan Abdi Dalem punakan adalah kekucah, yaitu uang pemberian Sri Sultan sebagai
wujud kemurahan Sri Sultan kepada Abdi Dalem. Meskipun berupa uang namun manfaat ini tidak bisa disebut sebagai karena di dalem
keraton tidak ada regulasi yang digunakan untuk menentukan besaran jumlah uang yang diterima oleh Abdi Dalem.
“Hak, hak, abdi dalem punakawan dan abdi dalem prajurit itu mendapatkan pemberian dari sri sultan berupa uang, di situ
tidak disebutkan gaji tapi sekedar pemberian kalo itu disebutkan gaji mestinya ada aturan, aturan tertentu, itu juga
ada aturan ee aturan yang ada di dalam keraton, otonomi to katanya di keraton tidak berlaku istilah gaji tetapi bahasa jawa
namanya kekucah, kekucah itu adalah pemberian yang bersifat kemurahan dari sri sultan”
111-124. Menurut mbah P meskipun kekucah yang didapat nominalnya
jauh dari UMR Yogyakarta namun bagi beliau hal terlalu penting, karena bagi beliau yang penting adalah mendapatkan ketentraman lahir
batin. Baginya ketentraman lahir batin itu muncul karena orang tidak memilki ambisi mengenai materi dan dengan sepenuh hati mengabdi.
“Kalo yang abdi dalem prajurit tidak diberi. Nominalnya jauuuuuhhh sekali dengan UMR makanya makanya tidak
disebut gaji, makanya disebut pemberian dari keraton” 226-
228 “Abdi dalem itu mendapatkan ketentraman lahir batin karena
tidak ambisi dengan materi, adanya hanya sepenuh hati untuk mengabdi.”
151-154 Mbah P menyatakan bahwa ia merasa sangat gembira atas
kekucah yang didapatkannya dari keraton. Bagi dirinya pemberian dari keraton merupakan berkah. Namun kekucah tersebut tidak
dibelanjakan melainkan disimpan.Bahkan kekucah tersebut kadang diminta oleh rakyat karena menurut mbah P, rakyat percaya bahwa
kekucah tersebut merupakan berkah yang dapat mendatangkan kesejahteraan.
“Perasaanya sangat gembira, merasa pemberian dari keraton itu meskipun bukan dari negara, pemberian dari keraton itu
membawa berkah, baik materi atau sering makanan” 223-238
“Bahkan yang namanya uang dari keraton tersebut bagi saya, kami gunakan. Tidak kami gunakan untuk belanja, jadi kami
gunakan untuk apa, tidak untuk belanja, bahkan pemberian dari keraton itu yang kami terima sering diminta oleh rakyat.”
242-248
“Kalo mereka meminta kami berikan, tapi kalo mreka tidak meminta tidak-tidak kami berikan. Ini ini kalo diminta kami
berikan tanpa ganti tanpa imbalan”. 251-256
“Karena bagi mereka, apa yang yang diberikan oleh keraton itu, membawa berkah.Segala sesuatu yang dari keraton itu
diraskan sebagai berkah. Dengan kata lain berkah membawa kesejahteraan.”
259-264 Mbah P dalam menjalani tugas dan kewajibannya di keraton
merasa jika lebih banyak merasa perasaan bahagia daripada duka nya. Perasaan senang yang didapatkan karena ia diberi kesempatan untuk
mengabdi kepada keraton, diberi kesempatan untuk melestarikan budaya. Bahkan duka yang dirasakan mbah P pun terkait dengan
perasaan tidak nyaman ketika tidak dapat atau tidak mampu melaksanakan kewajiaban nya dalam rangka mengabdi kepada
keraton, “Ya banyak remennya, banyak sukanya.sukanya karena telah
mengabdi pada keraton. Kepada raja.Pengabdian dari kawula kepada rajanya.Rasasa tentram karena memenuhi kewajiban
dari kawula itu kepada raja. Jadi remen tentram, tentram yang tidak bisa dirasakan oleh orang lain.”
303-311 ”Dukanya ketika tidak bisa menjalankan tugas. Misalnya dulu
pas masih di pemda Bantul, pas pas ada tugas dikeraton di
pemda juga ada acara yang penting, kedua harus dijalani pas pada waktu yang sama, dukanya yang dikeraton ya digantikan
. 312-319
3. Subjek III Mbah S