dirinya sendiri dalam rangka mencapai kebahagiaan dan kepuasan batin.
3. Pemaknaan terhadap Pekerjaan
Menurut Frankl 1965 memahami manusia haruslah bergerak dari psikoanalsis instingtif ke analisis yang lebih bersifat
eksistensial. Analisis eksistensial cenderung mengunakan fakta bahwa manusia dapat secara sadar memahami tanggung jawabnya sebagai
manusia. Manusia yang sadar akan eksistensialnya adalah manusia yang sadar akan tanggung jawabnya, sehingga menurut Frankl melihat
kesadaran akan tanggung jawab individu dapat menjadi titik permulaan dari analisis eksistensial. Frankl 1965 berpendapat bahwa dalam
memahami eksistensi seseorang ada 2 cara yaitu a Analisa Eksistensial Umum dan b Analisa Eksistensial Khusus. Analisis
eksistensial umum berusaha untuk memahami manusia dalam menyadari eksistensi mereka dalam lingkup a pemaknaaan terhadap
hidup, b pemaknaan terhadap penderitaan, b pemaknaan terhadap pekerjaan, c pemaknaan terhadap cinta.
Dalam pemaknaan terhadap pekerjaan, Frankl 1965 berpendapat bahwa manusia yang sadar akan eksistensinya akan selalu
bertanya tentang pekerjaan yang dilakukannya sebagai bentuk aktualisasi diri. Menurutnya individu yang mengalami kondisi
menganggur akan mengalami kehampaan eksistensi. Individu tersebut akan merasa tidak berguna dan tidak benilai dan dapat berujung
padakecemasan. Akibatnya maka individu tersebut akan mencari pelarian ke hal yang lain. Namun individu yang bekerja pun tidak akan
luput dari kecemasan jika pekerjaan yang dijalani tidak dimaknai, dan lebih cenderung mengutamakan hasil pekerjaan daripada proses
bekerja. Individu yang berkerja tanpa memaknai pengalamannya akan mengalami kejenuhan.
Frankl dalam Koeswara, 1992 berpendapat bahwa dalam nilai-nilai daya cipta kreatif, aktivitas kerja merepresentasikan
wilayah di mana keunikan individu tampil dalam hubungannya dengan masyarakat dan penemuan individu pada makna hidupnya.Pekerjaan
dapat mengantarkan individu kepada makna jika perkerjaan itu merupakan
usaha memberikan
sesuatu nilai
kepada hidupnya.Kemudian
Bastaman 1996,
berpendapat bahwa
penghayatan hidup secara bermakna mempunyai ciri-ciri sebagai berikut; a Mampu menjalani kehidupan sehari-hari dengan penuh
semangat dan gairah hidup serta jauh dari perasaan hampa.b Bagi Individu tugas-tugas dan perkerjaan sehari-hari merupakan sumber
kepuasan dan kesenangan tersendiri sehingga mampu mengerjakan dengan semangat dan bertanggung jawab. c Bagi individu menjalani
hari demi hari mampu menemukan beranekaragaman perngalaman baru dan hal-hal menarik yang semuanya menambah pengalaman
hidup.
Dari uraian diatas maka makna kerja dapat disimpulkan sebagai intisari dari pengalaman individu dalam usahanya untuk mencari eksistensi
diri berdasarkan nilai-nilai daya kreatif dan pekerjaan.
B. Pengertian Abdi dan Abdi Dalem Keraton Yogyakarta
1. Abdi
Dalam Kamus Bahasa Indonesia 1988, pengertian abdi berarti
orang bawahan, pelayan atau hamba. 2.
Perngertian Abdi Dalem
Abdi Dalem Keraton Yogyakarta adalah semua orang, baik
laki-laki maupun perempuan, yang bekerja di dalam lingkungan Keraton Yogyakarta, lebih dari sekedar pembantu rumah tangga.
Mereka mencakup juga aparat pemerintahan yang mendukung seluruh aktivitas di Keraton Yogyakarta.Pada zaman pemerintahan Hamengku
Buwono VIII, Abdi Dalem Kraton Yogyakarta secara umum dibagi ke dalam dua golongan.Pertama adalah Abdi Dalem perempuan, yang
biasa disebut Abdi Dalem Keparak, dan kedua adalah Abdi Dalem laki- laki.Khusus Abdi Dalem laki-laki tidak ada sebutan khusus, cukup
dengan sebutan Abdi Dalem. Abdi Dalem adalah orang-orang yang dengan suka rela memberikan pelayanannya pada keraton, Sultan dan
keluarga keraton.Mereka menyiapkan hampir semua kebutuhan keseharian Sultan dan menjalankan upacara tradisional Jawa baik di
dalam kraton maupun di luar kraton. Abdi Dalem diorganisir