40
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengali secara mendalam tentang pemaknaan Abdi Dalem terhadap manfaat yang didapatkan dari Keraton
Yogyakarta. Penelitian ini mengunakan metode fenomenologi. Metode
fenomenologi berpijak pada cara berpikir tanpa berprasangka dan tidak bertitik tolak dari suatu teori atau gambaran tertentu dalam mengetahui isi
dari suatu fenomena Creswell, 1998. Tujuan Metode Fenomenologi adalah mengungkap pengalaman manusia dalam menghadapi peristiwa-
peristiwa yang terjadi di sekitarnya dengan cara pemaknaannya Husserl, dalam Hadiwijoyo.
Pelaksanaan penelitian yang berdasarkan metode fenomenologi sering dilaksanakan pada natural Setting, dimana subjek tidak bisa
dilepaskan pada konteks lingkungannya. Tujuannya adalah agar mampu mengungkap central phenomenonpada suatu proses atau kejadian tertentu.
Proses ini memungkinkan peneliti untuk menguraikan suatu fenomena atau konsep diuraikan melalui variabel-variabel yang menyertainya
Creswell, 1998. Dalam pendekatan metode fenomenologi terdapat beberapa proses
inti yang harus dilalui, antara lain, epoche, phenomenological reduction,
imaginative variation dan synthesis of meaning and essences Moutakas,
1994. Epoche
dalam penelitian ini berarti berusaha menyingkirkan bias atau bentuk bentuk opini tertentu yang mungkin terjadi pada waktu
penelitian. Dalam proses memahami makna kehidupan yang dialami oleh seseorang, perlu dilakukan pengamatan, perhatian dan kepekaan namun
tanpa melibatkan prasangka peneliti pada apa yang dilihat, dipikirkan, dibayangkan atau dirasakan. Jadi epoche dalam penelitian fenomenologi
merupakan suatu tindakan untuk mencegah intervensi penelitian terhadap apa yang diungkapkan oleh subjek.
Phenomenological reduction adalah proses mengambarkan
pengalaman subjek oleh peneliti yang diubah menjadi bahasa yang terpola textural language. Pengalaman subjek, hubungan fenomena dengan
subjek dan kualitas dari pengalaman subjek menjadi fokus utama dari phenomenological
reduction .
Phenomenon reduction
mempunyai beberapa tahap antara lain, bracketing, yaitu menempakan fokus dari
pengalaman dalam bracket, beberapa hal yang tidak perlu atau tidak mempunyai keterkaitan dengan fokus dikesampingkan. Tahap selanjutnya
adalah horizontaling, yaitu menyamakan kedudukan antar setiap pernyataan awal, selanjutnya pernyataan awal yang tidak relevan dan
pernyataan-pernyaatan yang berulang atau tumpang tindih dihilangkan, tujuannya untuk mendapakan horizons, yaitu tekstural dan unsur
pembentuk dari suatu fenomena yang tidak mengalami penyimpangan.
Imaginative variation adalah proses mengidentifikasi makna
melalui proses imaginasi, referensi, pengelompokan dan pembalikan serta pendekatan phenomenon dari posisi, peran-peran atau fungsi yang
berbeda. Tujuannya adalah untuk mendapatkan deskripsi struktural dari pengalaman serta
faktor-faktor dasar dan pengaruhnya dalam melatarbelakangi pengalaman tersebut. Langkah-langkah imaginative
variations antara lain:
a. Membuat sistematika dari berbagai kemungkinan makna yang tersusun menjadi dasar tekstural dari pengalaman.
b. Mengenali tema-tema dan konsteks yang muncul sebagai dasar penyebab munculnya phenomenon.
c. Mempertimbangkan struktur secara keseluruhan untuk menghindari terjadinya pengambilan kesimpulan yang terlalu
cepat terhadap perasaan dan pikiran yang berkaitan dengan phenomenon
, seperti struktur waktu, ruang, perhatian yang hanya tertuju pada hal utama, material, kausalitas, dan
hubungan dengan diri sendiri maupun orang lain d. Mencari ilustrasi sebagai contoh yang dapat memberikan
gambaran yang jelas mengenai struktur dari tema-tema yang tidak berubah dan memfasilitasi pengembangan deskripsi
phenomenon yang struktural.
Langkah terakhir dalam pendekatan fenomenologi adalah synthesis of meaning and essesnces,
yaitu melakukan integrasi dari deskripsi
tekstural dan struktural menjadi suatu pernyataan sebagai esensi pengalaman dari phenomenon secara menyeluruh. Esensi mengandung arti
suatu yang umum atau universal dan tidak menjadi suatu itu sendiri. Esensi merupakan suatu bentuk sintesis tekstural dan struktural yang
mendasar yang mewakili esensi waktu dan tempat tertentu dari suatu sudut pandang peneliti mengikuti studi imaginatif dan reflektif dari suatu
phenomenon yang didapatkan Husserl, dalam Moutakas, 1994
B. Fokus Penelitian