Dinamika Pemaknaan Abdi Dalem terhadap Manfaat yang

mbah S manfaat tersebut dimaknai sebagai sebagai sesuatu yang membahagiakan dan menentramkan karena apa yang didapatkan tersebut dianggap sebagai berkah kesejahteraan yang patut disyukuri. Bagi mbah S uang hasil pemberian tersebut dapat digunakan untuk pemasukan tambahan yang dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Ketentraman yang didapatkan oleh mbah S muncul karena ia telah menemukan nilai-nilai yang dianggap penting dan khusus bagi dirinya.dengan cara memaknai aktivitasnya dikeraton sebagai sebuah pelestarian budaya. Menurut pendapat Frankl dalam Bastaman, 1996, makna hidup merupakan sesuatu yang dianggap penting, benar dan didambakan serta memberikan nilai khusus bagi seseorang. Bila makna hidup ini ditemukan dan dipenuhi maka seseorang akan merasakan hidup berarti dan berharga dan akhirnya akan menimbulkan kebahagiaan happiness.

2. Dinamika Pemaknaan Abdi Dalem terhadap Manfaat yang

Diberikan oleh Keraton Yogyakarta Dari hasil penelitian terhadap tiga jenis Abdi Dalem dapat ungkap bahwa meskipun terdapat banyak manfaat yang didapatkan namun ada manfaat yang utama yang didapatkan oleh Abdi Dalem yaitu ketentraman.Dan ketentraman dimaknai sebagai penerimaan Abdi Dalem terhadap keberadaan sistem budaya Jawa yang dimiliki oleh pihak Keraton Yogyakarta.Ketentraman terjadi karena pihak Abdi Dalem sebagai kelompok interior mengakui dan mengikuti pihak superior yaitu keraton Yogyakarta.Adanya hubungan pengakuan tersebut maka Abdi Dalem tentram karena telah ikut aturan keraton yaitu sistem budaya jawa. Peran umum Abdi Dalem sebagai abdi budaya menunjukkan bahwa mereka mengakui dan berusaha masuk pada budaya atau cara hidup kelompok superior yaitu keraton Yogyakarta. Keinginan untuk belajar dan memelihara sistem budaya Jawa oleh pihak Abdi Dalem menunjukkan bahwa mereka berusaha mempertahankan status quo yaitu kondisi nyaman yang ada dimasyarakat Yogyakarta.Hal inilah yang menyebabkan Abdi Dalem secara umum mendapatkan ketentraman. Teori justifikasi sistem Josh, 2009 menunjukkan dan kelompok yang berstatus rendah dapat menerima posisi interior sebagai sesuatu yang sah dan menjadi skema kognisi.Pengakuan tersebut tidak hanya diterima secara pasif, namun dinilai sebagai status quo yang dinilai sudah stabil. Perbedaan status merupakan sesuatu yang alami, tidak dapat dihindari dan hasil dari proses yang diakui sehingga segala upaya untuk menentang ketidaksamaan dapat merusak tatanan yang ada. Penghindaran terhadap rusaknya tatanan inilah yang menyebabkan para Abdi Dalem merasa tentram karena dapat menghidari kemungkinan konflik. Skema 2: Alur Tema Utama Subjek I Kelompok Superior - Keraton Yogyakarta dipandang sebagai kelompok superior Pemilik dari budaya Jawa Kelompok Interior - Abdi dalem dipandang sebagai kelompok interior karena ingin mengetahui tentang budaya Jawa supaya menjadi orang jawa yang Balas Jasa yang Diterima - Mbah L merasa tentram karena mengikuti budaya keraton budaya Keraton dan berperilaku sesuai dengan sistem masyarakat yaitu budaya jawa. Skema 3: Alur Tema Utama Subjek II Gambar 2 : Skema Alur Tema Utama Subjek II Kelompok Superior - Keraton Yogyakarta dipandang sebagai kelompok superior Sebagai pihak yang mengayomi kawula rakyat Kelompok Interior - Abdi dalem dipandang sebagai representasi dari kawula atau rakyat Balas Jasa yang Diterima - Mbah L merasa tentram karena mengabdi sepenuh hati kepada keraton Yogyakarta. Skema 4: Alur Tema Utama Subjek III Gambar 3 : Skema Alur Tema Utama Subjek III Kelompok Superior - Keraton Yogyakarta dipandang leluhur dan pemimpin yang patut diikuti. Kelompok Interior - Abdi dalem dipandang sebagai representasi dari kawula atau rakyat Balas Jasa yang Diterima - Mbah L merasa tentram karena mengabdi ikut melestarikan budaya agar tidak hilang tergilas Zaman. 85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap tiga jenis Abdi Dalem keraton Yogyakarta mengungkap bahwa meskipun terdapat banyak manfaat yang didapatkan namun ada manfaat yang utama yang didapatkan oleh Abdi Dalem yaitu ketentraman. Dan ketentraman dimaknai sebagai penerimaan Abdi Dalem terhadap keberadaan sistem budaya Jawa yang dimiliki oleh pihak Keraton Yogyakarta.Ketentraman terjadi karena pihak Abdi Dalem sebagai kelompok interior mengakui dan mengikuti pihak superior yaitu keraton Yogyakarta. Adanya hubungan pengakuan tersebut maka Abdi Dalem tentram karena telah mengikuti dan menerima aturan keraton yaitu sistem budaya Jawa. Peran umum Abdi Dalem sebagai abdi budaya menunjukkan bahwa mereka mengakui dan berusaha masuk kedalam budayaatau cara hidup kelompok superior yaitu keraton Yogyakarta yaitu budaya Jawa. Keinginan untuk belajar dan memelihara sistem budaya Jawa oleh pihak Abdi Dalem menunjukkan bahwa mereka berusaha mempertahankan status quo yaitu kondisi nyaman yang sudah ada di masyarakat Yogyakarta selama berabad-abad.Perbedaan status merupakan sesuatu yang alami, tidak dapat dihindari dan hasil dari proses yang diakui sehingga segala upaya untuk menentang ketidaksamaan dapat