3. Penggolongan antioksidan
Berdasarkan mekanisme kerjanya , antioksidan digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu antioksidan primer, sekunder, dan tersier.
a. Antioksidan primer Antioksidan primer meliputi enzim superoksida dismutase SOD ,
katalase, dan glutation peroksidase GSH-Px. Suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan primer, apabila dapat memberikan atom hydrogen secara tepat kepada
senyawa radikal, kemudian radikal antioksidan yang terbentuk segera berubah menjadi senyawa yang lebih stabil.sebagai antioksidan, enzim-enzim tersebut
menghambat pembentukan radikal bebas, dengan cara memutus rekasi berantai polimerisasi, kemudian mengubahnya menjadi produk yang lebih stabil Winarsi,
2007. b. Antioksidan sekunder
Antioksidan sekunder disebut juga antioksidan eksogenus atau non enzimatis. Antioksidan dalam kelompok ini juga disebut sistem pertahanan .
Dalam sistem pertahanan ini, terbentuknya senyawa oksigen reaktif dihambat dengan cara pengkelatan metal atau dirusak pembentukannya. Pengkelatan metal
terjadi dalam cairan ekstraseluler. Antioksidan non-enzimatis dapat berupa komponen-nutrisi dan komponen nutrisi dari sayuran dan buah-buahan. Kerja
sistem antioksidan non enzimatik, yaitu dengan cara memotong reaksi oksidasi berantai dan radikal bebas atau dengan cara menangkapnya. Akibatnya, radikal
bebas tidak akan bereaksi dengan komponen seluler. Antioksidan sekunder meliputi vitamin E, vitamin C, flavonoid Winarsi, 2007.
c. Antioksidan tersier Kelompok antioksidan tersier meliputi enzim DNA repair dan metionin
sulfoksida reduktase. Enzim-enzim ini berfungsi sebagai perbaikan biomolekuler yang rusak akibat reaktivitas radikal bebas. Kerusakan DNA yang terinduksi
senyawa radikal bebas dicirikan dengan rusaknya single dan double strand, baik gugus non-basa maupun basa Winarsi, 2007.
4. Metode uji aktivitas antiokisdan
a. Metode DPPH Salah satu metode yang digunakan untuk pengujian aktivitas antioksidan
suatu bahan adalah dengan menggunakan radikal bebas DPPH. DPPH adalah radikal bebas yang bersifat stabil dan beraktivitas dengan cara mendelokasi
elektron bebas pada suatu molekul, sehingga molekul tersebut tidak aktif sebagaimana radikal bebas yang lain. Proses delokalisasi ini ditunjukkan dengan
adanya warna ungu violet pekat yang dapat dikaraterisasi pada absorbansi Molyneux, 2004.
Pengukuran aktivitas antioksidan dengan metode DPPH menggunakan prinsip spektrofotometer. Senyawa DPPH akan berwarna ungu pada panjang
gelombang 517 nm. Suatu senyawa dapat dikatakan memiliki aktivitas antioksidan apabila senyawa tersebut mampu mendonorkan atom hidrogennya
untuk berikatan dengan DPPH membentuk DPPH tereduksi,ditandai dengan semakin hilangnya warna ungu menjadi kuning Molyneux, 2004. Struktur
DPPH dan DPPH tereduksi hasil reaksi dengan antioksidan adalah sebagai berikut:
O
2
N NO
2
NO
2
N N
+ DH
O
2
N NO
2
NO
2
N N
+ D
H
Gambar 3. Reaksi DPPH dengan senyawa antioksidan
b. Metode CUPPRAC Metode pengukuran aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode
Cupprac menggunakan bahan bis neurokoprin tembaga II sebagai pewarna kromogenik. Pereaksi bis neurokoprin tembaga II yang berwarna biru akan
mengalami reaksi reduksi setelah senyawa yang berpotensi sebagai antiokisdan ditambahkan ke dalamnya dan akan mengakibatkan terbentuknya warna kuning
dari hasil reaksi reduksi menjadi bentuk bis neurokoprin tembaga I. Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang 453,4 nm Widyastuti., 2010.
c. Metode FRAP Metode pengujian antiokisdan dengan metode FRAP menggunakan
kompleks besi ligan 2,4,6 –tripiridil –triazin sebagai pereaksi. Senyawa kompleks
ini memiliki warna biru akan berfungsi sebagai zat yang melakukan pengoksidasi dengan adanya senyawa antioksidan dan akan mengalami reaksi reduksi yang
menghasilkan produk yang berwarna kuning pada suasana asam .Pengukuran kemudian dilakukan pada panjang gelombang 598 nm. Metode pengujian ini
harus dilakukan apabila senyawa antioksidan dapat mereduksi Fe III TPTZ pada
kondisi reaksi secara termodinamika dan memiliki laju reaksi yang cukup cepat Widyastuti, 2010.
Dari ketiga metode pengujian antioksidan yang ada, peneliti memilih menggunakan pengujian dengan metode DPPH karena metode ini lebih praktis
dibandingkan dengan menggunakan pengujian aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode yang lain.
E. Radikal Bebas 1. Pengertian radikal bebas