Pengeringan Ekstraksi Hasil Preparasi Sampel

Pemilihan sayur herba selada air yang digunakan tidak boleh ada yang berwarna kuning pada daun ataupun batangnya, karena jika sudah terjadi kekuningan terjadi peristiwa browning yang akan mengakibatkan rusaknya senyawa fenolik di dalam tanaman karena aktivitas enzim polifenol oksidase sehingga tidak dipilih sayuran yang sudah berwarna kekuningan, jadi dipilih sayuran segar yang berwarna hijau. Pemanenan tanaman selada air dilakukan 2 jam setelah matahari terbit karena senyawa polifenol merupakan senyawa yang bersifat termolabil sehingga bila dilakukan pemanenan pada siang hari akan mengakibatkan rusaknya senyawa fenolik yang terdapat di dalam tanaman yang akan dipanen.

C. Hasil Preparasi Sampel

1. Pengeringan

Sampel herba selada air segar sebanyak 4,5 kg kemudian dicuci dengan air bersih yang mengalir tujuannya adalah untuk menghilangkan partikel-partikel asing dan kotoran yang terdapat pada selada air dan dikhawatirkan akan mengganggu dalam proses penelitian ini. Setelah sampel segar dicuci bersih kemudian dilakukan pemotongan menjadi beberapa bagian yang lebih kecil adapun tujuannya adalah lebih cepat dalam proses pengeringan karena akan memperluas luas kontak permukaan dari sampel tersebut setelah dilakukan pemotongan supaya proses pengeringan dapat berjalan lebih cepat karena air yang terdapat didalam sampel selada air dapat lebih cepat menguap karena adanya pemanasan. Setelah itu sampel yang sudah dipotong-potong dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 40 C selama 2 hari. Penggunaan suhu 40 C dilakukan supaya tidak merusak senyawa fenolik yang berpotensi sebagai antioksidan karena senyawa fenolik mudah rusak oleh adanya panas. Tujuan dilakukan pengeringan adalah supaya kandungan air yang terdapat di dalam sampel dapat diuapkan sehingga mengurangi resiko terjadinya kontaminasi dari pertumbuhan bakteri, jamur ataupun organisme lain karena air merupakan salah satu media yang baik untuk pertumbuhan bakteri ataupun organisme hidup lainnya dan lebih mudah untuk dibuat dalam proses penyerbukan. Setelah kering herba yang sudah kering kemudian digiling dan kemudian dijadikan serbuk dan hasil yang didapatkan setelah penyerbukan adalah 151,1 g serbuk kering, jadi rendemennya sebesar 3,513 .

2. Ekstraksi

Serbuk kemudian ditimbang dan dibagi menjadi tujuh sehingga berat masing- masing serbuk yang terbagi adalah 21,58 gram. Serbuk kemudian dilakukan maserasi dengan menggunakan pelarut etanol. Alasan diguanakannya pelarut etanol adalah sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Tevin, 2009 yang menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode DPPH dengan menggunakan pelarut etanol menunjukkan absorbansi yang lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan pelarut air. Selain itu, penggunaan pelarut etanol bisa digunakan untuk mengambil senyawa polifenol yang terdapat pada tanaman karena dengan penggunaan cairan etanol pada proses maserasi dapat mengakibatkan enzim polifenil oksidase menjadi tidak aktif dan kemudian senyawa polifenol akan keluar. Penggunaan pelarut etanol 70 yang digunakan dalam proses ekstraksi dengan menggunakan metode maserasi dikarenakan pelarut etanol 70 memiliki polaritas yang lebih tinggi dibandingkan dengan etanol murni yaitu 99- 100 sehingga senyawa aktif bioflavonoid akan lebih banyak tertangkap pada konsetrasi etanol 70. Etanol mudah memasuki ke dalam membran sel untuk mengekstraksi bahan-bahan intraseluler dari dalam sel seperti senyawa fenolik dan komponen organik lainnya Tiwari,et al, 2007. Pada penelitian ini metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi tidak menggunakan metode ekstraksi lain yang menggunakan proses pemanasan seperti yang dilakukan dengan penyarian dengan alat Sokletasi, karena senyawa polifenol merupakan senyawa yang bersifat termolabil sehingga bila digunakan dengan penyarian menggunakan alat Sokletasi akan mengakibatkan rusaknya senyawa polifenol yang akan didapatkan. Begitu juga dengan menggunakan metode ekstrkasi dengan cara refluks, dan infundasi karena metode ini juga menggunakan proses pemanasan. Metode perkolasi tidak digunakan dalam penelitian ini karena metode ini memerlukan waktu yang cukup lama dan digunakan cukup banyak pelarut yang akan digunakan, selain itu metode ini juga hanya mendapatkan komponen yang diinginkan tidak terlalu banyak sehingga dipilih dengan metode maserasi. Maserasi dilakukan selama dua hari dan dilakukan pada suhu kamar, tujuan dilakukannya ekstraksi dengan metode maserasi adalah untuk mendapatkan senyawa polfenol yang terdapat dalam sel tanaman, metode maserasi ini mengakibatkan dinding sel tumbuhan tersebut dapat pecah karena terdapat gaya tekanan putar sehingga menyebabkan senyawa aktif bioflavonoid yang merupakan metabolit sekunder dapat keluar dari dalam sel menuju ke cairan pelarut. Pelarut etanol yang digunakan menyebabkan perbedaan tekanan osmotik di dalam dan diluar sel sehingga air masuk ke dalam sel tumbuhan dan menyebabkan zat aktif yang berada di dalam sel tumbuhan akan keluar, peristiwa tersebut akan terus berulang hingga terjadi keseimbangan antara larutan didalam sel dan didalam sel. Setelah dua hari perendaman kemudian untuk memisahkan antara ampas dengan pelarut dengan menggunakan corong Buchner dengan tujuan untuk memisahkan antara pelarut dengan serbuk, digunakan juga dengan bantuan pompa vakum untuk mempermudah proses ekstraksi Sampel diremaserasi kembali dengan menggunakan pelarut etanol 70 selama dua hari dengan tujuan supaya jika masih ada metabolit sekunder yang masih belum tersari saat dilakukan maserasi yang pertama diharapakan dapat tersari pada maserasi yang kedua, kemudian setelah dua hari dipisahkan kembali antara pelarut dan serbuk dan kemudian dicampur dengan hasil masearsi yang pertama, selanjutnya untuk mendapatkan ekstrak etanolik yang kental digunakan vaccum rotary evaporator yang berdasarkan prinsip kerjanya adalah berdasarkan perbedaan dari titik didih sehingga dapat memisahkan secara baik antara etanol dan zat filtrat. Selanjutnya, untuk filtrat yang sudah kental dikeringkan dengan cara dipanaskan di atas penangas uap sekitar suhu 40- 50 C digunakan suhu tidak terlalu tinggi dengan tujuan supaya tidak merusak senyawa fenolik yang bersifat termolabil. Ekstrak diuapkan dengan penangas air sampai didapatkan bobot tetap, dari hasil itu didapatkan berat ekstrak etanolik kental sebesar 30,8629 g dengan rendemen sebesar 20,425 dihitung dari serbuk kering yang diperoleh.

3. Fraksinasi

Dokumen yang terkait

Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode Deoksiribosa dan penetapan kandungan fenolik total pada fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun jambu mete (Anacardium occidentale L.).

3 9 129

Penetapan kadar fenolik total dan uji aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak etanol daun adas (foeniculum vulgare mill.) menggunakan metode dpph.

0 5 88

Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun dadap serep (Erythrina subumbrans (Hassk.) Merr.).

3 19 115

Penetapan kadar fenolik total dan uji aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak etanol daun adas (foeniculum vulgare mill.) menggunakan metode dpph

1 1 86

Penetapan kandungan fenolik total dan uji aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak metanol daun dudu

0 0 54

Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal 1,1 Difenil 2 Pikrilhidrazil (DPPH) dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanol daun trengguli

1 2 112

Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal 1,1-Defenil-2PikrilHidrazil (DPPH) dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun selasih (Ocimum sanctum L.) - USD Repository

0 2 130

Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH) dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanolik herba seledri (Apium graveolens L.) - USD Repository

0 0 106

Penetapan kandungan senyawa fenolik total dan uji aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak etanolik herba selada air (nasturtium officinale r.br.) dengan menggunakan metode DPPH - USD Repository

0 7 120

Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun dadap serep (Erythrina subumbrans (Hassk.) Merr.) - USD Repository

0 0 113