Jenis dan Rancangan Penelitian Analisis Hasil

27

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental karena subjek uji diberi perlakuan selama proses penelitian .

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Variabel bebas pada penelitian ini adalah konsentrasi dari rutin dan fraksi etil asetat ekstrak etanolik herba selada air .

2. Variabel terikat

Varibel terikat pada penelitian ini adalah nilai IC.

3. Variabel pengacau terkendali

Varibel pengacau terkendali pada penelitian ini adalah tempat tumbuh tanaman selada air.

4. Variabel pengacau tak terkendali

Varibel pengacau tak terkendali pada penelitian ini adalah usia tanaman dan kondisi tanah.

C. Definsi Operasional

1. Herba selada air

Herba selada air diperoleh dari perkebunan di Kaliurang, Yogyakarta. Sayuran didapatkan dari pemasok sayuran segar yaitu dari depo sayur segar. Herba selada air yang diguankan dalam penelitian ini adalah keseluruhan herba selada air yang meliputi daun dan batang kecuali akar.

2. Ekstrak etanolik herba selada air

Ekstrak etanolik herba selada air adalah ekstrak kental yang diperoleh dari serbuk selada air dengan menggunakan pelarut etanol teknis 70 dengan metode maserasi. Ekstrak kental didapatkan dengan menggunakan vaccum rotary evaporator .

3. Fraksi etil asetat dari herba selada air.

Fraksi etil asetat herba selada air adalah ekstrak kental yang diperoleh dari ekstrak kental etanolik yang sudah melalui proses farksinasi. Ekstrak kental dari fraksi etil asetat dipekatkan dengan vaccum rotary evaporator .

4. Persen IC.

Persen IC merupakan kemampuan penangkapan fraksi etil asetat untuk menangkap radikal bebas yang diperoleh dari nilai absorbansi.

5. IC

50 IC 50 merupakan besarnya konsentasi senyawa sampel yang mampu menurunkan absorbansi DPPH sebanyak 50.

D. Alat dan Bahan

Pada penelitian ini alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Alat

Alat –alat yang digunakan adalah spektrofotometer UV-1240, Seperangkat alat –alat gelas dari pyrex, kuvet, vaccum rotary evaporator Junke Kunkle, neraca analitik Scaltec SBC 22, BP 160P, waterbath labo- tech ,Heraeus, blender, oven, printer.

2. Bahan

Bahan-bahan yang diguankan adalah serbuk herba selada air, etanol 70 kualitas farmasetis, wasbensin, etil asetat dari P.T Brataco, rutin, DPPH, reagen Folin-Ciocalteu diperoleh dari Sigma.Chem, metanol p.a. diperoleh dari E. Merck, natrium karbonat, aquadest yang didapat dari laboratorium Farmakognosi-Fitokimia.

E. Tata Cara Penelitian

1. Determinasi tanaman

Determinasi tanaman pada penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Pengumpulan bahan

Pengumpulan bahan dilakukan di Kaliurang pada pagi hari, kemudian sampel herba selada air segera dibawa ke laboratorium untuk dikeringkan karena jika terlalu lama akan terjadi browning. Pemanenan dilakukan pada bulan Februari 2013.

3. Preparasi sampel

Sampel segar berupa herba selada air sebanyak 4,3 kg dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 40 C selama 2 hari. Setelah itu herba yang sudah kering digiling dengan blender sampai terbentuk serbuk yang halus. Serbuk kemudian dimaserasi dengan menggunakan pelarut etanol 70 selama dua hari . Setelah itu memisahkan ampas dengan pelarut menggunakan corong Buchner. Ampas sisa kemudian diremaserasi selama dua hari. Setelah itu dipisahkan antara pelarut dan ampas dengan menggunakan corong Buchner, kemudian mencampurkan antara pelarut satu dan dua yang diperoleh dari hasil maserasi yang pertama dan hasil remasearsi dan dipekatkan menggunakan vaccum rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak kental etanolik. Ekstrak kental etanolik yang diperoleh kemudian dilarutkan dengan menggunakan aquades hangat sebanyak 300 ml, kemudian dipartisi dengan menggunakan wasbensin, fase wasbensin dibuang dan diambil fase air. Setelah itu fase air dipartisi lagi dengan menggunakan etil asetat, sehingga didapatkan fraksi etil asetat. Fraksi etil asetat yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan menggunakan vacum rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak kental fraksi etil asetat. Fraksi inilah yang akan digunakan untuk penelitian lebih lanjut.

4. Penetapan kandungan fenolik total

Kandungan fenolik total ditentukan dengan menggunakan metode spektrofotomteri. a. Pembuatan kurva baku asam galat Sebanyak 0,5 ml larutan asam galat 50, 75, 100, 125 dan 150 µgml ditambahkan dengan 5 ml larutan reagen Folin- Ciocalteu yang telah diencerkan dengan menggunakan aquadest dengan perbandingan 1:10 kemudian ditambahkan dengan 4,0 ml larutan Na 2 CO 3 1M. Setelah 30 menit, absorbansinya dibaca pada panjang gelombang 760 nm. b. Optimasi penetapan kandungan fenolik total 1 Penentuan OT Operating Time Sebanyak 0,5 ml larutan induk asam galat 50, 100 dan 150 µgml ditambahkan dengan 5,0 ml reagen Folin-Ciocalteu yang telah diencerkan dengan aquadest 1:10 dan kemudian ditambahkan dengan 4,0 ml larutan Na 2 CO 3 1M. Absorbansi diukur setiap 5 menit pada panjang gelombang 760 nm selama 40 menit. 2 Penentuan panjang gelombang maksimum Sebanyak 0,5 ml larutan asam galat 50, 100 dan 150 µgml ditambahkan dengan 5,0 ml larutan reagen Folin-Ciocalteu yang telah diencerkan dengan aquadest dengan perbandingan 1:10 kemudian ditambahkan dengan 4,0 ml larutan Na 2 CO 3 1 M selanjutnya dilakukan scanning pada panjang gelombang 600- 800 nm. c. Estimasi penetapan kadar senyawa fenolik total sampel Sebanyak 0,5 ml larutan sampel dengan kosentrasi 500 µgml ditambhakan dengan 5,0 ml reagen Folin- Ciocalteu yang telah diencerkan dengan aquadest dengan perbandingan 1:10 dan kemudian ditambahkan dengan 4,0 ml larutan Na 2 CO 3 1M , diamkan selama 30 menit dan dibaca absorbansinya pada panjang gelombang maksimum 448,6 nm. Kandungan fenolik total dinyatakan sebagai massa ekivalen asam galat mg ekivalen asam galat per g fraksi etil asetat.

5. Pembuatan larutan DPPH, pembanding dan uji aktivitas antioksidan

a. Pembuatan larutan DPPH Sejumlah tertentu DPPH dilarutkan dengan menggunakan metanol p.a. pada labu ukur 10 ml sehingga didapatkan konsentrasi larutan DPPH sebesar 0,4 mM. b. Pembuatan larutan pembanding 1 Pembuatan larutan induk rutin Sebanyak 2,5 mg rutin ditimbang dan kemudian dilarutkan metanol p.a pada labu ukur 10 ml, sehingga didapatkan konsentrasi larutan induk sebesar 250 µgml. 2 Pembuatan larutan stok Dari larutan induk diambil sebanyak 0,6 ml, 0,7 ml, 0,8 ml, 0,9 ml dan 1,0 ml dan kemudian dilarutkan dengan metanol p.a. sehingga diperoleh kadar sebesar 15 µgml, 17,5 µgml, 20 µgml, 22,5 µgml dan 25 µgml. c. Pembuatan larutan uji Ditimbang 20 mg sampel kemudian dilarutkan dengan menggunakan metanol p.a. dalam labu ukur 10 ml sampai batas tanda. Dari larutan induk kemudian diambil sebanyak 1,75 ml, 1,875 ml, 2,0 ml, 2,125 ml dan 2,25 ml , sehingga didapatkan kadar seri larutan uji sebesar 350 µgml, 375 µgml , 400 µgml, 425 µgml, 450 µgml.

6. Penentuan Operating Time OT dan panjang gelombang maksimum uji

aktivitas antioksidan a. Penentuan Operating Time OT Penentuan OT dilakukan untuk melihat waktu yang diperlukan oleh larutin uji dengan DPPH untuk berekasi secara sempurna. Pada penentuan OT ini untuk larutan pembanding dilakukan pada konsentrasi 15 µgml, 20 µgml , dan 25 µgml. Dilakukan pengukuran absorbansi dari menit ke 5 sampai menit ke 60, pembacaan absorbansi dilakukan setiap 5 menit. OT ditandai dengan penurunan absorbansi yang relatif lebih stabil. Dilakukan juga untuk larutan uji sebesar 350 µgml, 400 µgml dan 450 µgml. Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali. b. Pengukuran panjang gelombang maksimum Pengukuran panjang gelombang maksimum dilakukan pada konsentrasi DPPH sebesar 0,02 mM, 0,04 mM dan 0,08 mM. Dilakukan scanning pada panjang gelombang 400-600 nm, kemudian penentuan panjang gelombang maksimum didapatkan dari hasil ketiga rata-rata pengukuran DPPH dengan tiga konsentrasi yang berbeda.

7. Uji pendahuluan dan estimasi aktivitas antioksidan pada larutan uji dan

pembanding a. Uji pendahuluan Disiapkan 3 buah tabung reaksi. Pada tabung pertama diisi dengan menggunakan 1 ml metanol p.a. dan 1 ml larutan DPPH 0,4 mM, tabung kedua dengan 1ml larutan uji rutin sebesar 20 µgml dan 1 ml larutan DPPH 0,4 mM, tabung ketiga dengan 1 ml larutan uji sebesar 400 µgml dan 1 ml larutan DPPH , setelah itu diamkan selama 30 detik dan amati perubahan warna yang terjadi. b. Estimasi pengukuran aktivitas antioksidan larutan pembanding Estimasi pengukuran aktivitas antioksidan dari senyawa pembanding yaitu rutin dilakukan pada seri larutan baku 15 µgml, 17,5 µgml, 20 µgml, 22,5µgml dan 25 µgml. Setelah itu, direkasikan dengan larutan DPPH 0,4 mM dan diamkan selama OT, yaitu 30 menit dan pengukuran dilakukan pada panjang gelombang maksimum, yaitu 515,5 nm. Pengukuran dilakukan dengan replikasi sebayak 3 kali. c. Estimasi pengukuran aktivitas antioksidan larutan uji Estimasi pengukuran aktivitas antioksidan dilakukan pada seri larutan baku sampel 350 µgml, 375 µgml, 400 µgml, 425 µgml dan 450 µgml. Setelah itu direaksikan dengan larutan DPPH 0,4 mM dan diamkan selama OT, yaitu 30 menit dan pengukuran dilakkukan pada panjang gelombang maksimum yaitu 515,5 nm. Pengukuran dilakukan dengan replikasi sebanyak 3 kali.

F. Analisis Hasil

Analsis hasil untuk pengukuran aktivitas antioksidan yang dinyatakan sebagai IC dapat dilakukan dengan rumus : Absorbansi DPPH – Absorbansi sampel x 100 Absorbansi DPPH Kemudian dari data itu dianalisis dan dihitung nilai IC 50 yang didapatkan dari persamaan regresi linear. Persamaan regresi linear diperoleh dengan memplotkan antara sumbu X sebagai konsentrasi larutan ujipembanding dan sumbu y adalah nilai IC dan kemudian dibandingkan terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai IC 50 dari sampel dan pembanding. Penetapan kandungan senyawa fenolik total yang dinyatakan sebagai mg ekivalen asam galat per gram fraksi etil asetat diperoleh dengan memasukkan absorbansi dari larutan uji ke dalam persamaan regresi linear dari kurva baku asam galat. 36

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN

A. Determinasi Tanaman

Pada percobaan kali ini, peneliti menggunakan sumber acuan yang sesuai dan kemudian dicocokkan dan hasilnya menunjukkan bahwa tanaman yang dimaksud adalah selada air Nasturtium officinale R. Br yang digunakan pada penelitian ini.

B. Pengumpulan Bahan

Pengumpulan bahan dilakukan di Kaliurang, Yogyakarta. Pemanenan dilakukan pada pagi hari sebelum matahari terbit dan kemudian sesegera mungkin dibawa ke laboratorium untuk dicuci dan segera dilakukan pengeringan. Pada penelitian ini sampel tanaman herba selada air diperoleh dari pemasok sayuran segar di Yogyakarta yaitu Depo Sayur Segar yang berada di Jalan Monjali. Sampel segar yang diperoleh dipanen pada pagi hari sebelum matahari terbit, tujuannya adalah supaya tidak terjadinya peristiwa browning. Peristiwa Browning ini dapat terjadi karena proses adaptif dari tanaman karena adanya luka atau karena proses penuaan. Peristiwa browning dapat disebabkan karena adaanya pengaruh enzimatik dalam tanaman itu sendiri, yaitu senyawa fenolik yang terdapat dalam tanaman oleh pengaruh enzim polifenol oksidase dengan bantuan oksigen akan mengubah gugus monofenol menjadi gugus O- hidroksi fenol yang selanjutnya diubah lagi menjadi O-kuinon, gugus inilah yang akan memberikan warna coklat Thipyapong, Stout, and Attajarusit, 2007.

Dokumen yang terkait

Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode Deoksiribosa dan penetapan kandungan fenolik total pada fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun jambu mete (Anacardium occidentale L.).

3 9 129

Penetapan kadar fenolik total dan uji aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak etanol daun adas (foeniculum vulgare mill.) menggunakan metode dpph.

0 5 88

Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun dadap serep (Erythrina subumbrans (Hassk.) Merr.).

3 19 115

Penetapan kadar fenolik total dan uji aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak etanol daun adas (foeniculum vulgare mill.) menggunakan metode dpph

1 1 86

Penetapan kandungan fenolik total dan uji aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak metanol daun dudu

0 0 54

Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal 1,1 Difenil 2 Pikrilhidrazil (DPPH) dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanol daun trengguli

1 2 112

Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal 1,1-Defenil-2PikrilHidrazil (DPPH) dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun selasih (Ocimum sanctum L.) - USD Repository

0 2 130

Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH) dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanolik herba seledri (Apium graveolens L.) - USD Repository

0 0 106

Penetapan kandungan senyawa fenolik total dan uji aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak etanolik herba selada air (nasturtium officinale r.br.) dengan menggunakan metode DPPH - USD Repository

0 7 120

Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun dadap serep (Erythrina subumbrans (Hassk.) Merr.) - USD Repository

0 0 113