dari hasil itu didapatkan berat ekstrak etanolik kental sebesar 30,8629 g dengan rendemen sebesar 20,425 dihitung dari serbuk kering yang diperoleh.
3. Fraksinasi
Setelah didapatkan ekstrak etanolik yang kental, dilanjutkan dengan fraksinasi adapun tujuan dilkukannya fraksinasi adalah untuk mendapatkan
komponen senyawa spesifik yang akan dicari. Pada penelitian ini senyawa yang dicari adalah senyawa fenolik yang terkandung dalam sel tanaman. Pelarut etanol
yang digunakan dalam proses maserasi selain melarutkan senyawa fenolik tetapi selain itu juga dapat melarutkan senyawa organik lainnya yang tidak dikehendaki
seperti lipid, klorofil dan senyawa organik lainnya, oleh karena itu untuk mendapatkan senyawa fenolik yang dituju perlu dilakukan fraksinasi.
Proses fraksinasi pada penelitian ini dilakukan dengan melarutkan sampel dari hasil ekstraksi yang menghasilkan ekstrak kental etanolik dengan
menggunakan 300 ml air hangat dengan tujuan untuk melarutkan ekstrak etanolik yang sudah didapatkan supaya dapat dilakukan ekstraksi cair-cair. Pada ekstraksi
cair-cair pada prinsipnya menggunakan dua macam pelarut yang berbeda yang nantinya akan digojog sehingga diharapkan senyawa yang dituju dapat terambil
pada salah satu pelarut yang digunakan selama proses fraksinasi. Setelah dilarutkan dengan air hangat, kemudian dilakukan fraksinasi
dengan menggunakan pelarut wasbensin yang bersifat non polar. Tujuan dilakukan partisi dengan wasbensin adalah untuk menghilangkan senyawa non
polar seperti klorofil lipid, asam organik , karotenoid yang secara alami terdapat
dalam sel tanaman Dai, et al, 2010. Selanjutnya campuran antara air dan wasbensin tersebut digojog dengan menggunakan corong pisah dengan tujuan
supaya senyawa nonpolar dapat tertarik dari ke dalam fase wasbensin. Fraksi wasbensin berada di atas air hal tersebut disebabkan karena adanya perbedaan
dari berat jenis antara kedua pelarut yang digunakan dalam fraksinasi itu. Adapun berat jenis untuk air 0,996 sedangkan berat jenis untuk wasbnesin adalah 0,730
Anonim,1995. Fraksi air yang didapatkan kemudian digunakan kembali untuk dilakukan fraksinasi lagi dengan menggunakan etil asetat sedangkan fase
wasbenin dibuang. Proses
fraksinasi pada penelitian dilakukan dengan 3 kali pemisahan yaitu masing-masing 100 ml untuk setiap kali melakukan fraksinasi, hal ini
bertujuan supaya didapatkan hasil fraksinasi yang optimal karena menurut hukum Nerst koefisen distribusi KD merupakan perbandingan antara zat terlarut
di dalam kedua pelarut yang tidak saling campur yang nantinya akan berpindah karena terjadi kejenuhan dan berdistribusi ke salah satu pelarut karena perbedaan
kepolarannya, sehingga untuk mendapatkan hasil yang baik diperlukan beberapa kali proses fraksinasi.
Setelah didapatkan fraksi air selanjutnya dilakukan fraksinasi lagi dengan, menggunakan etil asetat, digunakan etil asetat karena penggunaan etil
asetat dapat adalm proses fraksinasi akan mengakibatkan senyawa –senyawa
aktif yang terdapat dalam sel tanaman dapat berpindah dari fase air menuju ke faseetil asetat, senyawa aktif yang dapat larut ke dalam fase etil asetat yang
memiliki sifat semi-polar. Salah satu senyawa fenolik yang dapat tertarik masuk ke dalam fraksi etil asetat adalah flavonoid.
Fraksinasi dengan menggunakan fraksi etil asetat juga untuk memisahkan bentuk glikon terikat dengan gula dan aglikonnya bentuk tidak terikat dengan
gula, sedangkan senyawa lain yang masuk ke dalam fraksi air adalah senyawa fenolik yang bersifat polar dan dalam bentuk aglikon. Pada penelitian ini yang
diambil adalah fraksi dari etil asetat, dalam corong pisah fraksi etil asetat akan berada di bagian bawah sedangkan fraksi air akan berada di bagian atas hal ini
disebabkan karena perbedaan dari berat jenis. Berat jenis untuk air adalah 0,996 sedangkan berat jenis untuk etil asetat adalah 0,898 Anonim, 1995.
Setelah dilakukan pemisahan dengan menggunakan corong pisah didapatkan fraksi etil asetat ekstrak etanolik herba selada air kemudian dipekatkan
dengan menggunakan vaccum rotary evaporator, setelah didapatkan ekstrak kental fraksi etil asetat ekstrak etanolik setelah bobot tetap adalah 1,3043 g,
kemudian ekstrak kental disimpan di dalam desikator dengan ditutup aluminium foil dengan tujuan supaya terhindar dari cahaya matahari secara langsung yang
dikhawatirkan dapat merusak senyawa fenolik yang berpotensi sebagai antioksidan sehingga mempengaruhi hasil dalam penelitian.
D. Hasil Uji Pendahuluan