10. Pembuatan Produk Masal
Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang telah diuji coba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi masal.
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah 3 anak Diskalkulia kelas IV di SD N Mertelu tahun ajaran 20162017. Peneliti memilih anak tersebut berdasarkan hasil
diskusi dan rekomendasi dari wali kelas. Peneliti juga memberikan beberapa pertimbangan terkait pemilihan subjek berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan pada saat pembelajaran Matematika berlangsung di kelas. 3.2.2
Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah alat peraga Matematika berupa papan pembagian tanpa sisa 1-30 yang terbuat dari kayu. Peneliti merancang alat peraga tersebut
berdasarkan analisis kebutuhan yang telah dilakukan pada anak Diskalkulia di kelas IV. Alat peraga ini dirancang untuk membantu anak dalam memahami
konsep pembagian. Alat peraga ini juga dapat melatih anak dalam menghitung jumlah benda sesuai dengan bilangan yang sudah ditentukan. Alat peraga ini
terdiri dari papan pembagian, kartu kartu soal kartu bilangan, tabung kecil Tab, dan kotak penyimpanan.
3.2.3 Lokasi Penelitian
Penelitian dan pengembangan ini dilakukan di SD Negeri Mertelu yang merupakan salah satu SD Inklusi di Kecamatan Gedangsari, Gunung Kidul.
Sekolah Dasar ini terletak di daerah Piji, Mertelu, Gedangsari, Gunung Kidul, Yogyakarta. Peneliti memilih sekolah tersebut atas dasar informasi yang
diperoleh dari kepala sekolah bahwa di SD N Mertelu terdapat anak Diskalkulia.
3.2.4 Waktu Penelitian
Penelitian dan pengembangan ini dilakukan selama 9 bulan dari bulan september 2016 sampai Mei 2017. Penelitian ini dimulai dari mencari potensi
dan masalah dan diakhiri dengan revisi produk akhir.
3.3 Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini mengadaptasi langkah-langkah Research and Development RD menurut Sugiyono 2015:
409. Terdapat 10 langkah dalam penelitian ini antara lain: 1 potensi dan masalah, 2 pengumpulan data, 3 desain produk, 4 validasi desain, 5 revisi
desain, 6 uji coba produk, 7 revisi produk, 8 uji coba pemakaian, 9 revisi
produk, dan 10 produksi masal. Berdasarkan penjelasan langkah-langkah
penelitian dan pengembangan pada di atas, peneliti hanya membatasi pada 7 langkah saja, karena untuk sampai pada langkah kesepuluh diperlukan keahlian
khusus dalam bidangnya. Ketujuh langkah tersebut yaitu 1 potensi dan masalah, 2 pengumpulan data, 3 desain produk, 4 validasi desain, 5 revisi
desain, 6 uji coba produk, dan 7 revisi produk. Ketujuh langkah tersebut
disajikan dalam bagan 3.2.
Bagan 3.2 Prosedur Pengembangan Alat Peraga Papan Pembagian 1-30
LANGKAH KEENAM Uji Coba Produk
Uji coba terbatas dilakukan pada anak berkesulitan belajar Matematika Diskalkulia kelas IV di SD N Mertelu LANGKAH KETUJUH
Revisi Produk Akhir Produk Akhir Prototipe Alat Peraga Papan Pembagian Tanpa Sisa 1-30
LANGKAH KELIMA Revisi Desain
Ahli Matematika Ahli Psikolog
Anak Revisi Desain
Pembuatan Alat Peraga dan Album Alat Peraga
Validasi Produk Guru Kelas IV
Kepala Sekolah LANGKAH KEEMPAT
Validasi Desain Validasi Desain
Ahli Matematika Ahli Psikolog Anak
LANGKAH KETIGA Desain Produk
Desain Alat Peraga Data Analisis Kebutuhan
Desain Album Alat Peraga LANGKAH KEDUA
Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan
Observasi Wawancara
Siswa Guru Kelas
LANGKAH PERTAMA Potensi dan Masalah
Potensi dan Masalah Wawancara Kepala Sekolah
Wawancara Guru Kelas
Langkah-langkah dalam bagan 3.2 akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut ini:
3.3.1 Potensi dan Masalah
Potensi dan masalah dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara. Jenis wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara tidak terstruktur atau
terbuka dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Peneliti menggunakan
teknik pengumpulan data tersebut dikarenakan peneliti belum mengetahui secara pasti data yang akan diperoleh. Pertanyaan yang diajukan dalam wawancara
terbuka mempunyai cakupan yang lebih luas dan berkembang. Peneliti terlebih dahulu mengajukan pertanyaan mengenai anak Diskalkulia di SD N Mertelu
kepada kepala sekolah. Dari informasi kepala sekolah, peneliti kemudian melakukan wawancara kepada guru kelas untuk memperoleh informasi yang lebih
dalam lagi mengenai anak Diskalkulia di kelas IV. Potensi yang akan ditemukan peneliti adalah mengembangkan alat peraga Matematika untuk anak Diskalkulia,
sedangkan masalah yang akan digali oleh peneliti adalah bagaimana cara menangani anak Diskalkulia tersebut dengan menggunakan alat peraga
Matematika yang akan dikembangkan. 3.3.2
Pengumpulan Data
Langkah kedua dalam penelitian ini adalah pengumpulan data. Pada langkah ini peneliti melakukan analisis kebutuhan melalui observasi pembelajaran
Matematika pada anak Diskalkulia, wawancara guru kelas IV, dan wawancara anak. Analisis kebutuhan dilakukan guna untuk mencari informasi lebih dalam
mengenai masalah yang dihadapi anak terkait dengan mata pelajaran Matematika serta cara mengatasinya. Dari segi porses pelaksanaannya, peneliti menggunakan
jenis observasi nonpartisipan. Peneliti memilih observasi nonpartisipan dikarenakan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen saja.
Selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan, peneliti menggunakan jenis observasi tidak terstruktur. Dalam observasi ini, peneliti tidak menyiapkan
instrumen apapun terhadap objek yang akan diamati karena peneliti tidak mengetahui secara pasti tentang apa yang akan terjadi pada anak berkebutuhan
khusus yang diamati. Peneliti hanya mencatat, menganalisa, dan menyimpulkan apa yang dilihat ketika observasi. Melalui observasi, peneliti dapat mengetahui
karakteristik anak Diskalkulia secara detail. Pada langkah pertama dan kedua, peneliti menggunakan jenis wawancara
yang sama yaitu wawancara tidak terstruktur terbuka. Namun pada langkah kedua ini wawancara terbuka dilakukan kepada guru kelas IV dan anak
Diskalkulia. Selain itu, wawancara pada langkah kedua ini dilakukan lebih mendalam untuk menggali tentang ketersediaan serta penggunaan alat peraga
Matematika dan mengetahui permasalahan belajar Matematika yang dialami anak Diskalkulia. Sehingga peneliti dapat menganalisis alat peraga Matematika yang
diperlukan serta sesuai dengan karakteristik anak Diskalkulia berdasarkan data analisis kebutuhan yang didapatkan di lapangan.
3.3.3 Desain Produk
Desain produk dapat dibuat setelah peneliti memperoleh data analisis kebutuhan dari subjek yang diteliti. Desain produk yang akan dikembangkan
berupa desain papan pembagian tanpa sisa 1-30 serta desain album alat peraga tersebut.
Desain produk
dibuat menggunakan
kertas karton
dengan menggambarkan alat peraga secara rinci. Sedangkan desain album alat peraga
tersebut dibuat menggunakan komputer. Album alat peraga tersebut berisi tentang pengenalan bagian-bagian alat peraga serta cara penggunaannya.
3.3.4 Validasi Desain
Desain alat peraga Matematika yang dikembangkan kemudian diuji terlebih dahulu oleh ahli di bidangnya. Para ahli yang melakukan validasi desain adalah
ahli Matematika dan ahli Psikologi anak .
Para ahli memberikan penilaian berupa komentar dan saran secara lisan terhadap desain produk yang telah
dipresentasikan peneliti.
3.3.5 Revisi Desain
Setelah desain produk divalidasi dengan para ahli, maka akan diketahui kekurangannya. Kekurangan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan
cara memperbaiki desain produk. Revisi desain dilakukan peneliti dengan mempertimbangkan komentar dan saran para ahli mengenai kekurangan dari
desain produk yang telah dirancang. Desain produk yang sudah diperbaiki kemudian diwujudkan menjadi produk nyata. Alat peraga papan pembagian tanpa
sisa 1-30 beserta albumnya selanjutnya divalidasi oleh para ahli. Validasi produk pada langkah ini peneliti memilih 4 validator yaitu dosen Matematika, dosen
Psikologi anak, guru kelas IV, dan kepala sekolah. Berbeda dengan validasi desain, validasi produk menggunakan instrumen penilaian untuk menilai
kelayakan alat peraga yang telah dikembangkan. Selain itu, validator memberikan
komentar dan saran secara tertulis bukan secara lisan. 3.3.5
Uji Coba Produk
Produk yang sudah divalidasi kemudian diuji coba secara terbatas kepada 3 anak Diskalkulia di kelas IV. Uji coba terbatas ini dilakukan untuk mengetahui
keefektifan dan keefisienan produk dalam mengatasi masalah. Pada langkah ini, peneliti dapat melihat secara nyata proses pemakaian produk yang telah
dikembangkan pada anak Diskalkulia. Peneliti dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan produk ketika digunakan di lapangan.
3.3.6 Revisi Produk
Setelah melakukan validasi produk dan uji coba produk, maka peneliti dapat melakukan
revisi produk
akhir berupa
prototipe. Peneliti
dapat mempertimbangkan masukan dan saran dari ahli dengan kenyataan di lapangan
ketika uji coba produk. Revisi produk akhir pada langkah ini menghasilkan prototipe alat peraga Matematika berupa papan pembagian tanpa sisa 1-30 untuk
anak Diskalkulia.
3.4 Teknik Pengumpulan Data